"Tumben banget kamu mau makan di sini?" Sejujurnya, Jumat malam seperti sekarang, aku lebih memilih tidur di kost sambil nonton. Tapi Sam menjemput dan ajakin aku pergi ke sebuah resto burger, yang mana menuju kesananya macet banget, dan saat kami tiba, RAME nya parah. Isinya millenials, sibuk selfie sana sini karena lokasi Bro Burger memang instagramable.
"I'm not," Sam menjawab, mengarahkan badanku melintasi gerombolan anak-anak muda yang wefie. Kami berjalan ke area belakang resto yang sedikit lebih sepi, ber-AC, dan hanya diisi beberapa meja besar.
Salah satunya diisi oleh Ken.
Dan Tyas."It's Ken's idea. Double date!", jawab Sam sambil melambaikan tangan pada Ken, yang sedang mengunyah burger besar di tangannya.
Gak bisa dipungkiri, aku dan Tyas gak terlihat excited saat saling menyapa. Justru Ken dan Sam yang kelihatan akrab.
"Cheeseburger, extra mustard sama thai tea buat Somad. Beefburger dan coke buat Ken. French fries for all. Enjoy!", Ken rupanya sudah beli makanan duluan. Semua sudah tersaji rapi di atas meja."Tyas gak makan?" Sam bertanya, karena Tyas sibuk mengutak-atik ponselnya.
"Dia lagi diet," jawab Ken dengan mulut penuh. Aku nyaris menyentil hidungnya, kebiasaan kalau salah satu dari kami being disgusting, tapi akhir-akhir ini Sam makin sensi soal Ken, dan untungnya belum. Bisa ngambek lagi gantengku satu ini.
Sam bisa kelihatan santai dan menikmati kalau lagi ngobrol bareng Ken. Tapi saat berduaan aku, mendadak dia suka overthinking yang berujung bad mood dan jealous melulu. Mungkin karena dia gak punya sahabat cewek, semua interaksi sama perempuan yaaa sebatas teman atau pacar doang.
"Gue diet dan mencoba hidup bebas masalah, termasuk detoks sosmed dan toxic people, kaya seminggu dua kali. Gue stress banget gara-gara nikahan besok...", Tyas mendesah dramatis.
Aku kalau stress kelihatan seperti rakun gendut yang menyedihkan: gak bisa tidur dengan mata panda, makan mulu sampai mesti ganti ukuran celana dan berwajah muram terus.
Tyas lagi stress (dan diet) jadi makin mirip Nadya Hutagalung. Ga adil banget hidup, ya Tuhan."Detoks sosmed dan toxic people," ulangku sambil mengangguk-angguk. Tyas menatapku tajam. Tentu dia tahu banget maksudku apa: detoks sugar daddy RZ juga gak?
"By the way, congratulations. Gue denger kalian mau nikah juga. So sorry gak bisa datang lamaran...", Tyas mengalihkan pembicaraan, namun tidak dengan pandangannya dariku.
"No worries. Cuma orang-orang deket aja kok, yang datang," jawabku.
"I see...", ia mengangguk.
"Makan, Mad," Ken melambaikan burger padaku, kayaknya berusaha menghentikan basa-basi kami yang dingin. Ia merobek bungkusnya, membuka burger dan memisahkan bawang-bawang serta acar keluar roti, dan makan . Just like he did for years. Aku melirik Sam yang kelihatan bingung.
"There you go," Ken mendorong piring ke hadapanku.
Sam mengangkat alisnya.
"Madda gak suka bawang dan acar dalam burger, gue yang harus selalu pisahin trus gue makan," Ken menjelaskan pada Tyas dan Sam, super innocent."Oh really?" Sam berkomentar, melirikku, yang langsung sok sibuk sendiri.
"Really! Awalnya waktu tangannya dia digips dan gak bisa misah-misahin makanan, lama-lama setiap kita makan burger harus gue duluan yang keluarin. Manja!" Malah Ken yang jawab. Sial.
"Good to know, since I'm marrying you soon," Sam berkata padaku pelan.
Waduh."Jadi abis makan kemana nih? Double-date?" Aku buru-buru mengalihkan pembicaraan.
"Iya. Jadi aku sama Sam kemaren chat trus kepikiran kalau Tyas lagi stress soal nikahan, dan kamu juga lagi mikirin tawaran kantor yang buat dinas luar negeri itu... Kita berempat kan akan jadi kayak keluarga nih. Would be nice if we chill out, makan burger, nonton, main bowling, saling mendekatkan diri..." Ken menjawab.
OH NO.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
RomanceFriendzoned kelamaan oleh tetangga masa kecilnya, Ken, sejak mulai remaja sampai jadi pekerja, akhirnya Madda memutuskan untuk move on dan punya pacar betulan. Gebetan terbaru Madda, seperti yang banyak orang impikan: koki yang ganteng, baik, dan ro...