"I set my expectation too high. Thus, I am disappointed too deep."
—Neta
***
2 hari.
2 fucking days.
Emosi Neta sudah di ubun-ubun siap untuk meledak. Tangannya yang menggenggam ponsel sudah siap untuk melempar benda persegi panjang itu saat ini juga karena pesannya untuk Aska masih juga tidak dibalas sejak dua hari lalu.
Setelah mengantarnya pulang, cowok itu memang tidak berkata akan menghubungi Neta. Tapi, mereka kan pacaran. Masa Neta didiamkan tanpa alasan jelas gini? Masa iya Aska hanya membalas pesan Neta yang menanyakan ia sudah sampai rumah atau belum? Lalu, hilang bak ditelan bumi.
Di hari pertama Neta berpikir, mungkin Aska sedang sibuk mengurus Rere. Atau Aska memang sedang butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya terkait perbincangan mengenai Briel tempo hari.
Namun sampai 2 hari tidak ada kabar, pikiran positif Neta sudah lenyap bersama dengan kesabarannya.
Dihubungi tidak ada respon. Bertanya ke Ceye hanya dijawab, nanti juga dikabarin. Aska lagi gak mau diganggu kayaknya.
Kalau tidak mau diganggu setidaknya berilah Neta kabar sekali. Kalau sedang butuh waktu untuk sendiri, beritau Neta. Kalau sedang sibuk beritau Neta. Agar Neta tau dan tidak perlu memutar otak untuk menebak-nebak ada apa. Jangan main hilang begini. Memangnya Neta ini hanya pajangan saja?
Juga, apa kabar dengan menjalin komunikasi guna mempertahankan suatu hubungan?
Mas Acel juga. Katanya siang ini akan pulang. Nyatanya, ia baru bisa pulang malam.
Tidak bisa.
Neta ia tidak bisa nguring di kamarnya saja seperti ini. Ia harus bertemu dengan Aska.
Ia harus membicarakan apa masalah Aska atau apa salahnya yang mungkin membuat Aska tidak memberinya kabar. Intinya, ia harus bertemu Aska sebelum masalah tidak jelas ini berlarut-larut dan kekesalan Neta semakin menjadi.
Kata Ceye, cowok itu sedang tidak mau diganggu, jadi kemungkinan tempat di mana Aska berada hanya apartemennya dan Cameron. Maka menjelang sore tiba, Neta menyetir mobilnya pergi ke apartemen Aska.
Apartemen cowok itu berbeda dengan apartemen Ceye dan Brian. Apalagi dengan miliknya, Rani dan Rere yang berada di pusat kota. Tempat tinggal Aska jauh lebih sederhana, lebih kecil, dan lebih tidak ketat pengamanannya. Bangunan bertingkat ini seperti aparteman tua yang sudah sepatutnya direnovasi.
Jika diperhatikan, kendaraan yang Aska miliki pun berbeda dengan teman-temannya. Rere baru meng-upgrade mobilnya menjadi Mazda 6, Ceye dengan mobil penculiknya, dan Brian yang memiliki motor gede serta Toyota Altis dengan tahun lumayan muda. Sedangkan mobil Aska hanya Toyota Yaris model lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crestfallen
Novela JuvenilAlhena Queeneta Sasmaka berharap untuk pertama kalinya. Lalu, ia tersakiti. Maska Nathanael Alden berharap untuk kedua kalinya. Lalu, ia menyakiti. Ceye Wiranugraha berharap untuk kesekian kalinya. Lalu, ia menyerah. Ini tentang mereka semua yang hi...