who is Claudia?

1.6K 79 4
                                    

Happy reading guys

Enjoy yup

***

"Lu mukul siapa?" Tanya Mella membuat tatapan tajam milik Dinis menatap dirinya.

"Kak, bilang lu mukul siapa? hah" dengan nada yang tinggi. Dinis yang mendengar itu semakin menggenggam tangannya sendiri agar tidak terlalu emosi.

"Lu masih nanya? Dan kenapa lu ngga pernah cerita ke gue Mell tentang ini hah?! Gue bener- bener ngga nyangka sama lu, gue lu anggep apa sih Mell? Kalo ada masalah bilang ke gue Mell, kalo lu gini caranya semua masalah ngga akan terselesain. Serah lu lah Mell sekarang?!" kata Dinis mulai emosi lalu ia ditahan dengan tangan Regan mencoba mengintruksikan 'calm down'.

Terdengar suara isakan dari Mella, Dinis melihat itu sebenarnya tidak tega.

Tapi mau bagaimana lagi egonya mengalahkan hati nuraninya, lalu Dinis pun pergi ke tempat gym nya dan melampiaskan semua kemarahannya di sana.

Regan yang melihat itu segera memeluk tubuh Mella, lalu Mella mengeluarkan isakan yang ia tahan sedari tadi.

"Gan, gue gamau kejadian dulu keulang lagi. Tapi liat sekarang kejadian malem ini gan, gue harus apa? Hikss... gue cuman gamau Dinis berubah jadi beringas lagi karna gue kayak gini Gan.. Gue gamau dia ngotorin tangannya dengan darah dia maupun orang lain. Gue gamau kejadian dulu Gan, dulu dia mukul lu aja. Lu sampe masuk rumah sakit apakabar sama orang lain? Yang gue takutin akhirnya kejadian lagi Gan hikss" kata Mella membuat Regan memeluknya dengan erat, biarkanlah bajunya basah karena Mella.

Dan akhirnya Regan menuntun Mella ke sofa, Regan tau apa yang ia harus lakukan. Ia akan membicarakan hal ini dengan Dinis di tempat gym nya.

***

06.00 P.M.

"Hoamm...." Mella bergumam lalu ia mencoba meraba tempat di sebelahnya, ternyata sudah kosong. Mella mencoba membuka matanya untuk melihat jam berapa sekarang. Mella segera bangun setelah mengingat kejadian malam.

Mella berjalan ke arah pintu tengah, dengan pelan - pelan ia membuka pintunya.

Setelah ia membuka pintu kakaknya sudah tidak ada di dalam kamar dengan perasaan sedih ia menutup kembali pintunya.

Mella segera bergegas menuju dapur, Mella bernafas lega ternyata Kanya berada di dapur.

Lalu Mella duduk di meja makan, tak lama Kanya melihat Mella yang sedang melamun dengan tangan menopang kepala Mella.

"Lu lagi ada masalah sama Dinis, Mell?" Tanya Kanya pelan.

"Bukan masalah lagi Nya, ini udah ke perang tau ngga" kata Mella membuat Kanya mengangguk pelan.

"Tadi Regan pulang, sekalian tadi Dinis keluar juga. Dia titip salam buat lo, karna tadi lu masih tidur" kata Kanya Membuat Mella mengangguk.

"Gue bingung Nya, gue harus apa sekarang? Gue udah was - was sama Dinis soal Andre, gue juga khawatir sama Regan kalo Dinis ngapa - ngapain Regan. Lu tau kan gimana Dinis kalo udah marah? Gue bingung sekarang gue harus ngapain Nya?" Kata Mella menunduk dan tak lama air mata Mella jatuh.

Kanya yang melihat itu membalikkan badan Mella ke arahnya lalu menghapus airmata Mella.

"Mell, dengerin gue. Gue paham kok apa yang lu rasain sekarang, Regan tadi pagi cerita ke gue. Gue rasa Dinis cuman butuh waktu buat nenangin diri. Nanti Dinis balik sama kayak dulu lagi kok Mell. Trust me" kata Kanya memberi pengertian, dan Mella mengangguk.

"Yaudah, kita makan dulu yuk kalo gitu." Dan di angguki oleh Mella.

***

"Nis, ini mau kemana?" Tanya Regan, Dinis yang mendengar itu masih tidak mengubris.

"Nis, mau kemana?" Tanya Regan sekali lagi. Ya Regan paham dengan keadaan Dinis.

"Gue mau nenangin diri aja Gan, pusing gue di rumah." Jawab Dinis dengan ketus.

"Nis, jangan gini caranya dong. Kasihan adek lu, dia tau dia salah cuman sikap lu jangan kek gini, seenggaknya jangan bikin Mella sedih sama kelakuan lo ini. Mella cuman gamau lo nyakitin orang lain apalagi diri lu sendiri, Nis" kata Regan membuat Dinis menoleh ke arah Regan.

"Yaa lu bayangin deh gan, gue kakaknya tapi gue gatau semua hal tentang dia belakangan ini. Gue kayak ngerasa kakak yang gagal karena gue gabisa ngejaga dia sampe dia nangis pun gue gatau gan, gue bingung sama Mella. Dan kenapa lu ngga bilang ke gue dari awal sih gan?" Regan yang mendengarkan pertanyaan dari Dinis hanya menunduk.

"Emangnya kalo gue bilang ke elu dari awal lu bakalan nerima hah? Ngga juga kan? Lu tau lah sifat Mella kayak gimana? Dia pasti gabakalan mau lu tau, karena apa? Dia sayang sama lu Dinis, dia takut lu berbuat kayak dulu lagi. Gimanapun juga lu bukan kakak yang gagal buat Mella, Nis" Jawab Regan sembari memegang bahu Dinis, ia meyakinkan Dinis.

Dinis mendengar itu hanya menghela nafas panjangnya. Perkataan Regan emang bener, tapi gimana lagi. Dinis masih mementingkan egonya.

"Gan, lu mau ikut gue ngga?" Tawar Dinis membuat Regan heran.

"Kemana?"

"Ke rumah Andre" Dengan senyuman seringai, membuat Regan bergidik ngeri.

"Lu mau ngapain ke sana? Udahlah kasian adek lu kalo lu kotorin tangan lu lagi" kata Regan sedikit menolak, Regan sudah membayangkan apa yang akan terjadi bila mereka ke rumah Andre.

"Sekali - sekali lah Gan, gue cuman mau bilang ke dia aja. Tangan gue gatel nih" Regan segera menggelengkan kepalanya.

"Ngga Nis, kita kemana gitu kek. Ke tongkrongan aja deh" kata Regan mengalihkan rute perjalanan (kek apaan aja pake rute perjalanan wkwk).

"Ke tongkrongan nih? Gue males gan, pasti disana rame. Gatau anak - anak ngumpul aja kalo jam seginian" Dinis pun masih fokus ke arah jalanan.

"Eh Nis, lu tau Claudia? Yang setiap malem dateng ke tongkrongan anak - anak?" Tanya Regan membuat Dinis heran.

***

How are you guyss..
Btw, siapa tuh claudia?..
Syudah lama tak update.

Jan bosen2 ya mwhehe..

Don't forget for vote comment, and share yup..

Udah segitu aja hehe..


***

PenghianatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang