Happy reading guys
Enjoy yaa
***
"Ngomong soal apa Gan? Kok kayaknya penting banget? Oh iya gue juga mau tanya sama lu soal Mella"
"Gue bakal jawab itu semua, dan itu berkaitan sama apa yang gue bahas soal ini" kata Regan membuat Dinis semakin curiga.
"Bisa ngga kita ngomongin di mobil aja? Biar kita ada privacy dikit tentang adek lu" kata Regan, Dinis spontan mengangguk. Lalu Regan menuju ke arah parkiran mobil, dan parkirannya lumayan besar.
Setelah mereka masuk ke Dalam mobil Regan, Regan bersiap mental untuk menceritakan ini semua.
"Nis, lu tau Andre kan?" Tanya Regan membuat Dinis menggangguk.
"Ya taulah, itukan pacar Mella. Emang kenapa sih? Kok kayak gue aja yang gatau soal ini" kata Dinis membuat Regan menunduk sebentar. 'Udah waktunya' batin Dinis.
"Maafin gue Nis, gue udah ngelanggar janji gue selama ini. Gue gagal ngejaga adek lu" Dinis semakin tidak mengerti apa yang di maksud oleh Regan.
"Maksud lu apasih Gan, gue ngga ngerti sumpah."
"Andre selingkuh sama Ghina, Nis. Gue juga gatau itu kapan kejadian, tapi yang terpenting gue tau dari Mella sendiri" Dinis melotot ke arah Regan setelah mendengar kata - kata itu dari Regan.
"Apa kata lu?! Andre?! Kenapa lagi sama si idiot itu?! Gue pertama emang ngga setuju sama dia kalo dia sama Mella Gan. Gue gamau jadi beringas lagi sama lu Gan, ceritain gue semua yang lu tau belakangan ini."
Regan pun menceritakan dari awal sampai akhir, bahkan Regan meminta agar tidak memarahi Mella tentang hal ini.
Regan melihat tangan Dinis udah ngepal siap buat mukul orang, entah kalau ada orang yang melihat Dinis marah suka ada yang ketakutan sendiri.
Dan sudah Regan duga bila Dinis akan seperti ini, Dinis keluar mobil dan langsung menuju ke arah tongkrongan dengan mata merah melihat ke arah sekelilingnya.
Hanya dengan beberapa detik Dinis melihat Andre duduk di pojok dengan memegang ponselnya dengan kuat.
Regan sudah was - was, ia tidak ingin Dinis memukul orang lagi. Tapi Dinis terlalu cepat untuk menuju kearah Andre.
Emosi Dinis pun sudah tidak bisa di pendam lagi, ia langsung memukulinya dengan 'brutal' Regan sebisa mungkin menahan Dinis untuk tidak terlalu beringas. Ia tau Dinis memang seperti ini bila ada yang tega menyakiti Mella.
Andre yang menerima pukulan Dinis hanya pasrah dengan pukulan tersebut. Regan masih berusaha menahan Dinis.
Bahkan kekuatan Dinis bila seperti ini akan bertambah kali lipat, dan akhirnya Dinis menyudahi aksi memukulnya.
Ia sebenarnya tidak puas melampiaskan ke marahannya ke Andre, tapi ia tak mau anak orang meninggal di tempat cuman gara - gara dia sendiri.
Sebelum Dinis pergi, Dinis memperingati Andre dengan tatapan marahnya.
"Kalau lu gamau mati ditangan gue, jangan coba deketin adek gue lagi. Gue ngga akan segan - segan bikin lu mati di tempat. Inget itu!!" Lalu ia pergi dengan hati yang marah.
Regan tentu saja ikut dengan Dinis. Karena Regan takut bila Dinis menyetir dengan keadaan seperti ini.
Dinis tidak peduli bila Andre mati sekalipun, kalau itu sudah menyangkut dengan Mella. Dinis memang orang yang susah di tebak, ia memang terlihat seperti orang pada umumnya. Tapi mereka tidak tau asli sifat Dinis bila marah berbeda 360 derajat.
Regan segera mengambil alih kunci Dinis agar ia saja yang menyetir, Regan sebenarnya tidak tega melihat Andre seperti itu.
Tapi kalau sudah menyangkut Mella sakit oleh siapapun itu, ia tidak bisa berteman sekalipun. Tangan Dinis terlihat sekali penuh darah, baik darah milik Andre atau pun milik Dinis sendiri.
Sebelum Dinis memukul Andre, Dinis memukul dinding yang ada di parkiran sampai akhirnya tangannya berakhir sobek dan berdarah.
Ia belum bisa merasakan sakitnya, karna masih besar kemarahan dia dibanding dengan sakitnya.
***
01. 36 A.M
"Loh non kok belum tidur?" Tanya Bibik membuat Mella menggeleng."Belum ngantuk bik, masih mau nungguin Dinis"
"Mata udah merah gitu, non. Den Dinis gausah ditungguin non, nanti juga pulang non" kata Bibik membuat Mella tersenyum kecil.
"Yaudah kalo gitu non, bibik mau ke belakang dulu non. " kata Bibik dan diangguki oleh Mella.
20 minute later...
Terdengar suara klakson mobil di depan, Mella hanya memandangi pintu saja.
Dan tak butuh waktu lama terdengar pintu terbuka menampilkan sosok Dinis dengan Mata tajam menatap Mella.
Mella yang tau ditatap tajam seperti itu hanya menunduk. Dan Mella heran melihat seseorang di belakang Dinis.
Mella mencoba melihat siapa yang berada di balik tubuh Dinis ternyata Regan?....
Mella melotot kaget melihat tangan Dinis dipenuhi darah, wait... waitt... Mella melihat wajah Regan tidak ada bercak darah maupun luka lebam.
Lalu Dinis berantem dengan siapa? Tiba - tiba terbesit satu nama di pikiran Mella 'Andre' batin Mella, Mella menatap Dinis tidak percaya.
"Lu mukul siapa?" Tanya Mella membuat tatapan tajam milik Dinis menatap dirinya.
***
Hayoo... pada nungguin ya.. maaf klo udah nungguin.. oh iya kritik dan saran dungs.. saya agak kurang dalam cari problem kek gini guys.. kalo kurang greget ya maaf yup..
Don't forget to vomment yaw..
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghianatan
Teen Fiction"Mell.. " panggil Andre sembari menahan tangan Mella. "Apaan lagi sih?? Gue udah muak sama lo ya ndre" Mella pun mencoba tidak tersulut emosi lagi. "Gue masih sayang sama lo, gue minta kita balikan lagi" pinta Andre. "Tuh mulut enak banget kalo n...