"Saat cobaan datang, gue menemukan rumah yang sebenarnya. Tuhan emang adil."
—Maska
***
Sekilas wawancara santai bersama EastCape, bertahun-tahun kemudian.
"Hallo."
"Halloooo, cantiiiiiik." Pentolan EastCape yang pertama menyambar uluran tangan Calla, perwakilan media yang akan mewawancarai bandnya. Juga, mantan pacarnya.
Calla (atau yang orang-orang terdekatnya kenal dengan nama Caca) hanya mendengus melihat senyum super lebar Ceye. Semakin tua, Ceye masih selengean saja. Padahal sudah diberitau kedatangan Calla kali ini bukan untuk main-main, tapi kerja.
"Maaf sempat di-pending berkali-kali, Ca. Hehe." Giliran Brian membalas uluran tangannya.
"Gakpapa kok. Justru gue berterima kasih banget udah disempatin ngumpul di tengah kesibukan kalian." Calla tersenyum. "Apalagi lo sama Aska. Sibuk banget kayaknya, kan?"
"Aku juga sibuk!"
"Gue juga sibuk, ya!"
Ceye dan Rere menukas bersama, tidak terima tidak dibilang sibuk. Mentang-mentang Aska dan Brian yang paling sulit diajak kumpul karena yang satu kembali ke Jakarta dan satunya ada di Benua Amerika. Padahal, Rere juga sibuk dengan kerjaannya, dan Ceye dengan tim produksi musiknya.
"Iya, iya, kalian juga sibuk."
"Udah ready, Van?" Vano menunjukan ibu jarinya, memberi isyarat pada rekan kerjanya kalau ia sudah siap.
Dengan itu, Calla memulai wawancaranya. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan satu persatu ditanyakan. Mulai dari pertanyaan mendasar sampai yang lebih mendalam. Pertanyaannya pun beragam. Ada yang pertanyaan umum untuk semua anggota EastCape, ada juga pertanyaan khusus untuk saah satu anggota saja.
Ia tidak merasa kesulitan bertanya pada Ceye, walaupun cowok itu sering mengganggunya dan menjawab dengan genit. Ya, memang begitulah Ceye. Caca sudah terbiasa.
Wawancara itu berlangsung dengan seru dan menarik. Membicarakan kehidupan para anggota band yang pernah berjaya ini pasti mampu memanjakan kerinduan penggemar lamanya.
Waktu pun tak terasa sudah berjalan lama. Tau-tau, sudah sampai saja pada pertanyaan terakhir Calla.
"Oke, pertanyaan terakhir nih. Dari gue pribadi."
"Salah satu lagu yang buat EastCape dikenal publik itu kan judulnya Tempat Beratap. Gue baca-baca liriknya, ada satu bait yang ngena banget. Hidup di tempat beratap, tolong jangan sebut rumah. Nah, menurut kalian, apa sih definisi rumah? Dan sekarang, kalian udah punya rumah itu belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crestfallen
Teen FictionAlhena Queeneta Sasmaka berharap untuk pertama kalinya. Lalu, ia tersakiti. Maska Nathanael Alden berharap untuk kedua kalinya. Lalu, ia menyakiti. Ceye Wiranugraha berharap untuk kesekian kalinya. Lalu, ia menyerah. Ini tentang mereka semua yang hi...