eunsang bersin-bersin setelah tragedi menerobos hujan buat sampai rumah. padahal sekarang bazar, dan harusnya dia yang jaga stand kelasnya. tapi apa boleh buat, pileknya dari tadi gak berhenti-berhenti. akhirnya, temen-temen kelasnya pada nyuruh dia buat ke uks.
"sang, lo ke uks aja deh. kalo jaga stand malah makin flu nanti," kata hyungjun sambil make jas osis kebanggaannya. keliatan banget dia bakal sibuk hari ini.
"iya deh sang, uks aja yuk. gue anter. jaketnya dipake," ajak dongpyo yang sebenernya jaga stand bareng eunsang.
eunsang cuma nggeleng terus jawab, "udah gapapa ini cuma pilek biaa- hachim!"
"bandel banget sih, udah ayo ke uks. markas lo sendiri lagian," rayu dongpyo sekali lagi.
tapi karena lama-lama kepalanya pusing, eunsang iya-iya aja diseret dongpyo ke uks. hyungjun udah sibuk jadi mc bareng jinwoo. dongpyo pamit ke eunsang jaga stand bareng wonjin. eunsang tetep uks, tiduran dan ngerapetin jaket merah yang dipakainya.
gak sampai tiga puluh menit eunsang leyeh-leyeh, satu orang dateng ke uks dengan tisu di tangannya. junho.
"ngapain disini?" otomatis junho nanya sama eunsang.
"main uno! ya sakitlah," jangan salahin eunsang kalo sekarang sakit. salahin aja junho yang kemarin nyuruh eunsang lari nerobos hujan dan sekarang junho malah ikutan tepar di uks.
"pilek, sang. buntu," eluh junho sambil mencet-mencet hidungnya yang mancung.
"jangan di pencet gitu, juno," kata eunsang sambil mukul tangan junho pelan.
"saya gak bisa napas. kaya ikan megap-megap," katanya lagi.
"salah siapa nerobos hujan. kemarin siapa yang nyuruh coba, kan kamu sendiri. akhirnya aku ikutan pilek kan," omel eunsang. tapi dia tetep ngambil selimut di lemari dan nyelimutin junho.
"masa iya, yang punya acara sakit?" kata eunsang sambil jalan ke lemari obat.
"udah minum obat belum?" tanyanya lagi. junho cuma geleng lemah sambil tetep mencet-mencet hidungnya berharap bakal plong.
"nih. aku udah, air putihnya dihabisin," eunsang nyodorin obat warna putih dan segelas air.
junho duduk, nurut aja. orang lagi sakit. kalo enggak udah dia tolak mentah-mentah.
"sang?"
"iya?"
"sini deketan"
"ngapain?"
"sini dulu," junho gemes akhirnya narik tangan eunsang.
"apa sih, juno?"
tanpa aba-aba junho meluk pinggang eunsang lembut. posisinya junho duduk nyila di atas kasur, dan eunsang berdiri persis di sebelahnya. eunsang gak bisa balik meluk junho, tangannya megang bungkus obat sama gelas.
"ngapain?"
"gapapa, pengen"
pipi eunsang udah panas. mereka ga pernah deket loh, ini tiba-tiba junho main peluk-peluk aja. gimana gak kaget. terus eunsang bilang, "aku mau naruh ini dulu." junho langsung ngelepas pelukannya dan ngebiarin eunsang pergi.
karena gerah, jaket merah yang dipakainya dilepas. eunsang gak bisa diem dari tadi. dia mulai sibuk nata markas kesayangannya itu dan beresin lemari obat sambil ngebsen obat yang habis stoknya.
sebagai bendahara yang baik ya kan.
pas lagi asyik nulis list obat yang bakal dibeli, eunsang denger junho bersin-bersin gak karuan dibalik bilik putih.
jaket merah yang dilemparnya tadi diambil lagi, langsung dikasihin ke junho sambil bilang, "pake, nanti pulang sekolah atau besok dibalikin juga gapapa."
junho nerima jaket dari eunsang dan mulai lanjut tidur.
"cepet sembuh juno, kamu punya janji buat main gitar sama mereka."
walau eunsang bilangnya pelan pake banget, junho tetep bisa denger. setelah eunsang menjauh junho sempet senyum sebelum melanjutkan mimpinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
stasiun | junsang
Fanfiction[completed]-❤ kadang eunsang gak paham sama apa yang dimau junho. soalnya junho suka ke stasiun cuma ngeliatin anak-anak kecil yang lagi main batu-batu di rel. tapi mau gimanapun, eunsang suka deket junho. kadang junho juga gemes karena eunsang baik...