Aku gak pernah ke beach club. Aku bahkan mesti nelpon Glo untuk tahu mesti pakai baju apa ke beach club.
"Baju renang, sunblock dan baju paling seksi yang gak bakalan bisa lo pakai di Jakarta!" adalah jawaban Glo.
Baju renang so pasti aku bawa. Liputan luarkota yang gak jelas pun aku selalu menyelipkan one-piece swimsuit favoritku karena...bisa nginep hotel yang suka ada kolamnya! Sikap yang buat banyak temanku masuk kategori norak, sih. Tapi aku suka, gimanaaa?
Nah lalu...aku gak punya baju seksi. Pakaian harianku didominasi baju untuk kerja (celana dan kemeja), serta casual outfits yang...jauh banget dari kata seksi. Yang aku packing adalah dua dress buat ketemu ortu Sam, yang ternyata gak diperlukan juga. Buat ketemu maknya pacar, kebayang lah bentuknya gimanaaaa...
Maka aku akhirnya mendatangi Mama Brie saat Sam sibuk sendiri di dapur. Nanya mesti pakai baju apa kalau mau ke beach club. Dia bengong sesaat, ngakak lamaan, dan menarikku masuk ke kamarnya.
Tapi usaha berani malu itu terbayar saat Sam literally bengong melihatku dalam mini dress linen punya Mama Brie yang dibelinya impulsif dari online shop lalu ternyata kekecilan. Jatuh di atas lutut, dengan lengan panjang, gak seksi seperti yang Glo bilang. Tapi lumayan lah. Aku terlihat girly seketika. Ditambah sendal manik-manik favorit dan tote bag liburan, Mama Brie juga menyelipkan satu topi lebar dari kanvas barusan.
"Kamu...", ia akhirnya bersuara, "...cantik."
"Aku gak tau mesti pakai apa dan Mama Brie kasih aku ini...", jawabku buru-buru.
"I am so relieved...", komentar Sam sambil menarik tanganku, "...you're already with me. Kalau aku lihat kamu di pantai kayak gini, aku bakalan jadi cowok aneh yang melongo-gak-jelas dan super creepy."
Aaaaw.
Dan masih sambil tersipu-sipu itulah kami akhirnya berangkat!
***
...ke beach club pertama dan paling kece yang pernah kukunjungi.
Aku masih amazed lihat pemandangan keren dan infinity pool, ternyata masih bisa turun pakai semacam lift (inclinator) dari puncak tebing ke pantai. Setelah menyimpan barang-barang di bawah salah satu payung dengan bean bag besar, kami lalu jalan-jalan menyusuri pantai berpasir putih hangat yang super bersih. Menggoda banget buat lepas baju trus nyemplung ke air yang super jernih. Banyak yang berenang hingga ke tengah, juga ada yang pakai kano.
"Kamu mau berenang ya?" Sam menebak. Aku sudah resah banget lihat air sampai gak ngeh lagi dia sedang ngobrolin apa. My bad. So sorry.
"Please please please?"
"Sudah sore dan aku gak mau kamu masuk angin..." ia menarikku ke pelukannya.
"Aku main di laut atau enggak, kayaknya akan tetap masuk angin sih..." aku melingkarkan tangan ke leher Sam, "Tapi mungkin gak juga, kalau udahnya kita cuddling sambil selimutan..."
Sam tergelak mendengar rayuanku dan akhirnya menyerah. Dia dari awal niatnya mungkin cuma mau jalan-jalan, duduk-duduk sepanjang sore lalu dinner di pantai. Tapi kalau sudah di pantai aku tuh gak mungkin gak main air. Jadilah dia ambil celana renang dulu di mobil sementara aku sudah pakai one piece di balik dress.
Dan ujung-ujungnya kami menghabiskan waktu sampai langit gelap di dalam air. Berenang kejar-kejaran norak, naik paddle board, terbolak balik di kano... Selama ini aku sering banget males liat pasangan main air di laut (karena jomblo), tapi sekarang paham deh serunya. Aku dan Sam duduk bareng memandangi sunset dan sesaat aku nyaris gak bisa menahan diri untuk menciumnya.
Mengenal Sam dari ibunya sepanjang pagi, rasanya seperti membenarkan semua hal yang kutahu darinya beberapa waktu terakhir. Menyenangkan, pekerja keras, jujur, baik dan ramah sama semua orang, pluuusss sayang keluarga. It feels a bit weird 'cause he's too perfect, but would be nice to have him around for a long time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
RomansaFriendzoned kelamaan oleh tetangga masa kecilnya, Ken, sejak mulai remaja sampai jadi pekerja, akhirnya Madda memutuskan untuk move on dan punya pacar betulan. Gebetan terbaru Madda, seperti yang banyak orang impikan: koki yang ganteng, baik, dan ro...