tujuh

443 34 2
                                    

Mood Chris sungguh berubah 180 derajat setelah bertemu dengan Seb, sudah yang kedua kalinya Irene menyaksikan ketidak nyamanan pada diri Chris jika bertemu dengan Sebastian, tapi kenapa? Irene bingung dan mencoba mencari tahu, saat  Chris selesai mengantarkannya pulang.

" Udah sampai, Makasih ya. "

" Sama-sama, tapi kalau boleh tau kenapa dengan Sebastian dan Pak Chris? " tanya Irene hati-hati,

" Bukan urusan kamu. "

" Oke, Sorry. i just want to help. "

"Kamu ga bakal bisa bantu, ini terlalu rumit. "

" Fine, FYI berbagi cerita dan keluh kesah dengan orang lain itu bisa membuat hati kita sedikit lega. "

" Really? apa itu yang tadi kamu katakan sama Sebastian? jadi dia itu cara kamu ngerayu dia? "

" What? saya gak ngrayu dia, saya bahkan baru ketemu lagi tadi, kenapa Bapak ngomong seperti itu? "

" Bukannya sudah jelas? dia sangat tertarik sama kamu. cara yang sangat murahan."

Plak~~

Irene menampar pipi kanan Chris dengan sangat keras, ia sangat kesal dengan sikap pria itu, yang selalu dan selulu membuatnya jengkel, apalagi kali ini ia sudah sangat keterlaluan mengatainya seperti itu.

" Jaga ya omongan Bapak! saya bukan cewek semacam itu! Makasih buat malam ini, anda benar-benar luar biasa!" ucap Irene bergetar menahan air mata,

 " Ren... saya_ "

Tak mempedulikan omongan Chris, Irene sendiri malah bergegas lari untuk menuju kamarnya. rasanya sakit sekali hati Irene mendengar perkataan yang tidak benar tentangnya, apakah seperti itu pendangan Chris tentang dirinya?

Saat hendak memencet angka 5, lift terbuka, rupanya Chris mengejarnya dan memaksa untuk memasuki lift, Iree kalah cepat karena pria itu berhasil masuk kedalam sana.

" I'm So sorry, saya gak bermaksud buat kamu sedih dan berkata seperti itu, andai saya bisa tarik lagi ucapan saya. "mohon Chris.

Namun Irene tak bergeming ia hanya melipat tangannya di dada, bahkan hingga lift terbuka dan ia masuk ke apartemen, Chris masih terus mengejarnya, Irene sekuat tenaga berusaha menutup pintu namun tenaganya jelas kalah jauh dengan Chris yang bertubuh seperti Captain America. 

Dan sialnya apartment yang Irene tempati ini memang sangat buruk sehingga tidak menggunakan pintu otomatis dengan kartu, melainkan kunci biasa, ditambah sekarang listriknya padam, Irene semakin mengumpat kesal.

Ia takut akan kegelapan, sehingga ia pasrah saja membiarkan Chris memasuki apartemennya.

" Shit, you have to move from this place. " maki Chris tak sadar,

" But i don't have a lot of money like you, Sir. " kata Irene menekan kata Money,

" Oh, I'm sorry again, i don't mean that. "

" Kenapa Bapak terus menghina saya? apa Bapak sudah puas? "

" Maaf, saya harus gimana supaya kamu maafin saya? "

Irene adalah orang yang sangat takut akan gelap jika sendirian, karena sejak kecil Mamanya terbiasa menyalakan lampu saat Irene tidur, sehingga jika mati lampu, ia akan mengungsi tidur dikamar Mamanya.

Namun sekarang? Mamanya tidak ada disisinya, dan ia pasti sudah teriak ketakutan jika tidak ada Chris disini, kalau mengungsi di tempat Jin, tidak mungkin karena ia akan menjadi nyamuk diantara Seokjin dan Ramon, akhirnya Irene pun terpaksa mengatakannya kalimat keramat yang tak pernah ia ucapkan pada lawan jenis.

Touch You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang