Page 19

64 7 0
                                    

KEJUTAN!

Yap, aku update lagi
So, here we go..

• Enjoy Reading •

Terik mentari begitu panas dan silau menembus jendela kaca mobil, mengharuskan Jungkook untuk menurunkan sun vissor dari tempatnya. Begitu pun dengan Euna yang berada di sebelahnya. Jalanan kota Seoul kali ini begitu padat, banyak benda besi beroda yang melaju di permukaan aspal, juga banyaknya deru mesin mobil yang terdengar jelas di dalam rungu.

"Kau sudah bilang pada Taehyung kalau kita akan pergi?" Tanya Euna seraya mengalihkan atensinya pada Jungkook.

Jungkook hanya membalas dengan anggukan, masih setia menatapi jalan yang berada di depannya. Pun dengan Euna yang kini ikut kembali menatapi jalan raya yang sudah seperti lautan yang bergelombang, lantaran banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Oh, dan tak lupa dengan pejalan kaki yang menghiasi kepadatan kota Seoul hari ini.

Seharusnya, di jam seperti ini, Jungkook dan Euna tengah mengistirahatkan diri. Atau bisa saja sedang mengikuti latihan, atau mungkin makan siang di kafetaria? Ah, entahlah. Ketiganya sama-sama memungkinkan di saat-saat seperti ini. Namun, sepertinya untuk hari ini tidak. Tuan Hwang tiba-tiba saja menelfon Jungkook beberapa menit yang lalu, mendadak sekali memang, kala keduanya harus cepat-cepat mendatangi Tuan Hwang di huniannya sekarang. Euna sempat menolak, lantaran dirinya yang lebih memilih untuk memejamkan mata, memasuki alam mimpi. Tapi Jungkook tidak membiarkan itu terjadi, si pria Jeon ini memaksa Euna untuk tetap ikut bersamanya, dengan ancaman bahwa ia akan mengadu pada kekasihnya—Jimin—jikalau Euna sudah berselingkuh bersama pria lain di Seoul.

Akhirnya Euna hanya melenguh pasrah, mengikuti permintaan si pria gigi kelinci ini. Dan disinilah mereka, berada di depan sebuah hunian yang bisa dibilang lebih pantas untuk disebut gudang dan tidak layak untuk ditempati. Namun Tuan Hwang tetaplah Tuan Hwang, ia memilih mengikuti prinsipnya, untuk tetap tinggal di kediaman yang sempat ia tinggali bersama dengan mendiang istrinya. Ya, istri Tuan Hwang sudah lebih dulu pergi beberapa tahun yang lalu. Song Areum namanya.

Jungkook mengepal tangan kanannya, mengetuk-ngetuk beberapa kali pintu kayu yang sudah terlihat begitu usang dan jelek. Belum ada jawaban, Jungkook kembali mengetuk, hingga akhirnya presensi seorang pria berkepala tiga itu muncul, tersenyum lebar melihat kedua anak muda itu di hadapannya, "Wahh! Kalian kembali lagi ternyata," Tubuh itu melangkah mendekat, memeluk Jungkook yang juga membalas pelukannya.

"Iya Paman, apakah Tuan Hwang ada di dalam?" Sorot matanya sedikit menyorot ke dalam ruangan yang begitu temaram, lantas kembali menatapi pria yang berada di depannya ini.

"Tentu ada, ayo masuklah,"  Hwang Daeho, adik kandung Tuan Hwang itu mempersilahkan Jungkook maupun Euna untuk memasuki hunian miliknya dengan sang kakak.

Ketiga derap langkah kakinya begitu menggema di interior ruangan, memberikan suara tapakan kaki dengan keramik tua yang saling mencumbu, pun sesekali dengan suara decitan sepatu pantofel yang tengah Daeho kenakan. Ketiganya menaiki anak tangga yang bisa dibilang cukup tinggi, gagang besi yang berguna sebagai pegangan itu sudah cukup tua umurnya, hingga terlihat begitu berkarat di setiap jengkalnya.

Langkah Daeho dan kedua anak muda di belakangnya itu berhenti, kala menemukan sebuah pintu kayu yang terlihat begitu kumuh, seperti sudah lama tidak dibersihkan. Daeho memutar knop pintu, menghasilkan suara ceklekan yang cukup nyaring lantaran suasana yang sejak awal sudah terdengar sunyi, "Hyung, tamumu sudah tiba."

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang