• Enjoy Reading •
Seusai membayar belanjaan miliknya Seo Yun langkahkan kakinya keluar dari supermarket, mendapati dirinya yang terkena panasnya surya membuatnya sedikit mengeluh pelan. Tatkala harus pulang berjalan kaki ke rumah Nenek Euna.
Menjinjing kedua kantung plastik dengan bobot yang cukup berat, membuat Seo Yun kewalahan kala sudah mecapai setengah perjalanan. Sebenarnya, satu kantung plastik ini milik Euna. Dia bersama Seo Yun tadinya, tapi karena mendadak merasakan mulas pada perutnya alhasil dia tidak ikut dengan Seo Yun, awalnya Seo Yun mengira tidak akan seberat ini, tapi ternyata Seo Yun salah menduga.
"Hah, berat sekali!" Menurunkan kedua kantung plastiknya, lantas berkacak pinggang seraya merenggangkan otot lengannya. Membuat tubuhnya sedikit lebih ringan.
Hendak mengambil kembali kedua kantung plastiknya, tiba-tiba bunyi klakson dari sebuah mobil mengejutkannya. "OMO!" Sontak terkejut, Seo Yun membalikkan tubuhnya. Mendapati mobil berwarna putih tengah berada di sampingnya, kaca mobil tiba-tiba terbuka perlahan, menampakkan sesoskk pria yang sangat ia kenali.
"Sepertinya kau kesusahan ya membawa semua itu?" Kali ini Seo Yun tidak merasa gugup, gelagapan, bahkan salah tingkah. Justru kali ini berbeda, melihat paras tampannya, suara baritonnya yang menenangkan, mendadak membuat hatinya sesak, seolah-olah ada batu kerikil yang menumpuk di dalam kerongkongannya, membuatnya tersendat, sulit untuk berbicara.
"Kau tidak mau ku tolong, hum?"
Suara bariton itu menyadarkan Seo Yun dari rasa sesaknya, menoleh kearah Taehyung yang masih berada di dalam mobil, membuat Seo Yun hanya menggeleng pelan, menolak mentah-mentah ajakan Taehyung untuk ikut bersamanya, "Tidak Taehyung, terima kasih. Lagi pula aku akan segera sampai" Bohong sekali, padahal perjalannya masih setengah jalan, ia masih harus menempuh sisa perjalanannya.
Terdengar gelakkan tawa dari dalam mobil, membuat Seo Yun sedikit malu karena ucapannya yang memalukkan.
Mau Seo Yun taruh dimana wajahnya ini? Ya ampun, memalukkan sekali. Usai tertawa, Taehyung menarik atensi penuh pada Seo Yun, "Cepat naiklah! Aku tau kau butuh bantuan" Seo Yun bimbang, antara harus mengikuti kata hatinya yang tidak perlu menerima ajakan Taehyung. Atau mengikuti pikiran dan fisiknya yang menerima ajakan Taehyung. Jadi harus bagaimana?Kenapa harus dia yang datang sih? Kenapa tidak Jungkook saja?
Kala Seo Yun masih menimbang-nimbang, tiba-tiba suara pintu mobil tertutup mengejutkannya, terlihat Taehyung yang tengah menghampirinya, tanpa meminta izin dia membawa kedua kantung plastik milik Seo Yun dan ditaruh di kursi belakang mobil, lantas membuka pintu depannya seraya menatapi Seo Yun lekat. "Kau tidak ingin pingsan di jalan kan?" Iris matanya, mampu membuat Seo Yun terhanyut dalam tatapannya, menghilangkan rasa sesak yang sempat bergejolak, menhangatkan hati kendati sedang gusar tanpa ia mengerti.
Geram lantaran Seo Yun yang masih terdiam, Taehyung memegang kedua bahunya erat, mendorong perlahan dan menuntun Seo Yun masuk ke dalam mobilnya, tangan kekarnya membuat Seo Yun hanya bisa mengikutinya, terduduk formal di kursi depannya.
Persetan dengan gengsi, kaki Seo Yun rasa-rasanya mau patah jika meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Maka dari itu, Seo Yun memutuskan untuk ikut bersamanya, kendati hati yang sebenarnya menolak kuat. Selalu saja merasakan hati yang menciut kala menatap durjanya, lantas bergetar hebat mengingat kejadian yang terlihat langsung oleh kedua mataku.
Seo Yun ingin sekali tahu apa penyebab itu semua, terkadang membuatnya sulit untuk tertidur di malam hari, membiarkan pertanyaan-pertanyaan pada itu mengelilingi otaknya, seolah-olah itu adalah masalah besar untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fanfiction[ Revisi Setelah Tamat ] Bohong jika Seoyun merasa senang berpura-pura menjadi kekasih Kim Taehyung. Menjadikan dirinya sebagai bualan untuk mantan kekasihnya yang kerap mengganggu hidup pemuda bermarga Kim itu. Belum lagi ia mendapatkan kenyataan...