Sinar matahari langsung menusuk kedua mata keisya sehingga membuatnya terbangun. Dia melihat keliling ruangan kerjanya.
"Ah, dimana lagi dia?" Keisya bangun dari sofanya ingin mencari keberadaan evans. Namun tak nampak juga. Akhirnya keisya pergi ke mejanya dan melihat sebuat note.
'Aku akan ke rumah sakit sebentar, ada sesuatu yang terjadi. Aku akan menunggumu dirumah^^'
Melihat note itu pun keisya langsung tau bahwa itu evans.
Keisya membuat kopi paginya dan meminumnya dengan rasa yang bahagia. Entah kenapa, kejadian kemarin tergiang-ngiang di kepalanya seperti kaset rusak. Dia mengingat bagaimana manisnya evans memeluk keisya ketika dia tertidur.
Ting-tong
Keisya pun meendengar suara sesuatu di laptop hendak ingin melihatnya.
"Mari kita lihat, apakah ada yang baru?""Ms. Keisya,"
"ASTATANK"
Rose pun ikut terkejut juga melihat keisya terkejut mendengar panggilan rose. "Hah, rose? Ketuk dulu dong kalau mau masuk" rose pun langsung meminta maaf. "Maafkan saya, apakah anda tidur disini semalam?"
Kening keisya mengkerutkan dahinya, "bagaimana kamu tau?"
"Disini kan ada cctv,"
"Apa?!"
"Tidak saya hanya bercanda," keisya langsung lega mendengar candaan rose, walaupun sebenarnya itu bukan candaan bagi keisya.
"Bukannya terlihat jelas? Ms. Keisya masih menggunakan baju semalam," tunjuk rose baju yang sekarang masih digunakan oleh keisya.
Keisya pun hanya terdiam mendengar ucapan rose. Emang tidak ada sih salahnya. "Kenapa kamu datang bukannya ada ingin bilang sesuatu?" Tanya keisya ingin mengganti topik lain.
"Oh iya, jam 10 hari ini kita akan ada rapat dengan ketua perusahaan VA Production, tentang kolaborasi yang akan kita lakukan dengan mereka."
Keisya baru teringat langsung mengangguk-angguk kan kepalanya dan menyuruh rose untuk keluar.
Dan akhirnya dia menutup kembali laptopnya.
________________________________________
Di lain waktu, Evans sedang pergi ke ruangannya setelah keluar dari ruangan rapat. Mendengar orang berbicara sampai berjam-jam bukanlah gaya evans.
Dia membuka pintu ruangannya, dan langsung menghempas kan badannya ke sofa. Tidak ada lagi yang harus dilakukannya, lagi pula 30 menit lagi waktu jam pulangnya.
Evans mengeluarkan hpnya dan melihat apakah ada hal yang baru. Tidak ada.
"Ah..bosannn" helaan napas keluar dari mulutnya evans. Akhirnya setelah menunggu 30 menit dia sudah bisa pulang. Dengan segera dia melepaskan jas dokternya. Menggantungnya di hanger, dan mengambil tasnya hendak ingin keluar.
Brak!
Ketika membuka pintu, Evans sangat terkejut. Badan evans seketika menegang ketika melihat sosok lelaki yang berdiri di depannya sekarang.
"Sudah lama, evans"
______________________________________
Keisya menjalani koridor dengan langkah yang tergesa-gesa. Dia bolak-balik melihat jam tangannya untuk mengetahui waktu yang sudah berlalu. Dia sudah tidak sabar lagi mengakhiri harinya dengan evans.
"Akhirnya..aku bisa istirahat"
Keisya langsung keluar dari kantornya pergi menuju parkir. Dia menghidupkan radio dan mengikuti irama musik. Ini adalah hari yang paling bahagia.
Sesampai dirumah, keisya langsung memakirkan mobilnya di bagasi dan membuka rumahnya dengan perasaan yang sangat bahagia.
"AKU PULANG!"
hening. Tidak ada sautan. Jawaban, apapun itu. Biasanya ketika dia pulang ada suara lelaki yang selalu menemaninya. Namun kali ini berbeda.
"Evans?" Keisya pergi menuju kamarnya. Kosong.
"Evans?" Keisya pergi mengecek kamar mandi. Kosong.
Keisya sampai mencari seluruh ruangan dalam rumah tersebut. Kosong. Tanpa lama, keisya langsung mengambil teleponnya.
'Nomor yang ada tuju seda--'
"Ah, mungkin dia mempunyai pekerjaan lebih," keisya terus memikirkan hal yang membuat dia merasa menjadi lebih baik. Dia memasakkan mie instan kesukaan evans. Dia tau sebenarnya begitu banyaknya makanan lain yang bisa dimasak. Tapi mie instan lah satu-satunya makanan kesukaan evans.
09.53
11.34
13.45
Keisya terus memandang jam dinding dengan tatapan kosong. Dia tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Capek telah menunggu terlalu lama,akhirnya keisya memutuskan untuk tidur duluan.
Ketika ingin berjalan ke kamarnya, dia mendengar sebuah email masuk ke laptopnya. Langkah keisya terhenti. Dia membalikkan badannya kearah laptop tersebut.
Dia membukanya.
'Kan sudah kubilang, aku tidak akan membunuhmu langsung. Namun secara perlahan-lahan. Dari dalam dirimu.'
-hemsworth
Jantung keisya berdegup sangat kencang. Tangannya bergetar ketika melihat pesan tersebut.
Ting-tong
Masuk kembali email dari hemsworth.
'Mungkin kau harus melihat ini'Sebuah video yang berdurasi tidak sampai 5 menit. Keisya tidak berani membuka video tersebut. Namun rasa penasarannya juga tidak kalah dengan rasa takutnya. Dengan tangan yang bergetar, keisya mengklik video tersebut.
BRAK!
Dia menutup laptopnya seketika. Dadanya bergemuruh. Sesak. Itu sekarang yang dirasakan keisya. Bahkan untuk menangis pun dia tidak sanggup lagi.
"Bagaimana...bagaimana ini bisa terjadi?"
Keisya terus menekan dadanya dengan sangat kuat. Rasanya oksigen di ruangan itu terasa semakin menipis.
"Aku pulang," dengan suara yang terdengar sangat lelah keluar dari mulut evans. Tidak ada jawaban.
'Mungkin dia tidur?' Evans berpikir mungkin jam segini keisya sudah capek menunggunya.
Ketika ingin berjalan ke kamarnya, evans sangat dikejutkan dengan pemandangan yang ada di depannya.
Evans mengkerutkan dahinya. Dan raut wajahnya langsung berubah menjadi khawatir setelah melihat keisya.
"Keisya.. kau tidak apa-apa?" Ketika hendak ingin memegang pundak keisya, tangan keisya langsung memukul tangan evans dan menyingkirkannya.
Evans pun sangat bingung dengan perlakuan keisya yang berubah sangat tiba-tiba.
"Jauhkan tangan kotormu, bajingan"
______________________________________
Wayo wayo yang penasaran kenapa ni si keisya berubah wkwk😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall✔
Teen FictionAku selalu berpikir, apakah hidup ini akan selalu menjadi seperti langit biru yang sangat indah? Apakah bisa hidupku menjadi cerah seperti langit itu? Tidak, hidupku seperti langit yang menimpa diriku. berat. sangat berat. kapankah hidupku kembali s...