SELAMAT MEMBACA -,-Irshan cowo itu turun dari motor putih miliknya. Berjalan kearah depan pintu dengan kresek putih ditangan kanannya.
Ia menekan bel rumah megah ini. Sambil menunggu ia mengetuk-ngetuk kecil kakinya kepada lantai. Tak lama, pintu dihadapannya pun terbuka. Lantas ia mundur satu langkah.
"Cari siapa ya, den? "tanya wanita kurang lebih berumur 25-26.
"Saya temennya Evlyn. Katanya Evlyn sakit? Jadi saya kesini buat ngejenguknya,"ucap Irshan.
"Ouh temennya non, Evlyn? Sok atuh ayo masuk dulu, " ucap wanita itu sembari mempersilahkan cowo itu masuk.
Irshan tersenyum lalu memasuki rumah megah. Matanya menelusuri setiap sudut rumah ini, sangat tertata rapi dan bersih.
"Siapa, bi?"
Cowo itu membalikkan badannya. Menatap seorang gadis dengan baju santai. Irshan akui sebagai lelaki, kedua kaka-beradik ini memang mempunyai kadar kecantikan diatas rata-rata.
"Temannya, non Evlyn. Non, "jawab wanita tadi.
Cheryl memangut, "Evlyn ada ditaman belakang. Eugh bi, buatin Cheryl jus alpukat ya, nanti anterin kekamar, "ucap gadis itu, tanpa berkata lagi langsung memasuki kamarnya.
"Mari den, saya anter. "
Irshan mengikuti langkah kaki wanita didepannya ini menuju taman. Sesampainya ditaman ia melihat seorang gadis dengan cardigan merah mudah sedang memberi makan kucing.
"Itu non Evlyn nya. Kalo gitu bibi tinggal dulu ya."
"Ouh iya bi. Makasih bi. "
Setelah kepergian pembantu tadi, cowo itu dengan langkah besar menghampiri Evlyn. Irshan memperhatikan gadis itu dari belakang punggunya.
"Makan yang banyak ya, pou, "guman gadis itu kepada kucing putih. Entah mengapa Irshan terkekeh mendengarnya. Dan kekehan tersebut membuat gadis dihadanya membalikkan badan.
"Ka Irshan? "sapa Evlyn.
Cowo itu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Evlyn yang juga masih berjongkok. "Buat lo, "ucapnya sembari menyodorkan barang bawaan yang ia beli tadi.
"Makasih. Padahal gausah loh, jadinya ngerepotin, "kata Evlyn menerima kantung kresek tersebut.
"Kok diluar, udah sembuh?"
"Belum bener-bener sembuh sih. Eh, kita duduk disana aja. Masa jongkok ke gini, kan gak enak diliat."
Irshan mengikuti langkah kaki Evlyn menuju kursi taman dibawah pohon.
"Sakit apa? "tanya Irshan.
"Cuma panas doang kok, "ucap Evlyn. "Ouh ya, maafin ya ka, kemaren gue gak nganterin lo beli kado."
"Gapapa kali. Lo kan sakit. "
"Iya. Tapi supraise berhasilkan? Gimana?"
"Mereka seneng sih. "
"Seneng doang? Ekspresi lain?"
"Gak tau. "
Evlyn tersenyum geli melihat Irshan. Kadang, cowo ini memang suka kelewat cuek.
*****
A/n;plis deh, ini chapter gak jelas banget,sedikit lagi; ( gapapa ya;)
TERIMAKASIH TELAH MEMBACA
VOTE AND COMMENTSUBANG, 24 JULI 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Novela Juvenil* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...