28. Pelipur Lara

183 13 0
                                    

Selamat membaca❤

Seorang gadis tengah duduk sendirian dikursi, dibawah pohon belakang sekolah. Evlyn menatap kosong kearah depan, pikirannya melayang entah kemana.

Kini Gadis itu selalu sendiri, tak ada lagi kemana-mana berdua dengan Nara. Gadis itu benar-benar menjauhinya, menganggap seakan mereka tak pernah mengenal.

Belum lagi cibiran dari teman sekolahnya. Membuat nama Evlyn menjadi tercoreng sekarang. Kini, semua yang membicarakan Evlyn selalu tentang keburukannya.

Evlyn menghela nafasnya, mengembalikan lagi nyawanya. Ia mengecek jam ditangan kanannya, terlihat dibenda yang melingkar dilengannya, menunjukkan pukul 10.20, itu tandanya sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Dengan segera ia berdiri dan meninggalkan tempat itu.

Diperjalanan menuju kelas, disepanjang koridor ia tak berani mengangkat kepalanya. Dengan tangan yang terus memilin ujung seragam miliknya. Sampai pada akhirnya, ia menghentikan jalannya saat merasakan ada tangan seseorang yang menarik tangannya lantas menggenggamnya.

Ia pun melihat kearah tangannya setelahnya ia mendongak keatas melihat siapa sang pemilik tangan itu.

"Ka Irshan?"

Cowok dengan rambut hitam legam itu tersenyum sebagai sahutan saat Evlyn memanggil namanya.

"Jalan, "ucap Irshan,sembari menarik tangannya Evlyn digenggamnya untuk berjalan kembali.

Saat mereka berjalan berdua, suara para murid yang membicarakannya semakin terdengar. Evlyn hanya bisa menarik nafas saja.

"Gak usah didengerin. Mereka gak tau apa-apa, "ucap Irshan kepada gadis disebelahnya.

"Iya. "

"Kita mau kemana Kak?" tanya Evlyn.

"Ruang musik," jawab cowok itu disaat mereka sudah berada didepan pintu ruangan tersebut.

"Ngapain?"

Irshan tak menjawab, cowok itu kembali menarik lengan Evlyn untuk masuk kedalam. Setelah didalam, gadis itu langsung menghambur untuk masuk lebih dalam keruang musik. Meninggalkan Irshan dibelakangnya.

"Udah lama gak kesini, "ucap Evlyn yang telah duduk sambil memutarkan kursi piano.

"Gak pernah masuk kelas musik?"tanya Irshan. Cowo itu sudah duduk didepannya.

"Pak Elang nya sibuk terus, jadi cuma belajar didalem kelas aja. Apalagi sekarang istrinya mau lahiran, "ucap Evlyn.

Irshan yang melihat wajah cemberut dari Evlyn menjadi gemas. Sampai bibirnya tak bisa berhenti tersenyum, namun dengan cepat ia memalingkan wajahnya. Tanpa sengaja cowok itu melihat ada sebuah gitar disampingnya.  "Mau denger gue nyanyi?" tanya Irshan sambil mengambil gitar disampingnya.

Evlyn menoleh kepada Irshsan dengan gitar yang sudah ada dipangkuannya.
"Boleh, "seru Evlyn.

Cowok itu tersenyum melihat antusias Evlyn. Gadis itu ternyata sudah lupa dengan beberapa masalah yang menimpanya sekarang.

Irshan pun mulai memainkan gitarnya, memainkan intro nada dan kemudian mulai bernyanyi...

Found you when your heart was broke
I filled your cup until it overflowed
Took it so far to keep you close (Keep you close)
I was afraid to leave you on your own

I said I'd catch you if you fall
And if they laugh, then fuck 'em all (All)
And then I got you off your knees
Put you right back on your feet
Just so you can take advantage of me

Tell me how's it feel sittin' up there
Feeling so high but too far away to hold me
You know I'm the one who put you up there
Name in the sky
Does it ever get lonely?
Thinking you could live without me


Evlyn tak bisa menahan senyumnya lagi, saat mendengar indahnya lantunan gitar yang dimainkan Irshan, dipadukan dengan suara merdu cowok itu. Membuat siapa pun yang mendengarnya akan tersipu, termasuk Evlyn. Gadis itu sangat menikmatinya, sampai ia memajamkan matanya karena terbawa suasana.

