I gave you my heart long before you ask for it. That's my mistake.
***
Semua bermula 3 tahun lalu, saat liburan kelulusan sekolah. Daddy berjanji akan membiarkan Neta berlibur sendiri kemanapun yang ia mau jika berhasil mendapatkan universitas negeri ternama di Indonesia.
Untuk Neta, hal itu mudah saja mengingat nilainya selalu bagus dan kemampuan akademisnya sangat mendukung. Neta biasa digolongkan ke dalam manusia yang banyak orang ingin musnahkan dari muka bumi. Yaitu tipikal orang yang tidak perlu berlajar terlalu giat untuk mendapat nilai sempurna. Kecerdasan seperti memang sudah jadi sifat bawaan lahirnya.
Singkat cerita saat itu Neta diterima di universitas yang ia mau. Walau jurusan terpilihnya ditolak mentah-mentah sang Mami, Neta tidak peduli. Kuliah itu untuk dirinya dan ia yang menjalankan. Mengapa harus orang lain yang menentukan? Kuliah itu bukan sehari-dua hari. Hari ini masuk, besok kalau tidak nyaman bisa keluar. Kuliah itu tidak seribu-dua ribu atau beli barang yang bisa di-refund. Kuliah itu masalah pilihan dan tanggung jawab yang menjalankan. Jadi untuk Neta, tidak ada yang boleh ikut campur masalah itu.
Dari sekian banyak pilihan liburan yang daddy berikan, pilihan Neta cukup mengejutkan, yaitu Kuala Lumpur, Malaysia.
Memang tergolong luar negeri, tapi untuk keluarga Sasmaka, berkunjung ke Malaysia ibaratnya hanya seperti pergi ke Bandung atau bahkan Bogor. Ayahnya sampai harus memastikan berkali-kali, menanyakan lagi dan lagi mengenai keputusan akhir liburannya. Dan sesering apapun sang ayah bertanya, jawaban Neta tetap sama.
Tentu bukan tanpa alasan Neta ingin diberangkatkan ke Malaysia. Sebagai remaja pada umumnya, Neta suka sekali menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar laptop. Entah untuk membaca berita atau mencari video-video menarik di Youtube.
Saat itu waktu menunjukan hampir pukul 3 pagi, sehari setelah Neta mendapat informasi kelolosannya di jalur SNMPTN. Matanya sudah sayup-sayup tertutup ketika ia berhasil menyelesaikan film berjudul Jalanan, sebuah film yang berkisah tentang 3 pemusik jalanan di Jakarta. Kebiasaan Neta sebelum menutup google chrome adalah kembali lagi ke beranda Youtube untuk sekedar melihat-lihat.
Dari sekian banyak video-video berbobot di kolom rekomendasi, ada satu video yang sangat berbeda. Video itu berjudul, Fix You - Coldplay (EastCape cover).
Neta tidak begitu tertarik dengan musik. Ia hanya mendengarkan musik di waktu tertentu saja saat ia sedang benar-benar ingin mendengarkan. Namun, ia tau Coldplay, apalagi lagu Fix You. Teman-temannya banyak yang mengidolakan Chris Martin. Lagu tersebut juga sangat amat terkenal sampai seluruh umat sepertinya juga tau.
"Gakpapadeh nonton satu video lagi." Begitu gumamannya pada diri sendiri sebelum kursor laptopnya menunjuk video EastCape.
Malam itu niat Neta hanya menonton satu video itu saja. Nyatanya Neta malah tertidur pukul 8 pagi. Bagian paling mengejutkannya ada pada penyebab dia tidak tidur. Bukan karena tenggelam dalam film-film dokumenter atau biografi orang penting, keasikan membaca berita tentang isu-isu hangat, atau hal-hal berfaedah lainnya, tapi gara-gara sebuah band yang bahkan namanya masih sangat asing di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crestfallen
JugendliteraturAlhena Queeneta Sasmaka berharap untuk pertama kalinya. Lalu, ia tersakiti. Maska Nathanael Alden berharap untuk kedua kalinya. Lalu, ia menyakiti. Ceye Wiranugraha berharap untuk kesekian kalinya. Lalu, ia menyerah. Ini tentang mereka semua yang hi...