chapter.12

247 22 4
                                        

Sejak pesan yang dikirim hemsworth, keisya sama sekali tidak bisa tidur. Pikirannya terus terganggu. Selama seminggu lebih keisya terus mendapatkan pesan yang tidak dikenal. Tetapi kali ini bukanlah hemsworth.

Pesan - pesan tersebut berisi tentang ancaman bahwa keisya harus meninggali Perusahaan Corg dan berhenti menjadi CEO.

"Kau kenapa sih?" Tanya evans setelah memasak mie instan yang sangat wangi. Yap, dia suka sekali mie instan.

"Hm? Apa? Kenapa?"

"Kau kenapa dari tadi melamun? Kurang tidur? Banyak pikiran?" Evans langsung menanyai bergebu - gebu.

Keisya tersenyum. Dia tidak menyangka evans begitu khawatir dengannya. Tanpa sadar dia melihat evans makan dengan lahap dan tersenyum kembali.

"Kenapa kau melihatku begitu? Apa ada sesuatu di mukaku?" Evans langsung memegang mukanya.

"Ngak ah! Kau hanya imu-"

Ting- tong

Mereka berdua terdiam. Keisya melihat jamnya. "21.20, siapa yang datang jam segini?"

Ketika keisya berdiri, evans langsung menahan tangan keisya. "Biar aku saja yang buka"

Evans langsung berjalan menuju pintu dan langsung membuka pintunya.

"Si..siapa?"

Karna penasaran pun keisya langsung ikut berdiri dibelakang evans dan melihat orang yang dihadapannya.

"Tom..tom holland?!" Tom hanya tersenyum melihat keisya yang dibalik punggung lebar evans. "Kau pasti yang bernama evans bukan?" Tanya tom. Evans bingung, sepertinya dia tidak pernah melihat laki - laki ini.

"I-iya, kau siapa?" Tanya evans. "Sebelum aku menjawab, bagaimana kalau aku masuk kerumah mu dulu?"

Mata evans langsung menatap curiga lelaki yang dihadapannya sekarang. "Maaf, aku aja belum mengenal mu. Baga-"

"Suruh dia masuk"

Evans langsung melototi keisya. "Tenang, aku tau dia" jawab keisya.

Setelah mempersilahkan masuk ke dalam apartemen mereka, keisya langsung menyuruh tom untuk duduk. Sementara evans hanya menyiapkan minum teh di dapur.

Sambil mengaduk teh, evans berpikir 'sejak  kapan mereka berdua bertemu? Kenapa keisya mengenalnya? Apa dia kawannya? Keluarganya?" Evans langsung menggeleng kan kepalanya.

"Apa berhakku mengetahui itu semua, aku bahkan bukan siapa - siapa nya."

_______________________________

"Bagaimana kau tau tempat tinggal ku?" Tom hanya tersenyum tipis karna mendengar pertanyaan Keisya. "Kau kenapa selalu tidak menjawab ketika aku memberitahumu pertanyaan?" Kesal keisya.

"Karna aku diperintahkan seperti itu" jawab tom dengan enteng.

Sementara evans hanya menguping dari kamarnya. Dia bahkan memakai stetoskop untuk mendengar lebih jelas. Stetoskop ibunya.

"Diperintahkan? Siapa yang memerintahkan mu?"

Tom ketawa, sangat kuat. "Kau ini sangat naif, keisya. Siapa lagi kalau bukan dia?"

Keisya langsung berpikir. Tidak mungkin. Tidak mungkin dia kembali lagi. "Iya, lelaki yang ada dipikiran mu sekarang" senyum tom.

"Hemsworth"

Keisya langsung berdiri, "Apa mau kau sekarang?! Kau siapa? Apakah kau bawahannya?!" Urat di lehernya sudah keluar akibat menahan amarah yang sangat besar.

Tom berdiri dan menepuk bahu keisya secara pelan. "Tenang saja, kau akan tau nantinya" tom langsung bergegas ingin pergi dari apartemennya.

"Btw, terima kasih tehnya. Sangat pas. Manis."

Keisya langsung terduduk lemas di sofa. Dia tidak bisa berpikir jernih.
"Bagaimana..dia bisa kembali lagi?"

Evans langsung keluar dari kamarnya setelah mendengar tom pergi dari apartemennya. Dia melihat keisya menutup matanya sambil memijit dahi kepalanya.

"Apa yang terjadi?" Tanya evans penasaran.

"Jangan bicara," jawab keisya ketus.

"Siapa laki-laki itu? Siapa hemsworth?"

"BISAKAH KAU DIAM?!"

Evans terkejut. Selama keisya tinggal di apartemennya, dia sama sekali tidak pernah melihat keisya terpuruk begini. Dia selalu menunjukkan senyumnya depan evans walaupun dia mempunyai banyak pikiran.

Dia selalu bahagia untuk membuat evans senang kembali. Apa yang dilakukannya semua untuk evans. Tapi, baru kali ini lah dia menunjukkan muka dia yang asli.

Keisya langsung mengambil jaketnya dan tasnya. "Mau kemana kau pergi malam- malam begini?" Tanya evans khawatir.

"Aku butuh sendiri" jawab keisya dengan pelan.

"Jangan bercanda, tengah malam begini kau ingin sendiri? Aku akan ikut dengan mu" evans langsung bergegas ke kamarnya namun di hentikan keisya.

"Apakah kau tidak mengerti?! Aku ingin sendiri sekarang" evans berbalik menatap dalam matanya keisya. Semua terbaca oleh matanya. Lelah, resah, khawatir, takut, semua perasaan bercampur aduk.

"Aku hanya ingin membuat mu tau, bahwa aku akan disisimu. Selamanya"

Keisya hanya tersenyum letih mendengar kata - kata evans.

___________________________________

Setelah diperbolehkan keluar sama evans, hanya ada satu cara untuk menghilangkan ini semua. Mabuk.

Keisya memasuki bar yang sangat sepi. Karena ini sudah jam 1 malam. Dia tau ini perlakuan yang bodoh, mabuk ditengah malam, tanpa ada yang mengawani. Tapi dia sudah tidak peduli lagi, dia hanya ingin menenangkan pikirannya.

"Vodka please," setelah menunggu 5 menit akhirnya minuman yang dipesannya pun datang. Dingin. Seperti hatinya sekarang.

Waktu pun berlalu, dia sudah tidak sadar berapa shot yang sudah diminumnya.

Kringg kringg

"Evans," pandangannya sudah mulai buram. "Kau disini rupanya?"

Keisya menoleh kepalanya dan melihat seseorang yang berbicara dengannya.

_________________________________

"Dimana dia?!" Sudah jam setengah 2 pagi, namun keisya tak kunjung datang. Evans bolak - balik berjalan tidak jelas. Dia kembali lagi menelepon keisya.

Nomor yang anda tuju sedan--

Evans mencampak handphonenya ke sofa dengan emosi. Seharusnya tadi dia melarang keisya untuk pergi.

Kringg kringg

Evans langsung menjawabnya,
"KAU DIMANA?! UDAH JAM BERAPA INI?!"

Namun tidak ada yang menjawab, evans kembali lagi melihat teleponnya, tersambung apa tidak.

"Halo? Keisya?"

Tidak ada jawaban juga. "Halo? Keisya?! Jawab aku!"





















"Kau..siapa?"




















Sorry x ngak update:(  udh kelas 3 jadi cmn yaa:") jangan lupa vote+comment ya!💜

Skyfall✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang