3 - Pertama Kali

2.1K 456 43
                                    

Sebetulnya, tidak ada dalam bayangan Bella bahwa setahun enam bulan setelah ia resmi menyelesaikan pendidikannya dan menyandang gelar S.Pd, dia masih akan tetap tinggal di Bandung dan tetap menjalin hubungan baik dengan anak-anak Nolabel yang semakin sukses. Dulu, ia berniat untuk ikut kedua orangtuanya ke Yogyakarta dan tinggal disana saja setelah kuliahnya selesai. Akan tetapi, beberapa hal membuat gadis cantik itu harus tetap tinggal di Bandung.

Bella sudah sepenuhnya tahu tentang Bandung. Kadang ketika harus menyetir sendirian kemana-mana, dirinya tidak pernah menggunakan aplikasi penunjuk jalan lagi. Dia tahu beberapa jalan tikus agar terhindar dari kemacetan. Dia juga tahu jam-jam rawan macet yang menjadi peringatan bahwa dirinya lebih baik diam di apartemen dan tidak usah berpergian.

Oh ya, Bella masih sering main-main ke markasnya anak-anak Nolabel. Sekarang studio mereka sudah lebih bagus dan kadang-kadang mereka dapat panggilan memotret untuk buku tahunan sekolah, acara pernikahan, dan lain-lain. Bella ikut senang untuk mereka yang semakin hari semakin sukses buah dari kerja keras mereka.

Hari ini setelah semua kegiatannya selesai, Bella berniat untuk mampir ke markas Nolabel dan akan membawakan oleh-oleh dari Yogyakarta yang baru saja dikirimkan oleh Ibu dan sampai di Bandung tadi pagi. Untuk saat ini, teman-teman terbaik Bella di Bandung memang hanya anak-anak Nolabel dan juga beberapa kawan seprofesinya. Selain itu, Bella lebih suka menyendiri dan melakukan semuanya seorang diri. Dia pikir, untuk apa dia berteman dengan orang banyak kalau dirinya masih bisa melakukan semuanya sendirian? Hm.. Ada sih teman-teman, tapi mereka tinggal di Jakarta.

Kapan-kapan ingatkan Bella untuk mampir ke Jakarta dan menemui mereka.

Begitu sampai di halaman markas Nolabel, Bella memarkirkan mobilnya di pinggir Vario hitam kepunyaan Ikhsan. Sore ini agak sepi, mungkin karena beberapa ada yang tengah berkegiatan di luar. Di parkiran pun hanya ada sebuah mobil hitam dan motor Ikhsan serta Mas Gilang.

"Aa', ada tamu."

Baru saja hendak masuk, Bella dikejutkan oleh perempuan berusia jauh lebih muda darinya yang tampak kebingungan melihat Bella seleluasa itu di tempat ini.

"Tamu siapa, Neng? Oh, Bella."

****

"Kamu pindah gih ke belakang, ada Teh Isyana juga."

Si anak keras kepala alias Yerim, menggelengkan kepalanya tegas dan tidak mau berpindah ke jok belakang sesuai intruksi Kakaknya.

Dia malah sibuk memainkan ponsel punya Alvin. Sesekali mengambil foto selfie dirinya. Membuat Alvin mendengus kesal dan merasa tidak enak hati karena Isyana yang harus duduk di jok belakang akibat Yerim yang tidak mau mengalah. Padahal Yerim hanya numpang ikut jalan-jalan dengan Alvin dan Isyana.

Ketika SMA dulu, Alvin hanya mampu mengajak Isyana jalan-jalan naik angkot, sesekali pakai motor butut kalau dia bisa lolos dari si cerewet Windy. Sekarang mereka sudah beberapa langkah lebih maju, Alvin sudah punya mobil sendiri. Meskipun itu peninggalan Ayahnya. Dan Alvin merasa bangga betul karena dirinya dan Isyana berjuang dari susah hingga bisa senang seperti ini. Alvin harap, hubungannya dengan Isyana akan tetap terjalin baik dan mereka akan segera ke pelaminan kalau Alvin sudah selesai kuliah dan punya pekerjaan yang bagus.

"Kamu gak papa di belakang, Na?" Tanya Alvin merasa tak enak hati.

"Eh, iya. Gak papa kok, Vin." Jawab Isyana seadanya.

Mobil yang dikendarai oleh Alvin melaju meninggalkan halaman rumah Isyana. Hari ini mereka akan jalan-jalan ke Bandung Indah Plaza yang paling dekat dengan rumah Isyana. Yerim minta dibelikan boneka dan juga sepatu.

"Teh Isyana nanti bantuin aku cari boneka yang baguuuus banget. Ya?" Pinta Yerim pada Isyana.

"Iya Yerim."

"Abis itu aku mau makan yaaaa, Aa'. Nanti Teh Isyana temenin aku beli crepes mau gak?"

Nah, bawelnya mulai.

Mirip Windy Faradina Kusumah.

"Mau kok, Yerim."

"Teh Isyana tau gak kalo beli sepatu perempuan yang bagus dimana?"

"Aduh, aku nggak tau, Yerim."

"Neng, udah atuh kamu mah meni bawel pisan." (Bawel banget) Tegur Alvin membuat Yerim diam seketika.

"Ihh iyaa!! Maaf maaf."

Alvin tahu bahwa Isyana memang selalu canggung pada Yerim alias si anak banyak bicara. Waktu pertama kali ke rumah, Isyana juga hanya diam-diam saja. Dia hanya akan berbicara kalau Bunda dan Yerim bertanya. Selebihnya gadis itu duduk manis di sofa ruang tamu.

Tapi diluar itu semua, Alvin tahu bahwa Isyana adalah gadis yang baik hati. Isyana sangat menyayangi keluarga Alvin. Terbukti dari seringnya dia bertanya tentang kesehatan Bunda. Dia perhatian pada Bunda dan Yerim, namun tidak bisa menunjukkannya di depan mereka berdua.

****

"Mbak Bella punya mobil sendiri ya?"

Entah bagaimana ceritanya, Yerim begitu betah bersama Bella dan terus melontarkan pertanyaan yang tiada henti sejak tadi. Membuat Alvin merasa tak enak, namun tak berani menegur juga. Biar bagaimanapun, dia sedang menjaga jarak dengan Bella agar gadis itu tidak merasa diberi harapan palsu olehnya.

Sepulang jalan-jalan bersama Isyana, mereka memang mampir ke Nolabel karena Alvin punya kepentingan untuk membicarakan sebuah project pemotretan di tanggal 5 bulan depan, untuk dia dan juga Gilang.

Menghadapi kebawelan Yerim, Bella justru sangat antusias. Dia akan balik bertanya kalau Yerim bertanya. Dia juga selalu tertawa dan melempar senyum manis.

Halah, basi. Pikir Alvin dalam hati. Bella pasti bersikap baik pada Yerim untuk mendapat perhatian darinya.

Tapi maaf, Bella. Sampai kapanpun Alvin hanya akan tetap menganggap Bella sebagai teman saja. Atau mungkin kalau Bella tetap ngotot untuk mencari perhatian lewat Yerim, Alvin bisa saja berbalik dan membenci gadis yang usianya lebih tua itu.

"Mbak Bella mau gak abis ini anter aku jajan ke Indomaret?" Tanya Yerim.

"Ayoook!! Kita jajan yuk. Yerim mau beli apa?" Tanya Bella balik.

"Mau beli coklaaaat! Ayoo!!"

Keduanya tertawa senang.

Alvin yang tengah sibuk mengobrol dengan Gilang pun sampai menoleh sedikit. Mengintip apa yang dilakukan oleh mereka berdua.

"Mbak Bella tau gak beli sepatu yang bagus dimana?" Tanya Yerim kemudian.

Ketika jalan-jalan tadi Yerim tidak jadi beli sepatu. Anak itu merasa canggung karena ketika ia meminta ditemani mencari sepatu kepada Isyana, gadis itu  kelihatan malas-malasan. Yerim sempat bilang pada Alvin. Namun kata Alvin, mungkin Isyana tengah kelelahan karena tadi malam gadis itu menangis setelah bertemu dengan Papanya.

"Dimana yaa? Mbak gak tau sih, tapi nanti kalo Mbak tau, Mbak kabarin Yerim ya. Kalo nggak, kita cari sama-sama. Mau gak?"

"Mauuu!!! Aku mau sepatu baru. Tadi mau beli tapi gak jadi."

Hmmm, kalau gitu...

"Nanti kita beli yuk. Mbak main deh ke rumah Yerim, abis itu kita jalan-jalan beli sepatu."

Yerim mengangguk senang.

Bella kemudian bingung.

Bagaimana dia menepati janjinya sementara dia sendiri tidak tahu dimana tempat tinggal Yerim?

Tapi,

Tidak apa-apa. Itu biar dipikirkan lagi. Yang penting sekarang Bella senang sekali karena untuk pertama kalinya, dia bisa berinteraksi sedekat ini dengan orang terdekat Alvin.

****

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang