"Ah...kepalaku"
Suara dengung memenuhi pendengaran keisya. Rasanya kepalanya ingin copot dari tubuhnya.
"Kau sudah bangun?"
Keisya hanya bisa terdiam menatap langit apartemen ini. Ternyata dia tertidur dengan keadaan seperti semalam. Terikat di kursi yang terbalik.Rasanya untuk membuka mata pun tidak bisa lagi akibat darah yang masih saja menetes dari ujung kepalanya. Tiba - tiba kursinya terangkat kembali seperti semula. Dia melihat abangnya telah memakai setelan baju yang sangat formal.
Hemsworth tersenyum padanya. Namun keisya hanya menjawabnya dengan muka yang datar. "Apakah kau tidur nyenyak?" Tanya hemsworth sambil tersenyum.
Mungkin orang lain aku tertipu dengan senyuman lelaki bangsat ini. Ingin sekali dia mengumpat ke orang yang dihadapannya sekali lagi, namun dia tidak ingin mati dengan umur yang masih muda.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar hemsworth. Wanita. Dia hanya melewati keisya dan hemsworth begitu saja. Bahkan keisya sudah langsung tahu apa yang terjadi pada 'semalam' dengan cara jalan perempuan itu.
"Kau melampiaskan semua kepada perempuan itu?" Suara keisya serak akibat apa yang terjadi kemarin.
"Bukan urusan mu,"
Kringg kringg
"Ah..lelaki ini lagi 'evans'."
Seolah-olah ada listrik yang menyentuh kulit keisya ketika mendengar namanya. Hemsworth langsung mendekatkan hp keisya ke telinganya.
"Ha-halo?"
"Pagi keisya!" Di dengar dari suaranya sepertinya evans sangat bersemangat pagi ini. Sementara keisya hanya bisa tersenyum mendengar suara evans lagi. Melegahkan rasanya. Dia pikir bahwa dia tidak bisa mendengar suara ini lagi. Selamanya.
"Apakah kau barusan bangun? Suara mu sangat serak. Ah- kau pulangkan hari ini? Pagi ini kan?" Tanya evans bergebu-gebu. Hal ini saja bisa membuat keisya terhibur. Walaupun dia tau keadaan dan situasinya tidak mendukungnya untuk juga ikut bersenang.
"Hm..aku akan usahakan pulang hari ini," bilang keisya ragu-ragu. Mau dikatakan apalagi tidak mungkin dia berjanji. Hemsworth hanya melihati keisya dengan tajam.
"Kenapa kau ragu? Pulang lah hari ini. Entah kenapa...tidak melihatmu 1 hari aja rasanya sudah sangat sepi. Tolong lah" keisya hanya mampu melihat hemsworth. "Baiklah, aku akan pulang"
Setelah berakhir teleponnya, hemsworth hanya melipat tangannya di depan dada dan melihat keisya dengan tajam. Keisya hanya menunduk dengan jantungnya yang berdegup sangat kencang.
"Sepertinya pacar mu itu manja ya? aku tidak bisa merestui kalian"
Keisya hanya bisa tersenyum walaupun ujung bibirnya terasa sangat perih. "Sejak kejadian kemarin aku tidak pernah lagi menganggap mu sebagai keluarga ku lagi, tidak kemarin tapi pas kejadian pada hari itu,"
Rahang hemsworth tiba-tiba mengeras akibat menahan amarah mengingat kembali pada kejadian 'hari itu'. "Ah..sepertinya kau ingin mengingatkan aku kembali pada kejadian itu?"
Langkah demi langkah perlahan-lahan hemsworth mendekatkan wajahnya di tepat hadapan keisya. "Kau ingin mati?"
Keisya berusaha menatap kembali mata hijaunya hemsworth. Dia tidak ingin dilihat menjadi lemah di hadapannya. Jujur, sebenarnya dia takut sekali. Tiba-tiba tangan hemsworth mengelus kepala keisya dengan lembut.
"Aku tidak akan membiarkan mu mati begitu saja. Kalau kau mati, ceritanya sudah habis bukan?" Rasanya detak jantung keisya sudah berkurang. Walaupun dia tau hemsworth tidak akan melepaskan dia begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall✔
Teen FictionAku selalu berpikir, apakah hidup ini akan selalu menjadi seperti langit biru yang sangat indah? Apakah bisa hidupku menjadi cerah seperti langit itu? Tidak, hidupku seperti langit yang menimpa diriku. berat. sangat berat. kapankah hidupku kembali s...