25 - Kembali ke Bandung

1.1K 318 59
                                    


Sabella Irena Rizka tentu tidak bisa memberikan jawaban 'tidak' ketika sang suami meminta izin untuk mengambil project pekerjaan di Bandung. Baginya, ini adalah kesempatan besar untuk Alvin. Dan hal ini tidak boleh disia-siakan begitu saja. Mungkin, memang Tuhan menjawab doanya. Melalui Windy yang menawarkan Alvin pada kampusnya untuk menjadi fotografer di photoshoot hasil karya Adibusana mahasiswanya.

Windy sudah menjanjikan bahwa dia akan kembali mengabari sekitar satu minggu lagi perihal jadi atau tidaknya Alvin dipakai sebagai fotografer. Dan selama seminggu itu pula, setiap kali selesai beribadah Bella selalu memohon agar Alvin diberi kelancaran. Mudah-mudahan ini memang rezekinya Alvin dan Bella.

Tentu ada sebuah resiko yang harus Bella terima kalau dia mengizinkan Alvin pergi ke Bandung. Photoshoot 120 baju itu pasti memakan waktu yang lama. Belum lagi berdiskusi masalah bayaran, tempat, dan hasil jadi yang  pastinya akan diminta berbeda-beda setiap pakaiannya. Dan Bella mau tak mau harus sendirian di Tangerang. Tapi tidak apa-apa, hitung-hitung dia belajar mandiri hidup jauh dari suami. Lagian, sepertinya paling lama pun sekitar dua minggu. Mudah-mudahan saja.

Hari ini adalah hari yang dijanjikan oleh Windy untuk mengabari pada Alvin. Katanya sih, paling telat Windy akan menelpon pada jam makan siang. Sekitar pukul 12. Makanya sejak tadi Alvin yang duduk di sofa ruang depan itu tak lepas dari memegang ponsel. Menanti telepon masuk dari Windy.

"Jam 12 nya masih setengah jam lagi, Sayang." Kata Bella menyusul duduk di sebelah suaminya.

"Iya, Yang. Tapi aku udah nggak sabar. Deg-degan nih." Ujar Alvin.

Bella tersenyum. Dia meraih tangan kiri suaminya untuk digenggam. "Mudah-mudahan ini rezekinya kita yaa Vin." Kata perempuan itu.

Alvin mengangguk. Dia meraih kepala Bella untuk dicium keningnya dengan mesra.

"Aamiin, Sayang. Kalo ini bukan rezekinya kita, semoga diganti sama yang lain ya. Yang lebih baik daripada ini." Kata pria itu.

Alvin tahu. Akan ada dua kemungkinan yang ia terima hari ini. Antara dirinya jadi dipakai atau bahkan tidak jadi. Dan dia sudah siap apapun hasil yang Windy beritahu padanya nanti. Dia percaya kalau rezekinya bukan disini, mungkin nanti Tuhan akan memberinya lewat hal lain. Yang semoga saja bisa lebih baik dari ini.

Sebelum jam benar-benar menunjukkan pukul 12 pas, ponsel Alvin bergetar. Ada pesan masuk.

Dari Windy.

Windy F K
Alviiiiiin
Alhamdulillah
Kata koordinator dosen matkulnya
Dia pilih kamu buat jd fotografer nanti
Mau kaaan
Kabarin aku abis ini yaaa
Nanti aku kabarin lg buat rapat pertama
Semangaaaat alvin q

Apa Alvin tidak salah baca?

Dia sampai menyodorkan ponselnya pada Bella. Meminta perempuan itu untuk membaca juga dan menyamakan poin penting yang mereka dapatkan dari pesan Windy tersebut.

Bella menganggukan kepala. Matanya berkaca-kaca karena merasa bahagia.

"Alhamdulillah, sayang." Bisik Bella kemudian memeluk suaminya.

"Sumpah Bell? Aslian ini teh? Aku dapet kerjaan?"

Bella menganggukan kepalanya sekali lagi. Meyakinkan sang suami bahwa dia akan mendapatkan penghasilan lewat pekerjaan yang ia dapatkan kali ini.

"Alhamdulillah, Bella. Sumpah, aku seneng banget. Bell."

Alvin juga berkaca-kaca. Saking bahagianya dia tak berhenti menciumi kening sang istri. Dilanjut dengan mengucap rasa syukur kembali dan mengusap perut istrinya yang mulai membesar.

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang