33. Bukti

187 8 0
                                    

Selamat membaca;)

Bonuss pict Evlyn

Bonuss pict Evlyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Evlyn sedang berdiri didepan mading. Membaca pengumuman tentang berlangsungnya acara pemilihan King and Queen.

Pemilihan King and Queen yang baru akan berlangsung tiga hari lagi. Salah satu program kerja dari Osis itu, memang,sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya di Luveta High School. Sudah banyak yang mencalonkan diri sebagai kandidat dan dengan semangatnya mereka mempersiapkan yang terbaik untuk ditampilkan nanti.

Namun berbeda dengan Evlyn, gadis itu tak berminat untuk mencalonkan diri. Sebenarnya jika ia mengikuti, dipastikan akan menang. Tidak menjadi Queen sekolah saja ia sudah sering disebut Putri, apalagi kalo mencalonkan sebagai Queen. Yah tapi itu kan dulu, sebelum beberapa insiden terjadi.

"Mau nyalonnin?"

Evlyn langsung menoleh kesamping saat mendengar suara yang tiba-tiba datang itu.

"Kak Kiran," sapa Evlyn dengan senyuman kepada kakak kelasnya itu. Kiran adalah gadis yang menjabat sebagai Queen, dan akan melepaskan jabatan itu beberapa hari lagi.

"Kamu belum daftar sebagai kandidat Lyn?" tanya Kiran dengan lembut. Memang pantas dipilih sebagai Queen, udah cantik mempunyai karakter yang baik pula.

"Gak begitu minat Kak,"ujar Evlyn diiringi dengan kekehan.

"Kok gitu? Padahal aku yakin kamu pasti menang loh. Sebenarnya kalo taun kemarin kamu nyalonin juga kamu pasti lagi diposisi aku," ucap Kiran.

"Nggak gitu juga kali kak."

"Kalo enggak, berarti gak ada salahnya dong buat daftar?"tanya Kiran sembari menyodorkan selembar kertas berisikan pendaftaran diri untuk menjadi calon kandidat Queen.

Evlyn hanya bisa mengaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung juga harus dengan cara apalagi ia menolak ajakan Kiran.

"Udah pegang dulu aja, kamu masih bisa mikir-mikir dulu kok. Kalo udah nanti kasih tau aku ya. Syukur-syukur kamu daftarin diri," ucapnya lagi, kali ini gadis itu sedikit memaksa Evlyn untuk menerima kertas itu.

"Tapi kak—"

"Aku duluan ya, masih banyak kerjaan soalnya. Bye, "pahit Kiran.

Evlyn menatap kepergian Kiran masih dengan wajah bingung. Ia menunduk, melihat kembali isi dari kertas yang diberikan Kiran tadi. Sempat berpikir sejenak lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Sebelum pergi ke kelas, ia terlebih dahulu mampir ke kantin untuk mengisi perut kosongnya. Seperti biasa ia akan duduk dan makan sendiri disana.

Tak mau ambil pusing lagi, ia memesan satu porsi nasi goreng dan es teh manis untuk ia makan. Dan dengan kesendiriannya ia makan sendirian dimeja. Benar-benar sendiri, orang-orang pun bahkan tak mau bersebrangan meja dengannya. Tapi yang Evlyn buat hanyalah bersabar.

"Mau ditemenin gak nih?" ucap tiba-tiba seorang cowok dan langsung duduk di depannya. "Makan kok gak ajak-ajak sih, udah sombong ya sekarang," ucapnya lagi.

Evlyn mengerutkan bibirnya mendengar cibiran orang yang berada didepannya ini.

"Bukannya kak Irshan yang sekarang sombong, "balas Evlyn.

Irshan terkekeh mendengar ucapan Evlyn.

"Enggak Lyn," ucap Irshan lembut.

"Yaudah iya, "ucap Evlyn singkat.

Irshan kembali menatap Evlyn yang sedang makan. Sebenarnya ia kasian terhadap gadis itu, kamana-mana selalu sendiri,  apalagi setelah kemarin ia mengerjakan sesuatu.

Tapi untung lah ia berhasil menemukan gadis itu dikantin. Dan langsung saja ia menghampirinya dan ingin menjelaskan sesuatu terhadap gadis itu.

"Btw, lo gak mau nanya gitu kenapa beberapa hari lalu gue gak nemuin lo?"tanya Irshan sambil menumpukan dagunya ditangan.

"Kak Irshan kan lagi pendekatan sama Fani, udah tau, "ucap Evlyn yang terkesan cuek.

Moodnya tiba-tiba jadi berubah setelah Irshan bertanya tentang hal itu padanya. Lagian ngapain juga sih harus nanya? Mau pamer udah jadian? Apaan sih...

"Siapa yang pdkt anjr," seru Irshan.

Evlyn tak menjawab, gadis itu malah mengaduk-aduk makanannya. Dan itu menbuat Irshan tersenyum.

"Lo cemburu?"goda Irshan.

Evlyn langsung menatap Irshan, lalu menggeleng cepat. "Enggak," ucapnya dengan nada bak anak kecil.

"Ngaku, "Irshan makin gencar menggoda Evlyn, apalagi saat melihat pipi gadis itu yang mulai memerah.

"Jadi selama ini lo cemburu. Ckckck... Kok gak bilang-bilang sih Lyn, " Irshan menggelengkan kepalanya berusaha drama yang ia buat akan berhasil menjebak Evlyn. Tapi demi apapun, Irshan dengan sekuat tenaga menahan gelak tawa.

"Enggak Kak, "kekeuh Evlyn. "Lagian ngapain sih Kak Irshan kesini? "

Teringat akan selalu, cowok itu menyodorkan buku yang tadi ia bawa kepada Evlyn. "Nih, buku paket Kimia sampul biru, "ucap Irshan.

Evlyn mengerutkan kening, "gue kan pinjem tiga hari yang lalu, kok sekarang baru dikasih?" tanya Evlyn. Lagian masalah meminjam buku itu hanya alibi Evlyn untuk bisa menelpon Irshan pada hari itu.

"Sibuk kemarin gue, "jawab cowok itu dengan  entengnya.

"Sibuk sama—"

"Gue deket sama Fani, karena ada masalah yang harus gue urus. Lo jangan salah paham Lyn,"potong Irshan. Cowok itu sudah tahu Evlyn akan berbicara tentang isu kedekatannya dengan Fani.

"Masalah? "tanya Evlyn.

Irshan mengangguk. Cowok itu mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sesuatu. Tak lama ponsel Evlyn berdering, entah video dan foto apa yang Irshan kirimkan kepadanya.

Evlyn bingung, padahal mereka sedang berhadapan lalu kenapa Irshan harus mengirimkan pesan padanya. Melalui raut wajah, gadis itu bertanya kepada Irshan.

"Liat dulu,"ucap Irshan pelan.

Evlyn mengangguk, lalu memutar salah satu video yang Irshan kirimkan. Nafasnya tersengal melihat video itu lalu melihat beberapa fotonya juga.
Mata gadis itu sampai memerah ingin menangis.

"Gue gak maksa buat lo percaya sama gue, tapi itulah buktinya."

Pikiran Evlyn langsung ngeblank.

"Ini beneran kak? "tanya Evlyn yang masih belum percaya dengan apa yang ia lihat.

Irshan mengangguk. "Gue bukan ngejauh dari lo Lyn. Gue bikin rencana supaya feeling gue kebukti bahwa Fani emang pelakunya. Dia yang udah bikin lo dijauhin kaya sekarang. "

***

Terimakasih telah membaca; w

Subang, 26 Januari 2020

STS[1]: LIBRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang