chapter.2

1.2K 53 0
                                    

Keisya langsung bergegas menuju rumah sakit. Keringat bercucuran di dahinya, hatinya berdegup sangat kencang, dia terus berdoa dalam hati kalau sesuatu tidak akan terjadi dengan ibunya.

"Hah..permisi..apakah tadi ada seorang ibu yang barusan terjadi kecelakaan?" Perawat tersebut terkejut dengan pertanyaan keisya. "Oh iya, dia ada di ruangan operasi. Apakah anda keluarganya?" Keisya langsung mengganguk cepat. Sambil menepuk dadanya "iya..hah..iya aku anaknya"

Setelah memberitahu jalan menuju ruangan operasi, keisya mondar-mandir di depan ruangan tersebut sambil khawatir. Seharusnya dia tadi mendengar kata ibunya, kalau ngak pasti tidak akan terjadi seperti ini. Kata- kata itu terus di benaknya.

Setelah 4 jam menunggu, akhirnya dokter dalam ruangan tersebut pun keluar. Dengan darah yg bercucuran dalam baju putihnya dan dokter itu melihat keisya. "Apakah kamu walinya?" Tanya dokter tersebut. "Iya, aku adalah anaknya"

Dokter tersebut menghela napas. Tolong, tolong kata- kata itu jangan keluar. Aku mohon padamu. Aku tidak ingin mendengarnya. "Maaf, kami sudah mengerjakan yang terbaik"

Deg

Seketika napasku seperti tercekat, jantungku seperti berhenti berdetak, aku merasa marah, kesal, merasa bersalah, sedih. Aku tidak pernah mengalami perasaan ini sebelumnya. Tiba -tiba keisya menarik kera baju dokter tersebut dengan emosi "kau adalah dokter...tugasmu adalah MENYELAMATKAN SESEORANG! KENAPA TIDAK KAU TOLONG IBU KU?!" dokter tersebut hanya terdiam. Lama- kelamaan tangan keisya mengendur dari dokter tersebut.

Dan dia merasa kakinya sangat lemas hingga tidak bisa lagi menapung badannya.


Ini salahku.

Keisya pov

Hampa, sunyi,hanya hitam. Itu yang kurasakan sejak 3 tahun yang lalu. Tidak ada emosi atau perasaan apapun yang keluar dari tubuhku. Tapi hanya ada satu, yaitu sakit. Aku tidak tau bagian mana diriku yang sakit, aku hanya merasa sakit. Dan itu membuat ku gila. Aku bisa gila dengan perasaan yang sangat sakit ini!

Uang,harta warisan, kecantikan,apapun itu dulu sangatlah berharga bagiku. Tetapi, sekarang aku merasa anti pada 'hal' tersebut. Karna 'hal' tersebut itulah yang membuat diriku hancur. Aku hanyalah perempuan yang bodoh yang hanya hidup berfoya- foya semasa hidupnya dengan kekayaan yang aku punya. Orang membilang bahwa aku beruntung karena aku mempunyai apa yang mereka tidak miliki. Tetapi tidak, aku benci ini, aku benci semua, aku sangat benci hidupku.












Hai gaess! Plis vote+comment kuy!
-parkshimha-

Skyfall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang