Sudah berbulan-bulan akhirnya keisya menjalani kehidupannya sebagai seorang CEO muda di perusahaan ayahnya. Yah, memang tidak lah mudah. Dia masih terus belajar untuk menjadi CEO yang diinginkannya.
Tok tok tok
"Masuk!" Setelah membolehkan orang itu masuk, pintu itu pun terbuka.
"Ms. Keisya," senyum laki itu. Tanpa basa-basi lagi keisya langsung tersenyum dan berjalan ke arah Evans. Dia melihat sebuah kantung yang dibawa oleh Evans.
"Apa ini?" Tanya keisya. Evans langsung memberi kantung plastik itu ke keisya. "Boleh kerja, tapi setidaknya makan lah yang cukup," ucap Evans. Senyum keisya langsung lebar ketika evans mengatakan seperti itu.
Evans langsung menangkap kedua pipi keisya dengan sangat kuat. "Ke-kenapa?" Tanya keisya dengan heran. "Tengoklah pipi kurus mu ini, sebelumnya pipi mu begitu chubby, tengok sekarang hanya terasa tulang pipi mu aja." Rengek Evans.
Keisya langsung memegang tangan evans dan menurunkannya. "Iya,iya aku makan banyak, bawel amat sih" ketawa keisya.
Keisya pun langsung duduk di sofanya dan membuka makanannya. Evans pun menatapnya dengan lucu. Dia melihat rambut keisya turun ke mulutnya keisya. Evans langsung menyingkirkan dari mulu keisya. "Makannya pelan-pelan, nanti bisa tersedak"
Barusan aja dibilang keisya langsung memegang dadanya dan menepuknya berkali - kali. Evans langsung menyodorkan minumannya. Keisya langsung meneguk air putihnya dengan pelan-pelan.
"Mana ikat rambutmu?" Tanya evans kepada keisya. "Itu dimejaku" tunjuk keisya. Evans langsung berdiri menuju meja kerja keisya.
"Ah,ini dia"
Tingtong
Terdapat sebuah email dari laptopnya keisya, evans berniat ingin menengoknya. Tiba-tiba keisya sudah memanggilnya.
"Sudah dapat ikat rambutnya?" Tanya keisya. Evans langsung mengurungkan niatnya dan jalan kearah keisya.
Mengikat rambut keisya beberapa hari ini sudah menjadi kegiatan favorite evans. Dia langsung mengambil rambut keisya dengan pelan- pelan dan menyisirnya dengan jari-jarinya. Keisya pun hanya pasrah dengan perlakuan evans.
Pertama kali evans mengikat rambut untuk nya, keisya sangat shock. Dia seperti singa yang lagi mengamuk yang sedang mengalami PMS. Sangat parah.
"Sudah siap?" Tanya keisya setelah tau evans melepaskan tangannya dari kepala keisya. Keisya langsung merapihkan makanannya dan menaruh di tempat sampah. Dia langsung mengambil dokumen-dokumen yang belum diselesaikannya dari mejanya.
Evans hanya memperhatikannya dari sofa. Entah kenapa sejak Keisya menjadi CEO, dia jadi sering terlambat pulang ke rumah. Kadang ketika Evans ingin mempunyai waktu untuk mereka berdua, keisya malah lebih mementingkan pekerjaannya.
Apakah aku sudah berbeda di matanya?
Keisya yang dari tadi sadar melihat tatapan evans langsung merasa aneh. "Kau kenapa menatapku seperti itu?" Tanya keisya dengan hati- hati. Evans hanya menelah napasnya dan tersenyum secara paksa. "Tidak apa-apa," senyum getir evans.
Keisya langsung tau ada yang salah dari senyum evans tapi dia tidak tau apa penyebabnya. Dia langsung berdiri dari kursinya dan duduk disamping evans. Perlahan-lahan dia menepuk pundak evans. "Kalau ada yang salah bilang saja sama aku, kita sudah berjanji untuk tidak menyakiti hati kita lagi dengan sebuah rahasia. Bilang saja, ada apa sayang?"
