Super-Early-Date-That-Ends-Ultra-Late

13.9K 1.8K 198
                                    

Aku hampir selalu bangun super-siang di hari Sabtu. Seringnya sih aku makan siang dulu dengan super rakus di warung nasi dekat kostan, lalu jalan ke rumah orangtuaku. Lalu aku kembali ke kostan di Minggu sore, diantar Ken kalau dia juga lagi nginep di rumah orangtuanya, atau langsung ngantor di Senin pagi.

Sabtu kali ini, aku bangun super pagi untuk ukuran weekend. Jam 4.30 pagi! Sebuah prestasiiiii...! Prestasi yang cuma bisa dimotivasi oleh orang kece bernama Sam.

"Oke, jadi aku mau jemput kamu pagi-pagi sekitar jam 4.30an karena kita harus ngecek wedding venue dulu trus baru bisa jalan normal. Gimana?" Suara Sam yang terdengar diseret mirip para penyanyi reggae dengan sisa logat asing, menelponku semalam.

Well. Tbh, setelah makan siang kemarin, aku beneran gak kenapa-kenapa deh mau diajakin ngecek katering dulu, bayar listrik dulu kek, atau ke pasar sekalian.
Karena...being with him is SO.MUCH.FUN.

Jadi kemarin, saat Sam ajakin makan siang, dia gak ajak aku makan di resto normal pada umumnya. No, no. Dia ngajakin aku makan di dapur Cuocco Pazzo, sebuah resto Italia hits di Kuningan, yang aslinya sih baru buka jam 7 malam. Tapi! Si chef-nya, Dreo, kebetulan adalah teman sekolah Sam dan dia mau minta pendapat untuk beberapa menu. Jadilah kami makan di tempat kece yang super sepi, dengan special course langsung dibikin chef-nya. For free. EPIK BANGET GAK.

Dan selain enak dipandang, Sam juga ternyata seru buat diajakin ngobrol. Dia cerita tentang bisnisnya saat ini (bikin katering untuk kawinan dan pre-school, juga sedang merambah apps terkait katering), keluarganya, kelakuannya sendiri yang diakuinya mirip kakek-kakek, sampai buku terakhir yang dibacanya. Kebawa suasana, aku juga jadi ikutan cerita tentang hal-hal seru dan membosankan dalam hidupku. Makan siang di luar bersama Sam kupikir cuma bakalan berlangsung 45 menitan--aku salah banget, karena baru balik kantor hampir 3 jam kemudian.

Maka dari itulah aku sudah siap banget saat Sam menelpon, sudah parkir di depan muka jalan rumah kost-ku (yang saking sempitnya motor pun harus antre). I am so excited.

***

"Selamaaaat pagiiiii..." Sam berdiri bersandar di mobilnya, "Madda looking as good as sunshine!"
Ia membukakan pintu mobil. Aku masuk sambil tersipu-sipu gak jelas.

"Oke jadi, karena kita mau antar aku kerja sebentar... Kamu harus pakai ini," Sam mengulurkan sehelai kemeja berbahan drill khas petugas katering. Berwarna putih dengan tulisan merah: Nyam Sam Food Co.

"Seriusan ini nama catering kamu? Untuk wedding?"

Aku gak sempat stalking semalam. Keburu capek gara-gara pulang kemalaman sama Ken dan keburu excited tidur cepat untuk ketemuan Sam pagi ini.

Sam nyengir, "Cool ya? Hey aku semalam bahkan bikin bordiran nama kamu dong..." ia menunjuk salah satu saku. Dibordir dengan warna kuning gelap ada namaku di sana, rapi dan jelas: Mad Da. Kayak nama orang Vietnam.

"Thankyou!" Aku gak bisa menahan tawa saat Sam membuka cardigannya dan menunjukkan seragam serupa, dengan namanya: Nyam Sam.

Aku gak bisa menahan senyum sepanjang jalan. Langit yang masih gelap, jalanan sepi, playlist dengan banyak lagu favoritku... It's perfect.

Gak lama kami tiba di lokasi: salah satu hotel berbintang yang sedang sibuk menyiapkan diri untuk garden party. Banyak orang memasang tiang-tiang tenda, menyusun kursi, menata bunga-bunga. Kami menunggu beberapa saat dan sebuah mobil van putih masuk.

Lalu Sam mulai kerja: set tempat penyimpanan makanan, mengatur dapur yang tersembunyi di balik dinding tanaman, koordinasi dengan tim dari hotel untuk piring dan cutleries. Saat matahari mulai muncul dan taman yang tadinya berantakan mulai terlihat lebih cantik, Sam membawa piring berisi berbagai makanan dan mengajakku duduk di salah satu pojokan taman.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang