🌹| and now you know -last-

768 117 17
                                    

attention :
ini last chapter, semoga nge feel ya(◍•ᴗ•◍)
banyak typo, tolong diingetin
enjoy!


 ̄ ̄

naik ke kelas dua belas emang bikin deg-degan. bayangan main-main, ngafe, nonton, malmingan tiba-tiba ngilang gitu aja. yang ditampilkan dalam angan malah otak bakal fokus cari univ sambil sibuk ngerjain modul-modul yang ga bersahabat.

eunsang udah fokus setengah mati buat ngambil kedokteran di universitas impiannya. mau gamau dia harus ngeforsir dirinya sendiri. dan bener aja, walau ini baru masuk liburan akhir semester, eunsang udah repot nyiapin perlengkapan buat dia kelas dua belas besok. masih lama bro.

ga taunya, eunsang calling junho buat nemenin dia belanja sekaligus jalan-jalan. udah temen rasa pacar banget, youngmin aja sampe kesel ngeliat eunsang lebih bergantung sama junho daripada dia.

jam sebelas tepat, junho udah ngebell rumah bercat kuning dengan damai. ga ada acara brutal. sesekali, kunci motor ditangannya di putar secara spontan. eunsang lama banget? iya. dia lagi nyari lip balm cherry yang biasa dia pake.

karena kesel, junho mulai mencet belm rumah ga aturan. dan ga lama, eunsang keluar sambil ngerucutin bibirnya.

"lama banget sih anak ayam?"

junho capek berdiri, mana helm yang dia pake juga lumayan berat. bibirnya ikut-ikutan di lengkungin ke bawah.

"gausha sok imut, panas. ayo cepet!" eunsang ngunci pintu, terus lari memposisikan dirinya di jok belakang motor junho.

"helmnya mana?" tanya eunsang sambil nepuk kedua bahu junho. menbuat empunya menoleh dan menepuk dahi, "turun dulu, di jok."

nurut aja sih, udah mau nemenin, nganterin, minjemin helm. kurang apa junho?

"pake yang bener. aku ngejar live musik di kafe UP ," kata junho cepet, sambil tancap gas motornya.

di jalan hening banget, paling sesekali seduanya tak sengaja saling curi pandang lewat kaca spion. lalu kembali mengalihkan pandangan sambil tersenyum malu-malu.

sampai di toko buku, junho mengode eunsang, "jangan kelamaan, aku tunggu di lantai dua. cepet pokonya, cepet."

eunsang memutar bola matanya malas, "mana ada orang nyari buku soal cepet jun. iya nanti nyusul, pesen makan aja dulu."

"oke," dan punggung junho segera berlalu di antara belokan tangga menuju kafetaria lantai dua.

eunsang mengambil dompet dan ponselnya dari tas. kemudian menitipkan tas selempangnya pada petugas customer service.

berakhir, tubuh mungilnya menghilang di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi. meninggalkan junho yang sudah was-was dengan rencananya siang ini.

 ̄ ̄

sudah hampir pukul dua siang, eunsang belum juga keluar dari dunianya. kemudian ponselnya bergetar tanda satu panggilan masuk.

"halo?"

"yaampun lupa!!"

"tunggu bentar, ini mau bayar"

berlari kecil dan mengantri dengan sabaran, eunsang berkali-kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"ini saja mas?" ujar penjaga kasir dengan ramah. eunsang mengangguk cepat dan menyodorkan uang sesuai harga bukunya. tidak perlu kembalian, terlalu lama. junho sudah mulai badmood di meja kafetaria.

stasiun | junsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang