Selamat membaca❤***
BRAKK!!
Evlyn yang sedang duduk mengerjakan tugas dikelas, terlonjak saat meja yang ia gunakan digebrak oleh seseorang secara tiba-tiba. Gadis itu mendongak, menatap orang yang melakukannya.
"Nar?" ucap Evlyn heran. Kedatangan Nara secara tiba-tiba dengan wajah yang dipenuhi amarah, membuat Evlyn bertanya-tanya.
Ia berdiri secara perlahan dari duduknya. Melirik sekitar, banyak murid yang mengikuti Nara dibelakang. Gadis itu makin heran.
"Kenapa? "tanyanya sambil memegang pundak Nara.
Plakk!!
Bukan jawaban yang gadia itu dapatkan. Melainkan, satu tamparan dipipi sebelah kanannya.
Rasa perih menjalar dipipinya begitu saja. Namun, tak sebanding dengan rasa perih dihatinya saat tahu orang yang menamparnya adalah Nara.
"Lo kenapa, Nar?" tanya Evlyn lirih sambil memegangi pipi yang tadi Nara tampar.
"LO YANG KENAPA?!"
Evlyn sampai melotot mendengar Nara berteriak kasar kepadanya sambil menunjuk tepat didepan wajahnya.
"Gue—"
Evlyn belum sempat menyelesaikan kalimatnya, namun tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh Nara dengan kasar. Ia masih enggan menanyakan sesuatu kepada Nara, masih membiarkan sahabatnya ini membawa.
Nara menghentikan langkahnya, otomatis Evlyn pun ikut berhenti. Berhenti didepan mading yang sudah terdapat banyak orang disana. Entah apa yang mereka lihat disana, gadis itu tak tahu.
"Lo Liat!" perintah Nara kepada Evlyn sambil menunjuk mading.
Evlyn menoleh kearah mading. Begitu terkejutnya ia, saat melihat kertas yang berisikan kata-kata yang tak pantas untuk diperlihatkan. Apalagi itu bersangkutan dengan Nara.
Attention
Nara Slavina cuma benalu.
Anak haram aja bangga.
Sok menjadi yang paling bahagia, tapi masalahnya numpuk.
Orangtuanya cerai, uang kosan belum dibayar, SPP apalagi.
Kasian ya kamu, Nar.
"ELO KAN YANG NEMPEL INI?""Enggak Nar, "ucap Evlyn sambil menoleh kepada Nara.
"Lo tega-teganya, ya Lyn, ngumbar aib sahabat lo sendiri?!" ucap Nara dengan air matanya.
Evlyn menggelengkan. Tanda ia bukan pelakunya. Bukan dirinya yang melakukannya.
"Siapa, kalo bukan lo pelakunya?Cuma lo Lyn. Cuma lo yang tahu tentang ini. Cuma lo yang tahu tentang kehidupan gue yang sebenarnya."
Nara berkata sambil menangis.
"Gak ada satu orang pun yang tahu, selain lo! Lantas, salah gue nuduh lo?"
Evlyn yang melihat sahabatnya seperti itu, tak tega. Ia membekap mulutnya sendiri untuk menahan isakan tangis yang kencang. Ia menggapai tangan Nara yang dingin, lalu menatap sahabatnya.
"Bukan gue yang nempel ini Nar. Gue berani sumpah—"
Nara dengan kasar menarik lengannya yang digenggam Evlyn. "LO PIKIR GUE BAKALAN PERCAYA?! LO ITU MUNAFIK EVLYN. MUKA DUA!"
Gadis itu tanpa rasa kasihan sedikitpun mendorong bahu Evlyn sampai gadis itu jatuh mengenaskan dibawah lantai. Nara mencondongkan badannya kearah Evlyn.
Plakk!
Satu tamparan terakhir yang Nara berikan kepada Evlyn. "Anggap kita gak pernah kenal! "kata Nara. Selanjutnya, gadis itu berlari meninggalkan Evlyn beserta kerumunan para murid itu.
"Huuh."
"Emang dasar muka dua. "
"Gak tahu terimakasih banget. Padahal cuma Nara yang tahan lama sahabatan sama dia. "
"Rasain tuh! "
Evlyn menunduk menahan isak tangisnya. Dan juga menahan diri mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatainya sambil berlalu pergi.
Gadis itu memegangi kepalanya. Pusing. Ia berdiri, setelah benar-benar tak ada orang lain selain dirinya didepan mading. Ia menatap kertas itu, lalu ngambilnya.Ia berjalan mendekati tong sampah, dan membuang kertas itu yang telah menjadi gumpalan.
Evlyn berjalan dengan lesu menuju kelasnya. Bayangan saat Nara meneriakinya dengan kata-kata kasar, bayang saat Nara menamparnya, terlintas begitu saja dikepalanya.
*****
Terimakasih telah membaca;w
Vote and comment;)Subang, 03 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
STS[1]: LIBRA (End)
Teen Fiction* Ini kisah dari seorang Agatha Evlyn Xeevara kekasih dari seorang ketua basket Bima Jazztin Bramasta, yang dikhianati oleh anak baru yang menjadi teman barunya. Seiring berjalannya waktu kehidupannya berubah. Ia sering kali dituduh melakukan Kesa...