CHAPTER 12

2K 262 63
                                    

Soonyoung melirik jam dinding di kelas untuk kesekian kalinya. Saat ini ia sedang berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum bel pelajaran mulai.

"Fiuuuh, akhirnya selesai juga." Soonyoung menyandarkan punggungnya di kursi. "Mungkin kalau sahabat di sebelahku mau membantu, aku sudah selesai dari tadi." Soonyoung melirik tajam ke arah Jihoon.

"Salah sendiri, namanya pekerjaan rumah ya harusnya diselesaikan dirumah," timpal Jihoon dengan ekspresi datar.

Soonyoung baru akan membalas kata-kata Jihoon saat obrolan teman sekelas yang duduk di depannya menyita perhatiannya.

"Hei kau tahu tidak anak laki-laki omega dari kelas IX-F? Aku dengar dia pindah sekolah!" kata anak laki-laki beta berbadan tambun itu kepada teman sebangkunya.

"Benarkah? Baguslah, daripada dia mengotori pemandangan. Bayangkan saja saat dia lewat, kau merasakan ada feromon omega tapi ternyata yang lewat adalah laki-laki!" Anak laki-laki yang diajak bicara itu bergidik.

"Benar! Kata ayahku mereka itu adalah makhluk yag terkutuk hasil dari kesalahan nenek moyang kita di masa lampau. Mereka cuma berguna untuk memenuhi kebutuhan seksual dan melahirkan keturunan saat dulu omega perempuan jumlahnya langka. Kalau tidak terpaksa, memangnya siapa yang mau punya pasangan seorang omega laki-laki? Menjijikan!"

"Kelakuan kalian itu yang menjijikan!" Soonyoung tidak dapat menahan emosi mendengar obrolan teman sekelasnya tentang omega laki-laki.

"Hei apa-apaan kau, kenapa tiba-tiba marah-marah dan menyela obrolan orang lain?" kata anak laki-laki bertubuh tambun.

"Kalian kira kalian sudah lebih baik dari orang lain yang kalian cela? Memangnya kenapa dengan omega laki-laki? Mereka juga manusia sama seperti yang lainnya!" Soonyoung menaikkan suaranya karena terbawa emosi.

"Hahaha mereka hidup saja sudah salah! Lagipula kenapa kau terlihat emosi? Jangan-jangan kau punya pacar seorang omega laki-laki ya?" anak bertubuh kurus tinggi di sebelahnya mencecar tidak mau kalah.

Jihoon mencengkeram pergelangan tangan Soonyoung dengan erat saat melihat sahabatnya itu hendak berdiri dan memberi pelajaran pada teman sekelasya. "Tenangkan dirimu, Soonyoung. Tidak ada gunanya meladeni mereka. Nanti identitas kita malah ketahuan!" bisik Jihoon.

Soonyoung hanya bisa menggertakkan giginya saat bel tanda pelajaran dimulai dan guru mereka masuk ke dalam kelas.

•••

"—young, hei Soonyoung!"

Wonwoo memanggil Soonyoung untuk kesekian kalinya. Saat mereka berangkat dari istana untuk mengikuti ujian semester hari ini, Soonyoung terlihat tidak bersemangat dan tidak banyak polah seperti biasanya. Sekarang saat mereka sudah setengah perjalanan, ia bisa merasakan Soonyoung merasa cemas dan gelisah.

"Hm?" Soonyoung yang menumpukan kepalanya di kedua telapak tangan akhirnya sadar dari lamunannya lalu mendongak.

"Kau kenapa? Hari ini kita hanya ujian semester, bukan ujian skripsi jadi tidak perlu berlebihan begitu. Apa kau tidak belajar?"

"Ini lebih menegangkan dan menakutkan daripada yang aku kira," jawab Soonyoung masih dengan kepala tertunduk.

"Apa ujian seseram itu sampai wajahmu memucat?" goda Wonwoo.

Soonyoung menggeleng pelan. "Walaupun saat ini identitasku sebagai omega sudah diketahui penduduk Korea, tapi hari ini aku akan berhadapan langsung dengan orang-orang yang mengenalku sebelum jadi Putri Mahkota. Aku tidak bisa membayangkan reaksi mereka yang sebelumnya mengenalku sebagai seorang beta, ditambah lagi aku menikahi seorang Putra Mahkota pula. Aku merasa seperti seorang penipu." Soonyoung memeluk tas di pangkuannya lebih erat.

Perhaps LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang