PRAY FOR TANGKUBAN PARAHU, JAWA BARAT 🙏.
SELAMAT MEMBACA -,-
Setelah dua hari terkurung didalam rumah karena sakit. Hari ini, ia akan menjalani rutinitasnya kembali.
Pagi ini, dimeja makan Evlyn beserta keluarganya sedang sarapan pagi. Keluarganya, hadir semua. Mulai dari papih, mamih, kaka dan adiknya. Oh iya, Evlyn juga mempunyai adik loh, namanya Sargas. Pastinya cowo dong, sekarang cowo itu sedang duduk dibangku kelas delapan Sekolah Menengah Pertama.
"Mih, Sargas mau selainya kacang ya, "ucap Sargas.
"Keseringan makan kacang, bisa jerawatan,"kata Cheryl.
"Iya gitu, Mih?! Coklat aja deh coklat. Sargas gak mau, muka Agas jadi jelek gara-gara jerawat. "
"Enggak kok, Gas. Cheryl kamu gak boleh gitu, sama adek kamu, ah, "ucap Kania - Mamih mereka.
"Lyn, beneran kamu gak mau pindah aja, kesekolah papih? "tanya perempuan dengan tiga anak tersebut.
"Enggak, Mih. Evlyn lanjut disana aja. Lyn gapapa kok,"ucap gadis itu seraya menguyah roti bakarnya.Info juga ya. Sebenarnya, papihnya Evlyn itu pemilik sekolah swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Tapi kenapa, kedua remaja itu tidak disekolah kan disekolah milik papihnya. Alasannya, papihnya itu mau, kedua gadis itu berbuat semena-mena disekolah. Dengan alasan sekolah itu milik papihnya.
Maksudnya gini loh, banyak anak yang disekolahkan disekolah milik orang tuanya, rata-rata itu selalu diperlakukan istimewa. Seperti dibiarkan saja saat melakukan kesalahan. Nah, papih mereka tidak mau seperti itu.
"Kamu bener gapapa, Lyn? "tanya papinya.
Evlyn mengangguk yakin. "Iya, Pih. "
"Oke," ucap Marcell - papih mereka. "Dan kamu, Cheryl Loona Agatha."
Oke, sekarang papihnya berada dalam mode on. Jika sudah menyebut nama lengkap mereka.
"Papih mohon, surat ini untuk yang terakhir kalinya papih dapet. Okay? "
Cheryl dengan entengnya, hanya mengangkatkan kedua bahunya.
"Sayang, gak boleh gitu ah, "kata mamihnya sambil mengelus rambut panjang Cheryl.
"Papih tau, kalian tuh mempunyai IQ diatas rata-rata. Tapi jikalau kelakuan kalian gak setara dengan nilai yang kalian punya, IQ itu gak ada artinya. Lebih jelasnya, menurut papih. Akhlak lebih penting dari pada nilai kalian."
Cheryl mengangguk malas. Evlyn mengangguk paham. Sargas mengangguk dengan cool nya.
Marcell tersenyum seneng. Setidaknya, ketiga anaknya, walaupun sering melakukan kesalahan kecuali Evlyn, nilai mereka tidak pernah buruk.
*****
Diruangan bu Mayra sekarang. Fani duduk tenang dihadapan bu Mayra yang sedang menahan kesalnya.
"Iya bu. Akhir-akhir ini juga dia kaya yang males gitu buat pembinaan."
Guru dengan rambut disanggul atas-atas pun menggelengkan kepalanya. Olimpiade tinggal satu bulan lagi, namun salah satu anak muridnya malah bermalas-malasan.
"Kamu serius?"
Fani mengangguk berusaha meyakinkan bu Mayra.
"Dia udah gak serius bu, soal Olimpiade kali ini. Itu aja sih, yang bisa saya liat, akhir-akhir ini. "
Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, sontak kedua wanita itu menoleh kearah pintu.
"Permisi bu? "ucap Evlyn, lalu berjalan kearah kursi disebelah Fani, didepan bu Mayra. "Maaf ya, bu. Saya terlambat. "
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Fiksi Remaja* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...