Irshan membawakan lagunya dengan baik. Namun, entah mengapa airmata Evlyn lolos begitu saja dari matanya. Dengan, cepat ia membuka matanya lalu menghapus airmata yang mengalir dipipinya.

"Kok nangis?"tanya Irshan. Cowok itu sudah menghentikan bermain gitarnya saat pertama kali melihat airmata yang turun dari mata gadis didepannya.

Evlyn tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Perasaan lagu yang gue nyanyiin tadi, gak sedih-sedih amat."

"Gak papa Kak. "

"Cengeng dasar, "goda Irshan.

Evlyn tertawa. Entah mengapa disaat bersama Irshan, hatinya menjadi tenang, bagaikan taada beban yang dipikulnya saat ini.

Cowok itu sangat bisa membuat orang kembali tertawa dengan caranya sendiri, walaupun sangat sederhana. Irshan memang hanya satu-satunya orang yang masih mau berteman denganya disekolah.

Namun tak apa, walau hanya Irshan, tapi Evlyn bagaikan masih mempunyai banyak teman. Nah, memang  i tulah Irshan.

****

Saat ini, Evlyn sedang duduk dikursi dekat parkiran,ia sedang menunggu kakaknya. Dengan ditemani thai tea yang ia beli dikantin tadi, ia bersedia menunggu lama kakaknya itu.

Untuk kali ini ia mencoba memberanikan diri. Dirinya memang tak bersalah, jadi kenapa harus takut? Right?  Biarkan orang berbicara apa, karena mereka mempunyai mulut.

"Lyn?"

Gadis itu terkejut, "Fani, ngagetin aja," ucap Evlyn.

Fani tersenyum lalu duduk disamping Evlyn. "Nungguin ka Cheryl ya? "tanya Fani.

Evlyn mengangguk. "He'em."

"Lo sih? Nungguin siapa? "lanjut Evlyn bertanya.

"Bima, "ucap Fani sambil menunjuk kearah cowok yang sedang memarkirkan motornya untuk keluar dari parkiran.

Evlyn tersenyum getir. "Udah jadian sama Bima?" tanya Evlyn.

"Bentar lagi kayanya. Do'ain ya Lyn,"kata Fani sambil menyengir.

Evlyn mengangguk saja sambil ikut tersenyum dengan Fani. Walaupun, ada satu goresan yang melukai hatinya.

"Ouh ya, Lyn. Bentar lagi, bakalan ada pemilihan King and Queen baru, lo udah tahu belom?"

"King and Queen? Gue gak tau. "

"Yah benerkan, kalo anak-anak gak ngasih tahu lo, kayanya mereka masih benci deh Lyn sama lo. Em, tapi mungkin mereka lupa sih."

"Gapapa. Lo nyalonin?"

"Iya dong, sama Bima," ucap Fani. "

"Penting banget adek gue harus tau soal itu?"

Evlyn dan Nara langsung menoleh kesumber suara.

Gadis dengan seragam ketat dan juga warna rambut melanggar aturan sudah berdiri didepan mereka  sambil melipatkan kedua tangannya didada.

Fani berdiri dari duduknya. "Ka Cheryl. Halo kak, "sapa Fani.

"Gue gak punya kenalan orang cupu kaya lo, "ucap Cheryl menusuk hati Fani.

"Tapi kayanya kita harus kenalan deh Kak. Soalnya si cupu yang kakak maksud itu, udah gak ada. "kata Fani.

"Lyn, gue duluan ya.  Bye." lanjut Fani.

*****

Terimakasih telah membaca;)
Vote and comment;w

Follow ig ku
@sel_salsabila

Subang, 22 November 2019

STS[1]: LIBRA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang