Alhena Queeneta Sasmaka berharap untuk pertama kalinya. Lalu, ia tersakiti.
Maska Nathanael Alden berharap untuk kedua kalinya. Lalu, ia menyakiti.
Ceye Wiranugraha berharap untuk kesekian kalinya. Lalu, ia menyerah.
Ini tentang mereka semua yang hi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Never wish to be someone else, wish to be happy by your own. Because the happiest version of you is always better than anyone. -uci-
ASKA
"Gila, orang tua gue gak bosen-bosennya ke Bali. Udah pada tua, nanti encok aja kebanyakan jalan."
Itu Ceye, Ceye Wiranugraha pentolan EastCape. Gak enak kayaknya kalau memperkenalkan EastCape gak mulai dari dia. Cowok yang nama lengkapnya gak banyak yang tau itu posisinya di gitar. Tapi, Ceye bisa main semua alat musik. Gue curiga dia juga bisa main Tanjidor atau Gamelan, berbakat banget itu anak kayak emang dilahirkan dari dalam kotak musik.
Mungkin kalian bosen kalau gue ceritain sepak terjangnya Ceye di dunia percewekan, secara udah bukan rahasia lagi lah gimana Ceye ke cewek-cewek. Ya, seenggaknya sebelum ketemu Caca. Makanya daripada gue capek-capek ceritain hal yang kalian udah tau, mending gue kasih tau satu rahasia tentang Ceye.
Ceye adalah anak mami.
Iya, cowok yang badannya gede banget itu, yang gayanya super tengil itu sebenarnya adalah anak laki-laki super manja yang bisa ngambek cuma gara-gara bundanya lupa telepon pas beliau janji mau telepon Ceye. Dia juga suka uring-uringan gak jelas kalau bundanya lupa tanggal-tanggal penting buat Ceye, kayak tanggal ulang tahunnya, tanggal dia balik ke Bandung, tanggal EastCape manggung di acara penting, dan lain-lain.
Bundanya selalu dukung apapun yang Ceye suka. Jadi anak band, punya tato, pindah kampus, semua. Ayah Ceye juga sama, selalu dukung apapun yang anaknya kerjain. Enak banget, kan?
Terlepas dari imejnya yang brengsek, Itu anak aslinya baik, apalagi sama teman. Ceye juga tipikal orang yang tulus berteman, pribadinya humble, hangat, baiklah intinya walau kadang suka kepala batu. Mungkin itu kelebihan orang yang tumbuh di keluarga harmonis, jadi pribadi yang menyenangkan dan mudah disukai orang lain.
"Iya, gue tau lo lagi sibuk! Tapi, cuma ke KBRI aja masa gak bisa? Gue udah capek-capek bikin janji, bantuin lo, masa iya eksekusinya berantakan gini?! Kalau lo gak bisa atur waktu buat tugas kampus sama tugas PPI, mengundurkan diri ajalah! Bikin ribet!"
Nah yang lagi ngomel-ngomel di telepon itu siapa lagi kalau bukan Brian Dikara. Kang Yayan, kalau kata Rere. Manusia paling sibuk di antara anak EastCape lain. Urusannya tuh banyaaaaak banget. Maklum, Brian ini pernah menjabat jadi ketua PPI Malaysia. Bukan organisasi pelajar Indonesia yang ada di kampusnya doang, tapi di seluruh kampus Malaysia. Dan dia adalah salah satu ketua terbaik yang pernah ada di PPI Malaysia. Gila, gak? Dia udah dianggap sesepuh sama anak-anak PPI. Apalagi sekarang Brian juga udah mulai masuk ke PPI Dunia. emang sinting, gak ada puas-puasnya Brian kalau masalah berorganisasi.
Ibaratnya nih kalau otaknya dibedah, ada tiga setengah bagian di sana. Bagian khusus mikirin EastCape, kegiatan organisasinya, dan kampus. Yang setengah sisanya buat mikirin Yura sama Rani. Dari jaman SMP katanya udah ikut OSIS, jadi wakil ketua. Masuk SMA jadi ketua MPK dan ketua ekstrakulikuler Band. Pas kuliah? Jangan ditanya. Siapa sih yang gak kenal Brian? Pengalaman organisasi dia ada di level yang berbeda. Walau tuh anak kayak Ceye, selengengan dan suka main-main, Brian punya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Kalau dia udah naik podium buat kasih pidato, venue seketika sepi.
