eunsang mengecek ponselnya berulang kali, berharap ada panggilan untuknya. matanya menatap malas papan tulis dihadapannya. kemudian, bel tanda pelajaran usai berdering, segera senyum nya merekah tanpa henti. bergegas ia menuju aula serbaguna. esok lusa diesnatalis palang merah sekolahnya. sebagai bagian dekorasi dan dokumentasi, ia mulai mencicil sebagian pekerjaannya. sesekali ia menyenandungkan lagu me after you.
kertas krep berwarna-warni siap di pasang di setiap ujung aula. kursi duduk segera ia tempatkan menempel tembok. eunsang tinggi tapi tdak cukup tinggi untuk menempel kertas bermotif itu. dua ujung kertas terpasang dengan sempurna, sesekali dipukulnya tembok agar kertas tertempel dengan rekat.
suara pintu terbuka terdengar nyaring. pintu kayu tua hampir lapuk tu cukup mengerikan jika tidak dibuka secara perlahan. matanya tertuju pada sosok berbahu lebar yang sedang menutup pintu. dari jauh, eunsang memicingkan matanya, melihat dari potongan rambutnya, itu junho. seketika keningnya berkerut dan sadar beberapa detik setelahnya. kemudian menepuk dahinya cepat,"oh iya, ini kan ruang osis juga."
"yaaangg," teriak junho. eunsang menoleh sambil menaikkan alisnya seolah menjawab 'yang kamu panggil siapa?' junho meringis, "sang, bukan yang." eunsang mendengus, tatapan matanya seketika waspada kala merasakan hawa seseorang mendekatinya. ditambah lagi rasa awas karena ia takut ketinggian. ia mendengar junho tertawa ringan, "kamu ngapain sih? kalo takut tinggi gak usa sok naik-nsik gitu ah." eunsang menoleh, "anak dek-dok sibuk semua, cuma aku sendirian yang longgar." junho merespon dengan anggukan, yang tanpa eunsang tahu, junho juga tersenyum miring sambil lebih mendekatkan diri kearahnya.
junho salah satu kaki kursi yang dinaiki eunsang, membuatnya berteriak "junoo! kamu ngapain!" junho kembali tertawa lebih keras. gateng. eunsang menatapnya dengan tatapan penuh kemusuhan. namun tetap melanjutkan acara tempel-menempelnya.
sedang junho kembali tersenyum jahil, ia menendang lagi kaki kurs dengan cukup keras, eunsang melotot dan berteriak, "juno! jatoh akunya jatoh" dalam sekejap tubuh mungil eunsang jatuh tepat dalam pelukan junho dengan mata yang masih tertutup rapat tanda takut. tangannya meremat bahu junho kencang, membuat empunya terkekeh. sial ganteng. "jatuhnya tepat sasaran kok, sa," jawabnya sambil menangkup wajah eunsang. eunsang membuka matanya dan segera menjauhnya dirinya dari pelukan junho. kalah cepat, tangannya ditahan junho, kemudian dengan sekali tarikan junho membawa eunsang kembali dalam pelukannya. eunsang tersentak, namun akhirnya ia membalas pelukan junho. sambil malu-malu menenggelamkan wajahnya pada bahu junho.
dan, eunsang lupa
kertas krepnya belum semua tertempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
stasiun | junsang
أدب الهواة[completed]-❤ kadang eunsang gak paham sama apa yang dimau junho. soalnya junho suka ke stasiun cuma ngeliatin anak-anak kecil yang lagi main batu-batu di rel. tapi mau gimanapun, eunsang suka deket junho. kadang junho juga gemes karena eunsang baik...