Page 12

104 11 2
                                    

• Enjoy Reading •

"Kenapa lama sekali sih? Perutku sudah seperti pasar malam, bersisik sekali," Mengelus-ngelus perutnya pelan, Seo Yun mengerucutkan bibirnya lucu. Menunggu makanan tiba memang bukan suatu hal yang menyenangkan.

"Memangnya kau memakan bahan-bahan bangunan sampai bisa membuat pasar malam di dalam perutmu?" Oh ayolah Kim Taehyung, tidak bisakah dia bergurau sedikit? Itu hanya sebagai perumpaan, bukan kenyataan.

"Tidak begitu juga, Kim Taehyung." Seo Yun merotasikan bola matanya jengah, kendati di lain sisi ia juga sebenarnya tengah mengulum senyuman kecil.

Percayalah, kendati Taehyung mengajaknya makan siang hanya untuk bersandiwara. Tetapi saat sudah berjalan bersama, kaki ini rasanya berjalan saja tanpa di suruh, dan akhirnya berakhir duduk berdua di kedai makan. Sepertinya sandiwara kali ini menguntungkan ya, lantaran Taehyung tiba-tiba ingin mentraktirnya makan hari ini, katanya sih hanya untuk balas budi, ya sudah Seo Yun hanya meng-iyakan. Toh perutnya pun lapar sejak tadi.

Satu menit berlalu, akhirnya pesanan mereka sudah tiba. Seo Yun meneguk salivanya susah payah kala melihat satu porsi sundubu jjigae yang tersaji panas di dalam ttukbaegi, kuah pedasnya sangat menggugah selera. Lantas Seo Yun mengambil sendok yang sudah disediakan oleh pelayan kedai ini, mengaduk-ngaduknya pelan, sungguh ya, kenapa makanan yang rasanya pedas itu enak sekali sih? Seo Yun sudah candu dengan rasa pedas sejak kecil, layaknya teman hidup.

Tahu sutera itu memenuhi mulutnya, membiarkan kelembutan pun dengan rasa pedas menyatu di dalam rongga mulutnya, ini sangat enak sekali!
Seo Yun menatapi Taehyung yang juga tengah fokus pada kimbap miliknya, menjepitnya dengan sumpit lantas memasukkannya ke dalam mulut, "Memangnya kenyang ya kalau makan satu porsi kimbap saja?" Seo Yun bertanya pelan setelah menelan habis tahu sutera yang ada di dalam mulutnya.

Taehyung menarik atensinya pada Seo Yun, masih dengan mulut yang menguyah kimbap, "Sebenarnya tidak, seharusnya aku membeli dua porsi, tapi uangku dibagi dua untuk membayar makananmu."

Seo Yun tersedak kala ia tengah menyeruput kuah pedas miliknya, membuat kerongkongannya panas bukan main, kalian tau tidak, seperti ada sebuah api yang berkobar-kobar di dalan kerongkongan? Panas sekali! Matanya pun mendadak memerah, mengeluarkan air mata lantaran merasakan perih yang luar biasa, hidungnya pun sempat sulit untuk menghirup oksigen, tatkala tenggorokannya yang ikut merasakan perih.

Melihat Seo Yun yang terus terbatuk-batuk tanpa henti membuat Taehyung cepat-cepat mengambil milkshkae choco milik Seo Yun, lantas memberikkannya kepada Seo Yun yang masih terbatuk-batuk perih. Seo Yun mengambil milkshake choconya cepat, meneguknya sangat agresif, menyisakan seperempat dari isinya, kendati belum mereda, perih yang Seo Yun rasakan hilang perlahan, membuatnya terdiam sesaat guna untuk merasakan perih yang lenyap.

"Makannya, kalau pesan makanan jangan yang terlalu pedas. Kan kalau sudah perih begitu sakit kan?" Taehyung menatap Seo Yun datar bak papan, tapi hatinya tidak datar kok. Sungguh.

Tidak menghiraukannya, Seo Yun kembali memakan sundubu jjigaenya, kendati sudah diberi rasa sakit seperti sebelumnya Seo Yun tidak jera, lantaran ia sering mengalaminya kala memakan makanan yang pedas seperti ini, "Tidak pedas, tidak enak tahu."

"Kata siapa? Aku tidak makan pedas tetap enak saja kok," Taehyung menunjuk kimbapnya yang sudah hampir habis, kalimat Seo Yun memang bertentangan baginya. Lantaran seumur hidupnya, Taehyung tidak pernah kuat memakan makanan pedas, kendati hanya dijilat saja. Entah kenapa, tapi ia tidak tahu dulu ibunya mengidam apa sampai ia tidak kuat makan makanan pedas.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang