41. Dua mantan

242 9 0
                                    

Selamat membaca ❤️

*****

Sudah seminggu berlalu sejak hari itu, semuanya kembali seperti biasa Evlyn, Nara dan juga Fani bersahabat kembali, tak ada lagi namanya saling menjatuhkan, saling mengejek, sekarang kesalahan pahaman itu benar-benar telah dilupakan.

Dari kejadian itu banyak yang memuji karena kebaikan Evlyn, sudah dijahatin namun gadis itu masih bisa dengan entengnya memaafkan. Dan tak banyak juga yang beranggapan bahwa Evlyn itu bodoh, terlalu baik, mau-maunya ditipu Fani lagi.

Namun Evlyn tetaplah Evlyn, mau sebagaimana orang memperlakukan buruk dirinya ia tidak akan pernah membalasnya dengan keburukan lagi.

"Lagi?"

Evlyn menoleh kearah Nara yang berada disampingnya. Saat ini mereka sedang berada didepan loker Evlyn, niatnya gadis itu akan mengambil dompet namun baru membuka lokernya puluhan coklat,bunga berserta surat keluar dari lokernya begitu saja.

"Pusing gue lama-lama," geruta Nara sambil memegangi kepalanya.

"Kan Evlyn yang diteror pake coklat sama bunga, kok lo yang pusing?"tanya Fani.

Sudah tak asing lagi memang jika cewek cantik sedang jomblo pasti banyak kaum Adam yang berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya. Contohnya Evlyn, hampir setiap hari ia mendapat coklat,bunga,surat cinta, bahkan sarapan gratis.

"Pusing gue, nih coklat mau kemana'in lagi coba?"

"Biasanya emang kemanain?" Tanya Evlyn.

"Gue yang makan,"jawab Nara.

"Nah itu, buat stok lo dirumah daripada dibuangkan mubasir," ucap Evlyn.

"Tapi kalo setiap saat juga gak baik Lyn, bisa sakit gigi gue," kata Nara.

"Gimana kalo kita sumbangin aja ke anak panti, disanakan banyak anak kecil jadi pasti suka coklat,"ujar Fani membuka suara.

Evlyn sempat saling bertatapan dengan Nara. "Wah pinter juga ya lo Fan,"ucap Nara sambil menepuk bahu gadis itu.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin sambil mengobrol masalah tadi. "Mulai kapan nih?"tanya Nara.

"Weekend aja deh?"usul Evlyn.

"Boleh boleh, dideket rumah gue juga ada panti kok, nanti kita coba kesana aja dulu,"ucap Fani.

"Siap," ucap Evlyn dan Nara bareng.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kantin, sesampainya didepan kantin mereka berhenti sejenak untuk mencari tempat duduk yang kosong, karena kantin saat ini sedang ramai-ramainya.

"Penuh nih, gimana?"tanya Evlyn.

"Apa kita ke kantin bawah aja? Disana kayanya gak seramai ini deh," ucap Fani.

"Tapi gue pengen makanan yang disini, kantin bawah udah bosen itu-itu lagi,"ucap Nara.

Mereka kembali berpikir, "makan dikelas aja kalo gitu," ucap Evlyn.

"Yaudah deh, yuk beli dulu,"ajak Nara.

Mereka memasuki kantin dan menghampiri stan ayam geprek, menu hari ini usulan dari Nara. Ketiganya menunggu Sambil berdiri sempat beberapa kali Fani dan Evlyn tertubruk oleh orang-orang yang lewat.

Tiga porsi ayam geprek pun sudah siap, mereka memegang boxnya masing-masing, saat hendak berjalan keluar kantin tiba-tiba saja Nara berhenti berjalan sontak Evlyn dan Fani pun ikut berhenti.

"Eh itu Bima dkk," ujar Nara sambil menunjuk kearah Bima yang sedang makan bersama Zyan dan Rian. "Tempat duduk mereka kosong tuh, makan disana aja ya," kata Nara.

"Makan dikelas aja Nar," ucap Fani.

"Kalo kekelas kelamaan, udah ayok ke sana," ucap Nara sambil menarik lengan Evlyn, jadi mau tak mau Fani juga harus mengikutinya.

"Halo guys, kita boleh duduk disini kan?"tanya Nara kepada Bima dkk. Ketiga cowok itu menoleh lalu menautkan alisnya heran.

"Ya boleh dong sayang, ayok sini duduk,"ucap Zyan lalu mempersilahkan ketiga cewek itu untuk duduk. Rupanya Zyan dan Rian masih menyukai Nara, terbukti saat Zyan memanggil sayang kepada Nara, Rian langsung melototi Zyan.

Evlyn dan Fani ikut duduk dikursi, sialnya mereka duduk dikursi yang ditempati Bima, dan lagi cowok itu entah sengaja atau apa malah duduk di tengah, jadilah Bima diapit oleh Evlyn dan Fani.

"Biasa aja kali Bim gak usah tegang gitu," celutak  Rian.

"Apaan sih lo," sewot Bima

Mereka tertawa melihat ekspresi Bima yang sedang diapit oleh kedua mantannya.

"Gimana hari ini Lyn? Loker lo masih penuh?"tanya Rian.

Evlyn mendongak menatap Rian lalu menganggukan kepalanya. "Gue heran deh, mereka nggak sayang duit apa? Mending duitnya mereka tabung, lebih bermanfaat," ucap Evlyn.

"Ya satu-satunya cara supaya lo gak dikasih begituan lagi dengan lo punya pacar," kata Zyan sambil melirik Bima.

"Sok-sokan nyuruh gue pacaran, lo sampe sekarang ga jadian-jadian tuh sama Nara," sindir Evlyn.

"Lyn! Nara tuh takdir gue," protes Rian.

"Udah deh Rian gak usah ngaku-ngaku, takdir Nara tuh cuma Zyan seorang,"ucap Zyan dengan gaya sok cool nya.

"Nara serasinya sama gue."

"Gue otw sama Nara."

"Dia selamanya punya gue."

"Stop!" Ucap Nara kesal. "Gue kesini untuk makan bukan dengerin ocehan gak jelas kalian."
Bukannya diam kedua cowok itu malah saling menyalahkan.

"Bim?"sahut Zyan.

"Hm."

"Lo gada niatan buat ngajak Evlyn balikan gitu?"

"Uhukk uhukk," entah mengapa Evlyn langsung tersedak mendengar pertanyaan Zyan, padahal pertanyaan itu bukan untuknya.

Bima langsung membuka air mineral lalu disodorkan ke Evlyn dan gadis itu menerimanya.

"Makasih," ucap Evlyn lalu meminum air yang diberikan Bima.

Zyan langsung diam seketika dan merasa bersalah apalagi disaat Bima melototinya.

"Lo sih!" Ucap Nara menyalahkan Zyan sambil menggeplak lengan cowok itu.

"Ya maaf," ujar Zyan.

Sedangkan Fani, cewek itu hanya bisa tersenyum miris. Jika ditanya apakah Fani masih cinta dengan Bima? Pasti jawabannya iya, apalagi salah satu faktor Fani berbuat jahat ke Evlyn itu kan Bima. Namun dengan cepat ia menggelengkan kepalanya pelan untuk menghilangkan pikiran yang tak baiknya.

"Bukan salah Zyan kok, santai aja. Gue yang tadi makannya buru-buru," ucap Evlyn lalu mengambil tisu untuk mengelap bibirnya. Namun gerakannya terhenti saat mendengar getaran ponselnya.

Drt drt

Ia mengambil ponsel yang berada disampingnya lalu melihat siapa yang menelepon. Evlyn melihat teman-teman dahulu lalu menolak panggilan tersebut dan menyimpannya kembali diatas meja.

"Kok ditolak?"

Evlyn tersentak lantas melihat kesamping, rupanya tadi Bima memperhatikan Evlyn sampe tau jika gadis itu menolak panggilan telepon.

Cowok itu menatap Evlyn dengan tangan yang menopang wajahnya.

"Nanti aja,"ucap Evlyn seraya memalingkan wajahnya dan kembali dengan makanannya.

"Udah jadian sama Irshan?" Tanya Bima

*****

Terimakasih telah membaca:w
Vote and Comment;)

Subang, 21 Maret 2020

STS[1]: LIBRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang