sembilan

373 25 0
                                    

Ternyata omongan Sebastian memang benar bukan kaleng-kaleng, alias tidak berbohong, dia benar-benar akan membuka restaurant baru yang masih sedang tahap pengerjaan, ada banyak pekerja tukang yang sedang menghiasi ruangan disana, dan diajaklah Irene ke dapurnya. 

" Wah dapurnya besar dan bagus ya, seperti restaurant bintang lima, pasti makanannya enak dan mahal. "

" Belum tau ini, makanya kamu cobain dulu ya. kebetulan banget restaurant ini mau aku buat banyak menu termasuk chainesse food. "

" Oh ya, siap aku bakal jadi tester dengan senang hati. "

Rupanya Sebastian adalah orang yang sangat jago dalam urusan dapur, benar-benar type pria idaman, apalagi kata orang pria yang jago masak punya nilai plus dan terlihat seksi, Bastian melipat bajunya sampai siku dan memakai celemek namun terlihat semakin mempesona, tapi bagi Irene, Chris jauh lebih mempesona dimatanya.

Bahkan disaat sedang bersama pria lain yang juga tak kalah tampan bisa-bisanya otak Irene tetap memikirkan Chris, ia menggelengkan kepalan dan menepuk jidatnya. melihat tigkah Irene yang lucu itu, Bastian jadi penasaran.

" Kenapa? "

" Nggak papa kok cuma kepikiran kerjaan aja. " bohong Irene,

" Yaudah ini dimakan dulu, cobain kurang apa? " ucap Bastian sambil memberikan seporsi capcay.

Irene menatap makanan itu saja sudah sangat menggiurkan, apalagi setelah menyendokan capcay kemulut, ia langsung mengangguk-anggukan kepala.

" Ini udah enak banget, pas rasanya, sayurnya juga gak terlalu mentah atau kematangan, jadi gizinya gak kebuang ditambah rasanya maknyus. "

" Apa itu maknyus? " tanya Bastian bingung,

" Maknyus itu enak yang udah diatasnya super duper enak banget. "

" Bisa aja kamu, yaudah dihabisin aja, aku ambilin minum. "

Irene tak habis pikir kenapa Chris tidak suka dengan pria ini, padahal ia terlihat sangat baik dan tulus, lihat saja saat ini selain membuatkan makanan untuknya, Bastian juga memasak untuk para pekerjanya.

" Nih minumnya, jus kelapa. " ucap Bastian,

Irene mengernyit, " Emang bisa? "

" Bisa, cobain aja. "

" Masih kalah enak sama durian. "

" Apalagi itu durian? "

" Pokoknya enak deh, kapan-kapan aku bawain kalau aku pulang ke Indonesia. "

" Aku pengen tau banyak tentang bahasamu, kelihatannya lucu, dan makanannya [asti enak-enak ya disana? "

" Buat apa? "

" Supaya kita bisa ngobrol jauh enak, dan lebih tau banyak tentang kamu. "

Brrfffttt...

Hampir saja Irene menyemburkan minuman itu ke wajah Sebastian, ia pun meminta maaf dan meraih tisue.

" Nggak papa. "

" Abis kamu klau ngomong suka asal. "

" Nggak tuh, aku serius. "

Rasanya tiba-tiba menjadi awkward, Irene tak tahu harus bilang apa, karena rasanya aneh sekali mendengar Sebastian mengatakan itu, bukannya senang tapi ia malah merasa biasa saja.

 " Bagaimana rasanya jadi sekertaris Chris? " 

" Awal-awal berat, tapi sekarang udah biasa aja. "

" Entah perasaanku aja atau emang bener, kayanya Chris tertarik sama kamu. " 

" Nggak kok, kamu salah, iya itu cuma perasaan kamu aja. terus kenapa kamu sama Chris keliatan kaya gak akur gitu ya? "

Touch You ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang