Selamat membaca❤Dari tempat Evlyn berdiri, ia hanya bisa melihat dalam diam. Seharusnya, ia yang kini berada didepan sama bersama Fani. Memberikan piala kepada sekolah atas hasil yang telah dicapai.
Namun, alam berkata lain.
"Makannya, jadi orang tuh gausah muka dua. Kena imbasnya kan. "
Evlyn tak menjawab bahkan menoleh saja tidak, untuk menanggapi omongan orang disebelahnya.
Hari Senin, LHS memang menjalankan kewajibannya untuk melaksanakan upacara bendera. Dan setelah upacara selesai pula, kedua gadis yang telah membawa nama baik LHS itu diminta untuk menyerahkan piala penghargaan itu kepada kepala sekolah.
Setelah semuanya telah beres, semua murid LHS dipersilahkan untuk membubarkan barisan dan menuju kelasnya masing-masing.
Evlyn berjalan bersama Nara menuju kelas. Setidaknya, jika orang-orang menjauhi dirinya, ia masih mempunyai Nara.
"Lyn. Lo gak sakit hati emang, liat si Fani sama Tifa yang ada didepan tadi?"tanya Nara.
"Buat apa sakit hati, Nar. Lagian, taun kemarinkan gue udah. "
"Bukan maksud udah atau belumnya, Lyn. Tapi perjuangannya. Lo yang cape-cape pembinaan, eh pas h-7 lo digantiin. Kalo gue sih udah gak terima banget, Lyn. "
Evlyn hanya tersenyum mendengar perkataan Nara.
Tanpa sadar mereka telah sampai didepan kelas. Saat mereka masuk, semua murid kelas mereka sedang berkumpul.
"Ada apaan sih? "tanya Nara.
Barulah mereka bisa melihat, ternyata yang tadi dikerumunin itu adalah Fani dan Tifa. Gadis itu ternyata sedang diberikan selamat, dipuji-puji bahkan.
"Gak jelas,"ucap Nara sambil berjalan kearah kursinya tanpa memedulikan tatapan semua murid yang ada dikelas.
Berbeda dengan Evlyn. Gadis itu malah menghampiri Fani dan Tifa."Selamat ya, "ucap Evlyn sembari mengulurkan tangannya. Namun, diluar ekspetadinya, kedua gadis dihadapannya malah diam saja. Bagaikan enggan membalas jabatan tangan Evlyn.
"Makasih Lyn, "ucap Fani sambil membalas tangan Evlyn, itu pun setelah sekian detik lamanya.
Evlyn mengangguk, lalu berjalan kearah tempat duduknya bersama Nara. Tanpa sadar, satu tetes airmata telah keluar dari matanya. Dan dengan cepat ia menghapusnya.
*****
Entah untuk keberapa kalinya Bima menyeka keringat didahinya. Istirahat kedua, ia dan yang lainnya menggunakannya untuk berlatih basket.
Pertandingannya dengan sekolah tetangga itu akan dilaksanakan lusa. Jadi mereka harus mempersiapkannya dengan sangat matang.
"Lanjut pulang sekolah aja,"teriak Bima sebagai capten kepada teman-temannya.
"Siap, "balas teman-temannya itu.
Bima berjalan keluar dari lapangan. Sambil berjalan cowo itu menyeka keringat-keringat yang membasahi tubuhnya dengan handuk.
Banyak pasang mata yang melihat kejadian keren itu. Seorang Bima berjalan dengan keringat yang bercucuran, membuat para siswi tergila-gila. Apalagi semenjak beredarnya kabar putus hubungannya dengan Evlyn, para cewek yang berada di LHS maupun diluar lebih gencar mendekati Bima.
Cowok itu berbelok kelorong arah ruang basket berada. Cukup ramai yang melintas dilorong ini memang.
"Bima. "
Bima menghentikan langkahnya saat mendengar suara orang memanggilnya. Cowok itu membalikkan badannya, lalu menaikam sebelah alisnya menatap seorang cewek yang ada dihadapannya.
Gadis itu mendekat kepada Bima, lalu menyodorkan botol minum, "diminum ya. Gue buat sendiri loh, "ucap gadis itu.
Tanpa pikir panjang, Bima langsung menerima botol minum itu. "Thanks,"ucap Bima.
Gadis itu tersenyum. "Lo mau keruang basket ya? "
"He'em. "
"Gue ikut ya. "
"Ngapain? Gue mau mandi, "kata Bima.
"Ouhh,,, mau mandi ya? "
Bima mengangguk. Lalu membalikkan badannya berniat untuk pergi. Namun, tangannya lebih dulu dicekal oleh gadis tadi.
"Apa lagi? "
"Pulang sekolah, gue boleh nebeng gak?" tanya gadis itu ragu.
Bima sempat menghela nafasnya. Lalu dengan entengnya ia mengangguk.
"Serius? "
Cowok itu mengangguk.
"Beneren? "
"Iya, Fani. "
Gadis itu tersenyum gembira. "Makasih,"ucapnya.
"Tapi gue latihan dulu, "ucap Bima.
"Gapapa. Gue tungguin. "
"Yaudah terserah. "
Fani semakin melebarkan senyumnya, "kalo gitu gue duluan ya, bye. "
Fani langsung berlari meninggalkan Bima dengan hati yang berbunga-bunga.
*****
Terimakasih membaca; w
Vote and comment;)Follow my ig
@sel_salsabila
@selislsaaSubang, 16 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Teen Fiction* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...