Selamat tahun baru Islam 1441 Hijiriah🙏.
Selamat membaca❤
Hari kelima setelah berakhir hubungan Evlyn dan Bima. Tak pernah terbayangkan oleh gadis itu, jika pada akhirnya hubungannya dengan Bima berakhir seperti ini. Hanya dengan kesalah pahaman.
Berpapasan dijalan pun, Bima seakan enggan. Jangankan menyapa, melirik saja tidak, cowo itu lebih memilih buang muka.Ditambah lagi, dengan cibiran orang-orang. Nama Evlyn sudah terlanjur buruk dimata siswa siswi LHS.
Tak sampai disitu. Entah kesialan apa yang menimpa gadis itu, sampai ia didist untuk mengikuti Olimpiade yang akan dilaksanakan satu minggu lagi.Bu Meyra memberikan informasi ini dua hari yang lalu. Beliau mengatakan Evlyn tidak akan diikut sertakan dalam Olimpiade nanti. Entah apa alasan yang sebenarnya, bu Mayra men dist dirinya karena katanya Evlyn sering bolos dalam pembinaan. Posisinya pun telah ada yang menggantikan.
Sedangkan Evlyn hanya menurut saja. Ia mencoba berpikir positif, mungkin ini bulan rezekinya untuk mengikuti Olimpiade kali ini. Lagi ia sudah pernah tahun kemarin.
Brukk
Evlyn merasakan basah pada seragam bagian depannya. Bersamaan dengan itu, gelak tawa semua murid yang melihat kejadian ini pun kian terdengar.
"Duhh, sorry banget ya tuan putri. Gue gak sengaja,"ucap orang yang menabraknya itu.
"Gapapa, lain kali hati-hati,"kata Evlyn. Untung LHS mempunyai jas seragam, kalau cuma seragam putih saja yang ia pakai kali ini, pasti akan tembus pandang.
"Baik banget sih kamu. Tapi sayang cuma topeng, "kata murid yang berada sampingnya.
"Tunjukin aja lah muka asli lo. Semua juga udah tau kok. "
Evlyn hanya bisa menghela nafasnya medengar cibiran teman-temannya. Sambil menahan air mata yang hampir jatuh, ia berjalan cepat agar tidak ada yang bisa melihatnya menangis.
"Huuu cupu! "teriak teman-temannya melihat kepergian Evlyn. Mereka menganggap bahwa kepergian Evlyn tadi adalah sebuah kekalahan dan merasa dengan apa yang dikatakan orang-orang.
Berbeda dengan Evlyn. Saat ini ia sedang berdiri dilorong sepi yang jauh dengan keramaian, sendirian.
Gadis itu menyeka air matanya yang mengalir kembali. Sakit rasanya dicemoohkan oleh banyak orang, menjadi topik buruk pembicaraan banyak orang.
Ia tak menyangka hidupnya akan seperti ini. Dijauhi banyak orang. Dan yang ia bisa lakukan? Hanyalah diam. Ia tak berani bercerita kepada keluarganya, sebab mereka pasti akan membawa masalah ini lebih rumit.
Evlyn duduk dilantai lorong, menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Sesegukan sehabis menangis, membuat dadanya sedikit sakit.
"Gausah nangis, Cengeng."
Gadis itu kaget, langsung mengangkat kepalanya menoleh kesumber suara. Ia menatap orang yang sedang berdiri dihadapkannya.
Evlyn menarik ingusnya yang hampir saja turun,lalu menyeka matanya yang basah. Kemudian ia berdiri berhadapan dengan orang tadi.
"Kenapa harus nangis? "tanya orang dihadapannya.
"Ka Irshan kenapa disini? "
"Harus ya, lo nangis?" Irshan malah bertanya kembali.
"Apa sih?" tanya Evlyn dengan nada kesal sembari mengerutkan dahinya.
"Kenapa gak lo omongin balik aja? Kenapa gak lo pungkas kata-kata mereka? Kenapa lo gak membela diri? Kenapa lo malah diem aja, sambil senyum didepan semua orang. Seakan elo emang pelakunya, tapi dibalik layar lo rapuh. Kenapa?"tanya Irshan berturut-turut.
Airmata Evlyn mulai meleleh kembali. Dirinya bukan tipe gadis yang cengeng, namun sekalinya menangis, tidak bisa berhenti.
Irshan memegang kedua bahun Evlyn lalu menatap matanya. "Coba, lo bersikap keras sedikit. Buktiin sama mereka kalo lo gak seperti yang mereka omongin, "ucap Irshan lembut.
Evlyn kembali menatap cowo didepannya. Lalu ia menggeleng pelan.
"Lo bisa. Ada gue. "Gadis itu terdiam sebentar, memikirkan perkataan Irshan. Kemudian ia mengangguk.
Irshan yang melihatnya pun tersenyum, mengacak rambut Evlyn.
"Ingus lo turun, "ucap cowo itu lalu memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.
Evlyn langsung menutup hidungnya, "ka Irshan!" geram gadis itu.
Cowok itu hanya tertawa. Tanpa perduli seberapa kuat Evlyn menahan malu.
*****
Terimakasih telah membaca; w
Vote and comment;)Follow
Ig; @sel_salsabilaSubang, 01 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Teen Fiction* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...