Ucap keisya dengan sangat lembut sampai membuat air mata evans jatuh dari mata indahnya. Melihat air mata evans membuat keisya khawatir setengah mati. Selama ini tidak ada terjadi apa - apa lagi sejak Hemsworth tidak lagi muncul dihadapan kami berdua. Tapi kenapa kali ini?
"Aku..aku tidak tahan lagi," ucap evans. Keisya hanya bisa mendengar perkataan evans. "Aku berusaha untuk tidak menjadi penghalangmu, aku berusaha diam, tapi..tapi aku tidak bisa menahannya lagi."
"Kau berbeda keisya,"
"Sejak bulan-bulan lalu aku sudah merasa tenang karena hemsworth tidak ada lagi menganggu kita, tapi aku tidak pernah menyangka akan terjadi seperti ini."
Keisya hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar ketika mendengar semua perkataan evans. Jujur, sebenarnya dia juga tidak tau bahwa evans akan merasakan seperti ini. Dia merasa bersalah. Sangat bersalah.
"Aku tau emang jadi CEO itu tidaklah mudah,apalagi dengan umur mu yang masih muda banyak orang yang meremehkan mu. Tapi, setidaknya.. berceritalah denganku," tidak ada lagi perasaan yang dirasakan evans kecuali kecewa.
"Aku merasa tidak cukup, ah.. apakah dia tidak suka lagi pada--"
"Hentikan,"
Evans tertegun dengan perkataan keisya. "Tolong hentikan, aku sudah mengerti,"
Keisya langsung menarik pundak evans dan memeluknya. "Maafkan aku.. aku,aku tidak tau kau merasa seperti itu,"
Keisya melepaskan pelukannya dan menatap mata biru evans dengan perasaan yang sangat dalam. "Jangan pernah kau merasa seperti itu lagi. Kau orang yang paling berharga bagiku. Kau tau? Aku kalau tidak ada kamu tu ibaratkan malam tanpa bulan dan bintang. Jadi, tolong jangan pernah lagi merasa seperti itu, aku salah. Aku minta maaf," senyum keisya.
Evans hanya tertawa, "sejak kapan kau mengatakan gombal seperti itu? Ah.. aku jadi merinding" keisya hanya mempout kan mulutnya mendengar perkataan evans.
Evans menurunkan keisya dan mempeluk keisya dari belakangnya. "Ini sudah tengah malam, kita tidur sini aja," kata evans. Evans langsung menyelimuti keisya dengan mantel dokternya.
Keisya memutarkan badannya menghadap evans, "bagaimana pasien mu?" Evans tampak berpikir menjawab pertanyaan keisya. "Yah, tidak ada perubahan katanya. Dia terus merasa depresi." Ucap evans dengan sedih. "Apakah aku bisa menyelamatkannya?" Tanya evans dengan murung.
"Tentu saja, buktinya kau adalah orang satu satunya yang menyembuhkan jiwa ku. Kenapa orang lain tidak bisa?" Senyum keisya. Evans langsung mengeratkan badannya dengan keisya dan mencium keningnya. Akhirnya mereka pergi ke alam mimpi.
14.34
Email dari hemsworth telah masuk.________________________________________
Helloo gaess💕 sudah lama tidak kabaran nih wkwk terima kasih telah menunggu skyfall update❤ author sangat menghargai btw, maaf x author lamaaaaaaaa x updatenya:(
Baru x ini se soft ini ceritanya uwu deh😭 tapi siap siap cerita selanjuntnya yaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall✔
Novela JuvenilAku selalu berpikir, apakah hidup ini akan selalu menjadi seperti langit biru yang sangat indah? Apakah bisa hidupku menjadi cerah seperti langit itu? Tidak, hidupku seperti langit yang menimpa diriku. berat. sangat berat. kapankah hidupku kembali s...