Page 21

73 7 0
                                    

Sebelum kalian lanjut baca, aku mau mohon maaf kalau misalkan kata-kataku itu-itu aja:(

Aku masih di tahap belajar dan lagi nyari referensi juga, maaf ya atas ketidak nyamanannya.

So ya, here we go!

• Enjoy Reading •

Bertepuk dengan sebelah tangan tidak akan pernah menghasilkan sebuah suara yang begitu khas terdengar di dalam rungu bukan? Ya memang. Jangan kan sebuah suara, bahkan terkena dengan tangan yang lainnya saja tidak. Ya, begitu pula dengan cinta dan kasih sayang. Yang hanya dialami oleh sepihak tanpa ada yang mengimbangi. Tidak akan pernah menghasilkan apa-apa bukan?

Agaknya, menyetujui diri yang berpura-pura berperan menjadi kekasih orang lain cukup menyakitkan hati. Harus terjebak dalam zona kenyamanan yang bahkan dibuat oleh diri sendiri. Cukup menyakitkan, sesekali pun kerap menganggu pikiran. Membayangkan berlari terengah-engah, berusaha dengan sekuat tenaga, tapi tidak ada yang mengawani. Hanya untuk ke-egoisan tersendiri.

Kim Taehyung. Sosok yang terus-menerus mengganggu benak Seoyun sejak siang tadi. Seperti sengaja menjelajahi setiap sudut benak Seoyun bermaksud agar ia tidak akan berpaling dari pria Kim itu. Seoyun bingung, ia harus senang? Atau menangis? Ia begitu senang mengingat dirinya yang menjadi begitu lebih dekat dengan Taehyung, mendapatkan perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari Jungkook sebelumnya, Taehyung pun tidak pernah melakukan itu pada Euna. Namun, sewaktu-waktu, ataupun sekarang, Seoyun bisa saja menangis terisak pedih. Menjadikan diri sebagai sebuah bualan untuk ke-egoisan seseorang itu ternyata begitu menyedihkan, dan bodohnya Seoyun masih melakukan itu semua.

Malam ini, pukul setengah satu dini hari, Seoyun masih belum terpejam. Ia masih merintih lirih, membayangkan dirinya yang begitu menyedihkan. Apakah jatuh cinta memang serumit ini? Kalau iya, mungkin sebaiknya tidak Seoyun lakukan lagi. Netranya masih terfokus pada langit-langit kamar, menatapi lampu yang sudah padam dan digantikan oleh sebuah lampu tidur yang lebih kecil. Termenung beberapa saat, terbayang-bayang dalam tatapnya senyum kotak khas seorang Kim Taehyung, begitu manis dan..... tampan.

Seoyun tidak munafik akan hal ini. Senyuman seorang Kim Taehyung sudah seperti sebuah soju yang memabukkan. Begitu terasa candu, ingin melihatnya lagi dan lagi. Padahal hanya sebuah senyuman, tapi kenapa bisa semenyenangkan ini?

Tubuh yang sebelumnya tengah terlentang, kini sudah bergerak kearah samping untuk menyamankan posisi. Berbaring menghadap kanan dan disuguhi pemandangan cahaya lampu dan seorang wanita yang tengah tertidur lelap. Begitu pulas sepertinya, sampai terdengar suara dengkuran. Seoyun terkekeh geli, hanya sejemang, lantas kembali termenung kala sorot matanya mendapati boneka kokeshi yang terpajang cantik diatas nakasnya. Lagi-lagi dan lagi, hal yang pertama Seoyun bayangkan adalah sosok Taehyung.

Jemari lentiknya terulur untuk meraih boneka kokeshi yang dibaluti pakaian berwarna kuning, yang dihiasi oleh pita merah di tengahnya. Tubuhnya kembali terlentang, menggenggam boneka kokeshi itu penuh harap, entah apa harapannya, tapi Seoyun tengah mengharapkan sesuatu. Mengelus bagian surai yang sengaja diukir pendek, dengan warna yang sedikit kecokelatan. Bibirnya mengembang, tapi lagi-lagi senyuman kecut dan pahit yang dapat Seoyun ukirkan.

Apakah berharap banyak pada seseorang yang tidak mencintai kita sesakit ini ya? Betulan sesakit ini? Kenapa sakit sekali sih?

Asal kalian tahu saja, selama ini, selama dua puluh tiga tahun Seoyun hidup di dunia ini. Ia tidak pernah merasakan apa itu jatuh cinta, apa itu menyayangi dalam artian kepada sang pujaan hati. Seoyun benar-benar tidak tahu dan tidak pernah merasakan. Tapi, setelah Taehyung datang dan seolah memberi harapan, agaknya Seoyun sudah merasakannya sekarang.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang