17. Apartemen Neta

2.2K 421 336
                                    

((Authornya hampir pingsan liat gif di bawah))

"My burning heart like that flame, I want to give it to you, I want to stay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"My burning heart like that flame, I want to give it to you, I want to stay.
Don't hurt me."

—Chen

***

"MAS ACEL MAU KEMANAAAAA?!"

Untung Mas Acel tidak kagetan yang lebay seperti Ceye, kalau iya pasti baju-baju di tangan yang siap ia taruh dalam koper sudah berhamburan. Cowok itu hanya menoleh, menyaksikan Neta yang memasang ekspresi tersakiti.

"Neta, mas cuma mau ke Surabaya sebentar aja."

"KAPAN?! KOK NETA GAK TAU?!"

"Besok sore, dek. Daddy minta Mas ketemu teman bisnisnya karena Daddy masih ada urusan penting di Jakarta."

"Sampai kapan? Kok gak bilang? Ih! Mas Acel jahat banget," Neta bersedekap dada, menunjukan kalau dia lagi ngambek.

Axelle hanya terkekeh melihat adik kecilnya yang bertubuh jangkung tapi sifatnya masih saja seperti anak-anak. "dua hari doang, Dek. Mas juga masih harus ketemu dosen."

"Terus Neta sama siapa dong..."

Sebelum Mas Acel kembali ke Malaysia, Neta sebenarnya tinggal sendiri. Namun sekarang saat ia sudah terbiasa tidur dengan orang lain di kamar sebelahnya, rasanya agak aneh saja. Atau sebut saja sedikit menyeramkan mengingat apartemennya lebih dari cukup besar.

Bar-bar begitu, Neta juga manusia yang takut hantu.

"Ajak teman kamu nginep aja. Honey, Rani, atau dua-duanya sekalian anak EastCape." Belum ada satu menit berlalu, Mas Acel teringat sesuatu. "Gak deh jangan EastCape, ada pacar kamu."

Hehe, Aska. Pacar gue.

Kalian harus sabar dengan kenorakan Neta karena ia tidak akan bisa berhenti merasa berbunga-bunga tiap orang lain menyebut Aska sebagai Pacar Neta atau setiap Neta menyebutnya pacar gue.

"Ih, emang kenapa kalau cowok Neta?" Astaga... "Mas Acel kan tau reputasi Aska gak kayak Ceye sama Brian..."

"Ya, tetap aja."

"Mas, Neta sama Aska udah tiga mingguan loh pacaran, sering berduaan di apartemennya juga. Tapi dia cium dahi Neta aja gak pernah. Paling cuma gandengan atau peluk bentar doang." Mas Acel memasukan beberapa berkas yang Neta tidak mengerti ke koper kecilnya, tapi Neta tau dia tetap mendengarkan. "Aska tuh ya... alim banget, Neta sampe heran. Baik, manis, ganteng pula.. aduh Aska..."

Oh, tenang, ini bukan kali pertama Mas Acel mendengar deskripsi Aska dari mulut adik kesayangannya. Dan tentu saja cara Neta mendeskripsikan Aska selalu sukses membuat Axelle tersenyum geli.

CrestfallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang