🌹| telepati

1K 224 6
                                    

junho masih uring-uringan soal warna rambutnya. siomay yang kebanjiran kuah kacang di depannya cuma dianggurin sampai gak enak dipandang. eunsang juga masih gak paham lagi sama fans-fansnya junho. semua nyebelin buat eunsang.

emang anak ayam beda warna ini masih bocah banget. mana yang satu masih suka ambekan. yang satu suka galau tak jelas akibat hubungan mereka yang tak jelas pula.

tepat pukul setengah tiga sore, junho mulai bangkit dari bangku kantin. siomaynya cuma habis seperempat. kuah kacangnya masih banyak. sayang banget, kalo ada eunsang pasti udah dihabisin.

langkah kakinya menuju pada parkiran motor bertuliskan 'parkir dengan rapi'. tas ransel hitamnya dia sampirkan di lengan kanannya. sedangkan tangan kirinya bergerak meraih helm yang bertengger di salah satu spion motor.

tepat saat helm sudah diangkat, terlihat pantulan sosok familiar bagi junho. itu eunsang, jalan sambil mainin gantungan kunci di flashdisknya.

tanpa aba-aba dan pempinan yang diambil alih, junho balik badan. enggak, gak ngomong apa-apa. cuma ngeliatin eunsang jalan. sebenernya pingin banget lari terus meluk dari belakang, tapi apa daya.

eunsang sendiri yang sadar lagi diliatin orang auto berhenti dan noleh ke arah junho. enggak, gak ngomong apa-apa juga.

mereka cuma saling tatap dan bicara lewat bahasa kalbu.

tatapan junho yang awalnya tajam perlahan melunak ketika tatapannya dibalas oleh eunsang. seakan mengerti, junho bergegas mengendarai motornya, membawanya ke arah eunsang.

"naik," kata junho. eunsang cuma diem dan mulai naik ke jok belakang secara perlahan. gak lupa, tangannya dia umpetin dalam jas almamaternya.

"sang," junho memanggilnya.

eunsang cuma ngegeleng dan nundukin kepalanya. dua tuh masih sebel sama junho, tapi pingin bilang semuanya.

"sang," panggil junho sekali lagi.

telepati antar dua orang yang berdekatan emang beda. eunsang langsung dongak, dan gestur tubuhnya berubah jadi mendekat ke arah junho. garis bawahi ya, eunsang masih sebel.

junho gak bilang atau nanggepin apa-apa langsung jalanin motornya. eunsang juga gatau deh mau dibawa kemana. nurut aja nurut, dari pada makin keruh gak jelas keadaan hatinya.

motor junho berhenti di gerbang belakang stasiun. banyak anak kecil lagi lari-lari sambil nenteng sandal japit mereka. eunsang yang melihat langsung meringis. kan sakit lari-lari di atas batu?

junho turun dari motor, kemudian disusul eunsang. junho langsung nyari tempat duduk di salah satu rel gak terpakai yang paling dekat dengan mereka. sesekali tangan kanannya nepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya.

eunsang yang paham, segera berjalan dan duduk tepat di sebelah junho.

hening.

tiba-tiba, eunsang noleh ke arah junho. tangan kirinya ikut aktif mengusap surai junho yang jadi blonde itu, "kaya anak ayam."

junho cuma diem. ngasih waktu eunsang ngomel sih lebih tepat.

"comel, jadi banyak yang suka."

nah kan bener, junho tau eunsang udah ngempet dari tadi siang.

"jangan-jangan anak kecil yang tadi lati-lari gak pake sandal juga ikut suka ya sama juno?"

junho masih diem, eunsang tetep ngelus-ngelus rambut junho pake tangannya. kemudian meletakkan kepalanya di bahu kanan junho.

"aku lupa bawain kue atau buku bacaan baru buat mereka. juga udah jarang nyapa mas-mas yang jaga lajur kereta."

"mau ngapain nyapa-nyapa?" junho auto nanya aja. tapi matanya tetep fokus sama salah satu gerbong kosong yang berada lima meter dari pandangannya.

"ya nyapa aja, biar bisa masuk kesininya bebas."

hening lagi. tapi di detik ini tangan kanan junho yang ganti mengelus puncak kepala eunsang. lembut, batinnya. ia kira rambut eunsang rusak setelah dicat warna merah, ternyata tidak.

"dasar bayi," kata junho.

"dasar anak ayam," balas eunsang.

"mau aku ganti warna lagi?"

"jangan, nanti rusak. rambutku udah mulai rusak."

"oh yaudah"

"yaudah?"

"katanya nggak usah?"

"AH GATAU MALES SAMA JUNO GAK PEKAAN," dan eunsang bangkit dari duduknya berjalan menjauhi junho dan motornya.

sepertinya, telepati antar mereka belum berjalan dengan mulus. junho mau cosplay jadi rel kereta aja deh.

stasiun | junsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang