chapter.13

242 24 3
                                    

Gelap. Keisya tidak nampak apa - apa. Dadanya bergemuruh, sesak. Dia sangat takut.


"Evans... selamatkan aku"

Flashback

Pandangannya sudah mulai buram. Dia sudah tidak bisa melihat lagi dengan jelas.
"Kau disini rupanya?" Keisya menoleh untuk melihat lelaki yang di depan matanya sekarang. Dia berusaha fokus untuk memandanginya, namun nihil.

Efek alkoholnya sangat kuat. Semua kelihatan kabur. "Sepertinya kau sekarang lagi kesal, makanya minum banyak begini," ucap lelaki itu lagi. "Kau, kau siapa?" Dengan mata yang berat keisya berusaha lagi untuk memandangi lelaki yang di depannya ini.

"Kau ingin tau aku siapa?" Lelaki itu berdiri, dan membayar semua minuman yang sudah diminum oleh keisya. Lelaki itu menggapai tangan keisya "ayo ikut aku," dengan bodohnya, keisya hanya mengikutinya saja.

Sampai diluar keisya langsung melepaskan kasar tangannya. Pandangannya tidak lagi separah tadi, namun jalannya masih saja tidak stabil. "Lepaskan aku!"

Akhirnya tangannya pun terlepas, dia melihat lagi lelaki yang di depannya.
'Sial, masih saja kabur' pikirnya.

Tiba-tiba sebuah tangan menutup mulutnya, keisya pun panik. Dia menjerit namun tidak di dengar seseorang pun. Tenaganya lama-lama terkuras. Tangannya mulai lemas, matanya perlahan tertutup. Yang dia tau akhirnya suara mesin mobil yang berjalan.

Flashback off

Keisya menyipitkan matanya akibat menerima cahaya yang sangat terang. Dia melihat sekelilingnya, seperti apartemen.
Dia berusaha berdiri dari kursinya, namun tangannya serta kakinya di ikat  secara ketat sampai rasanya berbekas di kulit keisya.

Dia melihat lelaki yang memakai jas berdiri tegap menatapi pemandangan yang indah dari lantai 20 ini. Muka keisya sudah pucat, keringat dingin bercucuran, mulut bergetar akibat menahan rasa takut yang ada di dalam dirinya sekarang. Siapa tau, mungkin dia mati 10 menit kemudian? Tidak, 1 menit kemudian? Karna hanya ada dia sendiri dan lelaki itu di apartemen mewah ini.

"Kau..kau siapa?" Tanya keisya. Bibirnya sudah bergetaran hebat. Lelaki itu membalikkan badannya, dan berjalan menuju keisya.

Badan keisya tegang. Jantungnya berdegup sangat kencang tidak karuan. Lelaki yang di depannya,

Hemsworth.

Kringg kringgg

"Ah, lelaki ini bolak balik nelpon ke hp mu. Siapa dia? Pacarmu?" Tanya hemsworth.

"Bukan urusanmu," mata coklatnya keisya menatapi tajam mata hijaunya hemsworth.

"Nih," hemsworth memberi hpnya ke depan muka keisya. "Kau jawab telpon dia tapi, jangan jawab yang aneh -aneh. " hemsworth tersenyum tipis melihat raut muka keisya langsung berubah ketakutan.

Hemsworth langsung memecet tombol speaker dan menaruh hpnya di telinga keisya. "Halo?!" Evans bolak - balik menjerit namun keisya hanya bisa terdiam.
Hemsworth langsung berbisik ke telinga sebelah kiri keisya, "kau jawab, bukan kusuruh diam. Jangan bilang kau ada disini  bersamaku"  hemsworth menjauhkan kepalanya dari telinga keisya.

"Kau..kau siapa?" Nada suara evans sudah mengecil, tidak seperti tadi lagi.

"Evans.." suara keisya sangat bergetar, laki laki yang di depannya terus mengawasinya.
"Keisya?! Ini betulan kau? kau dimana?! Aku sangat khawatir," apa hanya keisya yang salah dengar, sepertinya suara evans serak seperti habis menangis?

"Maafkan, maafkan aku.." setetes air mata jatuh ke pipinya keisya. Dia sangat ingin mengatakan dimana keberadaan dia sekarang, bersama siapa, tetapi yang hanya bisa dia lakukan hanya diam.

Skyfall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang