Andre?! Dodol??

811 28 1
                                    

Happy Reading Pembaca gemoyku

Enjoy yaa

***


Saat ia selesai lalu menuju Mella, matanya menangkap bila Mella sedang bersama Andre. Dengan cepat Devan berlari ke arah Mella. Dari jauh Devan mendengar Mella menahan kesakitan.

"Sakit ndre lepasinn.. Ashh" kata Mella berusaha melepaskan lengannya yang sekarang di pegang erat oleh Andre.

"Apa - apaan si lo Ndre, gausah pegang tangan Mella." kata Devan melepaskan tangan Andre yang sedang mencekram lengan Mella.

"Kenapa emangnya? Lu siapa ha?"

"Eh lu yang siapa disini, jangan kasar sama cewe. Lo tuh laki, main kasar beraninya sama cewe" kata Devan tenang, ia tak mau tersulut emosi.

"Kenapa kalo gue main kasar sama cewe? Gaboleh?" kata Andre dengan senyum seringainya. Andre mencekram kerah baju Devan.

'Bughhhh' satu pukulan melayang tepat di pipi Devan. Devan tak ingin gegabah, ia berusaha tenang. Meskipun tangannya siap untuk melayangkan pukulan ke Andre.

"Gila lo ya, gue ngga mau berantem sama lu sekarang. Mendingan lu cabut dari sini sekarang" kata Devan dengan tatapan tak enaknya. Sedangkan Mella sudah berada di belakang Devan.

"Pritttt.. Pritt" suara peluit pak satpam pun terdengar membuat Andre melepaskan cengkramannya dari kerah baju Devan.

"Kali ini lo bebas, awas aja kalo gue ketemu sama lo lagi" kata Andre mengancam Devan.

"Silahkan, tapi lo harus tau tempat kalo mau berantem sama gue" Kata Devan membuat Andre pergi dari sana saat sebelum petugas keamanan menghampiri mereka.

"Mas nya nggapapa?" tanya petugas satpam khawatir melihat bibir Devan robek, Devan mengangguk.

"Nggapapa kok pak, terimakasih"

"Yaudah kalo gitu mas, saya balik dulu"

"Iya pak." kata Devan mengiyakan, lalu petugas tersebut meninggalkan Devan dan juga Mella.

"Neng Mella nggapapa? Aduh ibu khawatir sama Neng" Mella mengangguk tersenyum. Yah, Ibu siti lah yang melaporkan ke petugas keamanan.

"Neng, hati - hati ya pulangnya. Mas Devan tolong di jaga ya Neng Mellanya" Devan yang mendengar Bu Siti mengangguk.

Lalu ibu Siti meninggalkan mereka menuju Stand karena ada orang yang sedang menunggu untuk memesan makanan.

Devan segera membalikkan badannya.

"Kamu nggapapa?" tanya Devan khawatir, Mella hanya menggeleng tanpa mau mengeluarkan suara.

Lalu Devan yang mengerti keadaan Mella sekarang, langsung menuntunnya menuju parkir mobil.

Saat mereka sudah berada di dalam mobil, Mella mulai meneteskan air mata. Devan memang peka, saat ia mendengar isakan, dengan cepat ia mendekam Mella menuju pelukannya.

Isakan Mella menjadi - jadi seketika, Devan mencoba menenangkan Mella. Saat Mella tenang ia melepas dekapannya.

"Sakit hm?" Tanya Devan, Mella menggeleng sekali lagi. Lalu Devan melihat bekas cengkraman Andre di lengan Mella. 'Merah' yah sangat merah saat Devan melihat bekas cengkraman Andre.

'Andre gila emang' batin Devan, ia segera mengambil P3K miliknya. Mengambil minyak kayu putih yang selalu standby, dan ia segera mengusapkan secara perlahan takut Mella kesakitan.

"Van, kamu nggapapa?"

Devan mengangguk, lalu tersenyum kecil ke arah Mella. "Yeah, im okay"

"Van, jangan bilang ke Dinis ya. Please van"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenghianatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang