Hari selasa sore, Bella baru saja selesai mengajar anak-anak les nya ketika terdengar suara mesin mobil berhenti di depan rumahnya disusul dengan suara pintu yang dibanting dan pagar yang digeser.
Perempuan yang tengah melipat karpet serta menyusun meja kecil di sisi ruangan itu segera beranjak untuk melihat siapa gerangan yang datang. Dan ia begitu terkejut karena mendapati mobil miliknya ada disana. Itu berarti Alvin pulang!
Jantung Bella berdegup kencang. Sejujurnya dia takut bertemu Alvin perihal masalah hari sabtu kemarin. Menurut Bella, Alvin masih marah padanya karena tidak berkabar soal dirinya yang akan kontrol ke dokter kandungan.
Bella mengaku salah karena tidak jujur pada Alvin sejak awal. Tapi dia punya alasan jelas kenapa dia tidak berkata jujur pada suaminya. Karena dia ingin Alvin fokus bekerja saja. Apalagi, project ini merupakan pekerjaan pertama Alvin punya peluang yang sangat besar untuk kelanjutan karir Alvin ke depannya. Lagipula, dia masih bisa sendirian. Sejak dulu pun, Bella terbiasa sendiri.
"Hai, sayang." Sapa Alvin pada Bella yang malah melamun seraya bersandar ke sisi pintu, "kok melamun, hm?"
Alvin meraih kepala Bella, dia celingukan ke kiri dan kanan lalu setelah merasa tidak ada siapapun, dia mendaratkan ciuman manis di kening istrinya itu.
Bella langsung mendapatkan kesadarannya lagi.
"Kamu nggak marah sama aku?"
Alvin menggeleng. Dia memegang bahu Bella untuk di dorong dengan pelan masuk ke dalam rumah. Kemudian dirinya menutup dan mengunci pintu.
"Maafin aku ya, kemarin aku kalut. Aku khawatir banget sama kamu makanya aku kayak gitu. Maafin aku Bell, maafin Papa sayang."
Alvin berlutut di depan Bella yang duduk di atas sofa. Dia menciumi perut istrinya dari balik blouse yang dikenakan Bella.
"Nggak papa, sayang. Tapi jangan kayak gitu lagi ya. Aku takut." Bisik Bella seraya mengelus rambut Alvin yang lagi-lagi sudah mulai gondrong.
"Maaf banget, Yang. Maaf." Alvin menyandarkan pipinya di paha Bella, dia melingkarkan tangan ke pinggang istrinya itu. "Maafin Papa yaa, Sayang. Adek kangen sama Papa? Mau Papa peluk?"
Dengan begitu, Alvin kembali mengangkat wajah dan memberikan senyum lebar pada Bella. Dia berdiri, mengulurkan tangannya untuk mengajak Bella masuk ke dalam kamar.
"Apaan sih?" Tanya Bella malu-malu.
"Pelukan. Kangen." Bisik si suami tampan itu.
"Ih kagok sayang, udah jam 5. Tutupin gorden dulu yaa." Kata Bella.
Lagipula dia juga belum selesai beres-beres.
"Ya udah. Aku ke kamar duluan." Kata Alvin.
"Mandi sekalian gih, biar keteknya gak bau acem." Ujar Bella jahil sambil menepuk-nepuk lengan suaminya.
"Oooh jadi kata kamu ketek aku bau acem? Mau nyium ketek bau acem? Sini sini."
Bella menjerit tertahan saat Alvin malah mendekatinya dan mengangkat tangan, memerintah agar Bella mencium ketiaknya.
Iwwhhh...
*****
Alvin manyun. Dia kesal karena Bella tidak juga masuk ke dalam kamar padahal wanita itu bilang dia hanya akan menutup gorden, mengunci pintu, serta menyalakan lampu-lampu. Tapi sudah satu jam istrinya Alvin itu tidak masuk ke dalam kamar. Kemana sih, dia?
"Sayaaaaang." Panggil Alvin seperti anak kecil.
Dari arah dapur--sepertinya, terdengar jawaban. "Iyaa yang, aku lagi goreng ayam. Kenapaa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔
FanfictionSiapa yang menyangka bahwa gadis yang paling tidak Alvin sukai sedunia, kini hampir menjadi istri dari pria itu?