Page 32

75 8 0
                                    

Btw, part ini lebih banyak konversasi antara Taehyung dan calon kakak ipar •.•

Astagfirullah Taehyung kamu ini berdosa banget ;(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Astagfirullah Taehyung kamu ini berdosa banget ;(

• Enjoy Reading •

Mobil hitam mengkilap melaju di bawah gumpalan awan yang menggantung kelabu. Menerobos lapisan udara tak kasat mata yang hadir untuk memberikan seonggok oksigen bagi para makhluk di bumi. Desingan suara mesin dan alunan musik pada radio, adalah suara yang mendominasi yang baik saat berada di perjalanan tanpa adanya konversasi.

Seokjin masih belum membuka mulut, bibir tebal itu setia bungkam menghadirkan keheningan yang kaku. Jemari kurus nan panjang miliknya, menggenggam erat stir mobil yang baru saja ia ganti beberapa hari yang lalu, lantaran stir yang sebelumnya sempat tidak berfungsi dan macet.

Lewat ekor mata, Seokjin dapat melihat bagaimana Taehyung terduduk diam dengan indra pengelihatannya yang tengah menerawang jauh. Rambut lurus nun tebal menutupi sebagian kelopak mata yang terukir tajam, kekasih adiknya ini sangat tampan, tapi tentu saja Seokjin lebih tampan.

"Bagaimana hubunganmu dengan Seoyun?" Akhirnya, setelah selang beberapa menit kedua pria tampan ini terdiam membisu, Seokjin lebih awal membuka topik pembicaraan perihal pertanyaan klasik.

"Kami baik-baik saja."

"Apakah Seoyun merepotkan untukmu? Maksudku, dia adalah wanita yang sering sekali bermanja-manja. Apalah dia berbuat demikian kepadamu?"

Kali ini Taehyung menarik atensi, tetap menjaga sopan santun pada pria yang lebih tua darinya, "Dia tidak merepotkan. Seoyun memang kelewat manja, tapi itu tidak masalah, karena aku menyukainya."

"Apakah kau benar-benar jatuh cinta pada adikku?"

Kepala Taehyung tergerak ke kiri, ia kembali menatapi jalan raya yang lengang. Hanya beberapa kendaraan besi yang melaju menyaingi kecepatan mobil yang dikendarai Seokjin.

"Sebelumnya, aku hanya menganggap Seoyun sebagai sahabatku. Tapi ternyata, sebenarnya aku pun memiliki rasa yang bisa aku imbangkan dengan miliknya. Tapi nyatanya aku ini payah, aku tidak bisa menyadari itu semua. Tapi kali ini semuanya sudah berubah, aku mencintainya selayak aku mencintai ibuku."

"Semirip itu kah wajah Seoyun dengan mendiang ibumu?"

"Iya, dia mirip sekali. Sampai-sampai sering kali aku membayangkan kalau aku sedang berbicara dengan ibuku dimasa mudanya," Taehyung tertawa masam, ia rindu sosok ibu.

Merasakan sebuah rasa canggung yang menyelimuti diantara senyap yang remang, Seokjin berdeham untuk memecahkan dinding yang menjadi pembatas antara keakrabannya dengan Taehyung.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang