7. Tomyam Pakchu

2.4K 523 512
                                    

"Setiap dicurhatin Ceye rasanya pingin bilang, sabar aja even the most dangerous storm will pass too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap dicurhatin Ceye rasanya pingin bilang, sabar aja even the most dangerous storm will pass too. Tapi kalau suatu daerah dilanda badai sampai bebulan-bulan, apa iya penduduknya akan tetap selamat? Apa iya Ceye akan terus bertahan?"
-Neta

 Tapi kalau suatu daerah dilanda badai sampai bebulan-bulan, apa iya penduduknya akan tetap selamat? Apa iya Ceye akan terus bertahan?"-Neta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Tomyam seafoodnya dua. Satu pedes, satu enggak. Terus—"

"Aku juga mau samaan kayak Kak Neta!" Honey yang duduk di hadapan Neta menyambar.

"Oke, berarti 2 yang pedes. Si Rere mau dipesanin sekalian gak, Han?"

"Gak usah, Kak Ken mah mesannya suka ganti-ganti."

Benar sih. Jika Neta ingat lagi, setiap EastCape makan bareng di Tomyam Pakchu, menu yang Rere pesan selalu berbeda. Brian dan Aska tidak selalu, tapi hari ini mereka tidak ikut. Nah, kalau Rere memang bertekad ingin coba semua sebelum ia resmi menyandang gelar sarjana walau menu favorit di sini adalah tomyam. Beda dengan Ceye. Tomyam Seafood tidak pedas dan es teh manis. Sudah hampir 4 tahun dan pesanannya selalu sama. Dulu Caca yang selalu memesankan, sekarang entah kenapa menjadi tugas Neta.

Menyusahkan, memang.

"Ada nak tambah lagi, Kak?" Tanya salah satu pelayan yang sudah mengenal Neta setelah ia selesai mengulang lagi pesanannya.

Baik Neta dan Honey lantas menggeleng bersama. Mereka tersenyum sebagai tanda pesanannya sudah cukup.

Selain SansBro, tempat makan lain yang biasa jadi basecamp EastCape dan kawan-kawan jika ada waktu luang adalah kedai tomyam ini. Namanya Tomyam Pakchu, letaknya di belakang stasiun LRT Dato' Keramat. Yang punya udah tua banget, tapi masih jadi juru masak utama. Karena, ya, cita rasa buatan tangan beliau memang tidak ada yang mengalahkan.

Yang pertama kali menemukan tempat makan sederhana yang hanya buka sore hingga malam ini adalah Brian. Waktu itu, di tahun pertama perkuliahannya Brian diminta memcari Indomie asli Indonesia oleh salah satu senior. Untuk apa? Biasalah, satu dari sekian banyak hal yang harus dibawa saat latihan dasar kepemimpinan. Katanya, Indomie yang dijual di supermarket besar Malaysia rasanya beda karena tidak diproduksi di Indonesia.

CrestfallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang