Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan memecah keheningan di dalam Perpustakaan Istana Utama. Keempat orang itu menoleh. Mendapati Putra Mahkota sedang berdiri menyandar pada pintu masuk ruang baca yang mereka gunakan. Membuat Kasim Seo dan kedua dayang Soonyoung segera memberi hormat.
“Wonwoo! Kau baru kembali?”
Wonwoo mengangguk. “Apa kau udah selesai?”
“Sebenarnya sudah selesai sepuluh menit yang lalu. Kami hanya berdiskusi tentang beberapa hal yang aku belum mengerti, bukan begitu Kasim Seo?”
“Benar, Yang Mulia.”
“Ayo pulang, sebentar lagi jam makan malam.”
Soonyoung mengangguk dengan antusias dan segera beranjak dari tempat duduknya. Kedua orang itu berjalan pulang ke kediaman mereka. Kasim Seo dan kedua dayang Soonyoung dengan sengaja tidak mengikuti pasangan suami-istri itu untuk memberi privasi.
“Barusan aku melihat video konferensi pers yang kau lakukan.” Soonyoung memulai obrolan.
“Lalu?”
“Aku cukup senang mendengar kalau anak itu akan didampingi dan dibantu setelah nanti dia menjalani masa hukuman. Warga Yongsan yang terkena penggusuran juga akan mendapat ganti rugi secara layak. Lalu yang terpenting, pelaksanaan proyek pemerintah akan lebih diawasi agar masyarakat tidak dirugikan.” Pemuda yang lebih pendek itu menoleh ke lelaki disebelahnya. “Semoga saja semua itu bukan sekadar janji kosong belaka.”
Wonwoo tersenyum simpul. “Setelah viral di internet dan media massa, akan kacau jika itu hanya sekadar janji. Kali ini akan lebih banyak pihak yang mengawasi agar semuanya bisa dilaksanakan lebih baik.”
“Syukurlah. Kita tinggal menunggu reaksi masyarakat setelah ini, semoga banyak yang positif.” Ujung bibir Soonyoung ikut tertarik ke atas.
“Pro-kontra akan selalu ada, nantinya kau akan terbiasa. Jangan terlalu dipikirkan, bisa-bisa nanti tubuhmu semakin menyusut.”
“Biar saja, pipiku menyusut jadi sekarang aku terlihat lebih dewasa, kan?” Pemuda itu menangkup pipinya dengan kedua tangan. “Dulu sebelum masuk istana, aku harus susah payah diet untuk menurunkan berat badan. Masuk istana ternyata adalah tips diet yang sangat ampuh.”
“Jangan berpikir untuk menurunkan beberapa kilogram lagi. Tubuhmu yang sekarang saja rasanya bisa aku angkat dengan satu tangan.”
Soonyoung mendengus. “Jangan bercanda. Tinggi badan kita tidak berbeda jauh, kau hanya berotot dan sedikit lebih besar saja. Pinggangmu bahkan seramping pinggangku!”
“Mau bukti?”
Dahi Soonyoung mengernyit. Ekspresinya bertambah bingung saat Wonwoo menggandengnya ke sudut taman di kompleks kediaman mereka. “Apa yang akan kau lakukan?”
“Lompat ke gendonganku seperti koala.”
“Kenapa aku harus melakukannya?”
“Kenapa tidak? Kau dulu biasa saja melakukannya di depan umum dengan temanmu.”
“Ah itu, dulu aku memang biasa bersikap seperti itu dengan sahabatku.” Pria yang lebih kecil itu menggaruk tengkuk sambil tersenyum malu.
Sebelah sudut bibir Wonwoo tertarik ke atas. “Kalau kau bisa bertahan selama satu menit dengan gangguanku, latihan materi Kumpulan Syair dan Pujian akan aku minta untuk ditiadakan.”
“Benarkah?” Mata Soonyoung melebar. Seketika antusias karena salah satu materi latihan yang tidak disukainya akan ditiadakan untuk besok.
“Tentu saja. Setelah naik ke gendonganku, segera atur timer di ponselmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhaps Love
FanfictionSoonyoung, seorang omega laki-laki yang menyembunyikan identitas dengan impian menjadi seorang penari dan koreografer profesional. Suatu hari dia mendengar kabar yang mengejutkan dari orang tua dan pihak Kerajaan kalau ternyata kakeknya dan almarhu...