Evans langsung mendekati sofa tersebut dan duduk disamping keisya secara perlahan- lahan, tidak berniat untuk membangunkannya. Dia mengamati muka keisya lama. 'Ternyata dia memiliki hidung yang cantik, bentuk mata yang indah, bibir...'Evans langsung menggelengkan kepalanya 'apa yang kupikirkan'
"Sudah puas menatap ku?"
Evans terkejut. Dia langsung berdiri dari sofanya. "Kau dari tadi dh bangun??" Pipinya sudah merona. Dia ketahuan basah melihat perempuan ini terlalu lama.
Perlahan mata keisya terbuka. Dan dia tersenyum kepada evans.
Deg
'Kenapa senyumnya begitu indah?'
"Hehe.. aku hanya pura-pura tidur big guy"
Keisya berdiri menuju ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Sementara evans hanya berdiri bengong disitu. 'Kenapa jantungku berdegup sangat kencang?'
"Hei ngapain kau bengong disitu? Ayo makan" keisya tersenyum lagi.
Deg deg deg
'Bisakah kau tidak senyum lagi? Kau bikin aku sakit jantung' setelah berpikir keras, akhirnya pun evans duduk disamping keisya. Mereka duduk dalam keheningan. Tapi suasananya tidaklah canggung. Hanya suara sendok yang terdengar di ruangan itu. Akhirnya evans membuka suara.
"Apakah kau tidak pulang semalam?"
Keisya menghentikan kunyahannya. "Hm..iya aku disini semalam" dia kembali lagi mengunyah dan menelan makanannya.
"Kenapa kau tidak bangunin aku? Kalau ngak aku bisa mengantar mu pulang. Setidaknya memakan makanan yang semalam kau masak untuk ku."
"Ah.. kau sudah tidur sangat nyenyak. Aku ngak tega membanguninnya"
Hening kembali. Akhirnya makanan keisya pun dah siap. Dia menunggu evans siap makan, dan memandangi evans. Evans pun agak gelisah dengan pandangan keisya. Dia menoleh kepalanya ke keisya.
"Kenapa? Ada yang ingin kau bilang? Kenapa kau memandangi ku seperti itu?"
Keisya hanya terkekeh. Dia pikir evans sangatlah imut ketika salah tingkah. "Kenapa kau ketawa? Tidak ada yang lucu."
Akhirnya keisya terdiam. "Tidak ada aku hanya menunggumu siap makan biar kucuci piringnya"
Evans tertegun. 'Sejak kapan dia peduli kali terhadapku?'. Akhirnya evans pun siap makan. Keisya langsung mengambil piring evans dan piringnya dan langsung mencucinya.
"Kenapa kau sangat peduli terhadapku?" Keisya menghentikan pergerakannya. Dan melanjutkan kembali cuciannya. Setelah dia siap, dia duduk dihadapan evans.
"Keisya.. ak-aku minta maaf atas semalam perlakuanku" evans tertunduk. Sungguh semalam dia hanya sangat emosi hingga cakapnya tidak bisa dia kontrol kembali.
"Ak-aku hanya sangat emosi dan-"
"Tidak apa-apa," evans kembali lagi menatap matanya keisya. "Aku juga minta maaf, seharusnya aku tidak menampar mu juga"
"I deserve that,"
Keisya tidak lagi menjawabnya. Sebenarnya dia sudah memikirkan ini semalaman. Apa dia yakin bahwa ini benar atau tidak. Dia hanya ingin menjaga evans, seperti dia sudah berjanji kepada melly.
"Evans...aku ingin membilang sesuatu padamu," evans menatap keisya. Sepertinya keseriusan dari muka keisya membuat jantung evans berdegup sangat kencang.
"Apakah....apakah aku boleh tinggal disini?"
Evans terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa.
"Aku tau kau khawatir dengan ku. Tapi aku baik- baik saja. Sungguh, aku tidak berbohong."
Keisya menatap mata birunya evans. Dia tau evans berbohong. Dari matanya dia tau bahwa evans sangatlah tidak apa-apa.
"Kenapa kau berbohong padaku evans,"
Keisya mengambil tangan evans dan menggengam nya kuat.
"You know what, ketika aku melihatmu semalam, aku seperti melihat diriku yang dulu. Berantakan, kacau, rasa bersalah, semua sudah kulalui. Aku selalu membilang pada diriku sendiri bahwa semua akan baik- baik saja. Tapi yang datang hanyalah makin parah," mata keisya kembali lagi berkaca-kaca.
"Ak-aku berusaha ingin bunuh diri, karna aku sudah muak dengan kehidupan ini. Aku sudah muak dengan perasaan ini. Aku terus mengatakan tidak apa-apa, tapi sebenarnya adalah kebalikannya. Kemana aku mengadu? Kawan? Aku tidak punya. Orang tua? Sudah meninggal. Bahkan untuk keluar dari rumahku sendiri pun, tidak bisa lagi. Banyak orang melihat mukaku dan mengossipin tentang aku dan orang tua ku."
"Aku selalu keluar dengan hoodie atau topi yang selalu menutupi mukaku. Karna aku takut terhadap orang yang selalu menilai kehidupanku."
Evans sangat terkejut dengan pengakuan keisya secara tiba- tiba.
"Aku takut..aku takut evans, kalau kau berakhir menjadi seperti ku. Kalau kau tidak apa-apa, katakan saja. Putuskan sendiri untuk kebahagiaanmu. Kadang tidak apa apa menjadi lemah. Tidak apa apa menjadi dirimu sendiri. Dan jangan pernah lagi membohongi dirimu sendiri."
Evans berusaha menahan airmata yang ingin keluar dari matanya. Namun nihil. Air matanya kembali lagi lolos untuk sekian kalinya.
"So please, let me just stay with you. Aku ingin menjagamu, supaya kau tidak berakhir seperti ku."
Evans kembali lagi terisak, kenapa kata-kata keisya sangat menusuk ke hatinya? Karna semua yang keisya bilang, sangat seperti dirinya yang sekarang.
"Kenapa kau sangat mengerti diriku?"
"Trust me big guy, cause we're same" keisya kembali lagi tersenyum sampai matanya berbentuk garis. Keisya terus mengelus tangan evans sampai air mata evans mereda.
"Without you what will i do?"
AKHIRNYA SIAP JUGA!
follow juga ya akun saya:) vote+comment juga jangan lupa❤🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall✔
Novela JuvenilAku selalu berpikir, apakah hidup ini akan selalu menjadi seperti langit biru yang sangat indah? Apakah bisa hidupku menjadi cerah seperti langit itu? Tidak, hidupku seperti langit yang menimpa diriku. berat. sangat berat. kapankah hidupku kembali s...