SELAMAT MEMBACA-, -"Fan, gue mau ambil uang mading. Mau dibelanjain pulang sekolah soalnya."
Suara dari seorang lelaki itu membuat ketiga gadis yang sedang asik mengobrol mengangkat kepalanya. Rafi ketua kelas berkacamata, sicowo yang tadi berbicara.
"Ouh uang mading ya? Bentar, " kata Fani seraya beranjak ketempat duduknya dibelakang.
Saat ini seharusnya mereka mengikuti pembelajaran pak Jefri. Namun, guru itu sedang absen. Jadi mereka free.
"Mau ngerjain dimana, Raf? "tanya Nara.
"Disekolah aja lah. Biar adil,"jawab Rafi. "Lyn, lo jago bikin puisi kan?"tanya Rafi.
"Enggak juga,"kata Evlyn.
"Tema bulan ini kan, Hari Kemerdekaan. Gimana kalo kalimatnya, pake puisi lo aja? "
"Eugh, gue sih boleh aja. "
Cowo itu berdecak bahagia sambil memberikan dua jempol sekaligus kepada Evlyn. Dan, tiba-tiba Fani datang dengan nafas terengah-engah.
"Napa sih? Mana uangnya?"tanya Rafi.
"Raf, uang nya ilang," Ucap Fani.
"HAH? "
"Iya. Ditas gua gaada. Padahal tadi pagi gua udahan masukin ke tas."
Tadi pagi, gadis itu menyimpannya didalam tas. Karena tahu hari ini Rafi akan mengambil uang mading.
"Lo, jangan bercanda Fan."
"Beneran ilang? Udah di cek semua bagian tas lo? "tanya Evlyn.
"Udah,Lyn. Gua inget banget. Gue nyimpen didompet warna biru, terus gue masukin tas bagian kedua. "
"Terus sekarang gimana? "tanya Nara.
"Yaudah lah. Gue kasih tau bu Regina. Nanti biar dia yang nindak lanjutin,"ucap Rafi sambil mengelos pergi.
*****
Tentang masalah hilangnya uang mading, Rafi sudah mengkonfirmasi kepada walikelanya. Kata beliau, kita selesaikan dengan cara terkecil saja. Mencoba menggeledah tas setiap murid XI IPA'A. Karena, pasti pelakunya, tak jauh dari murid kelas mereka.
"Baik, silahkan kalian, simpan tas dimeja masing-masing, " tegas bu Renata. Walikelas - XI IPA'A.
Mereka pun memindahkan tasnya keatas meja mereka. Bagi mereka yang tidak bersalah pasti tidak ada raut khawatir sama sekali.
Semua tas sudah mereka simpan diatas meja. Kini giliran Rafi sebagai ketua kelas dan wakilnya Evlyn menjalankan tugasnya.
Rafi memeriksa tas bagian kiri tepatnya cewek. Dan sebaliknya, Evlyn memeriksa tas laki-laki.Kedua remaja kepercayaan bu Regina pun mulai mengerjakan tugasnya. Memeriksa semua tas yang ada didalam kelas XI IPA'A, sampai bawah meja dan saku yang seragam yang mereka pakai.
Rafi. Cowo itu terdiam saat melihat barang yang dicarinya berada disalah satu tas yang ia periksa.
"Lo bilang dompetnya warna apa, Fan? Biru? "tanya Rafi. Semua mata tertuju kearah cowo itu, sambil mengerutkan kening mereka.
"Iya, Biru. Terus ada motif awannya juga, "ucap Fani.
"Ini? "tanya Rafi mengangkatkan barang yang sama persis dengan yang didefinisikan Fani tadi. Semua murid dan juga bu Regina mengangga tak percaya. Saat Rafi mengeluarkan dompet itu dari dalam tas Evlyn.
Sedangkan Evlyn. Gadis itu tak kalah kagetnya juga. Bagaimana bisa dompet itu ada didalam tasnya. Jujur. Ia tak pernah mengambilnya.
"Kamu yang mengambil, Evlyn? "tanya bu Regina tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Jugendliteratur* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...