32 - Perasaan Lama

1.2K 292 320
                                    


Isyana menatap amplop coklat berisi uang yang disodorkan Alvin padanya. Ada setitik rasa ragu di dalam hatinya yang membuat Isyana tak langsung menerima pemberian dari Alvin itu.

"Mbak Bella udah tahu kamu pinjemin uang ke aku?" Tanya Isyana.

Alvin mendadak gelagapan. Masalahnya, dia tidak bilang apapun pada Sabella alias istrinya itu. Bahkan sampai detik inipun Alvin belum menghubungi Bella lagi. Pesan Bella yang mengirim tanda bukti transfer uang tadi sore pun hanya dibaca saja olehnya. Tidak dibalas apalagi diberi terimakasih.

"Belum ya?" Tanya Isyana sekali lagi.

Dia mendorong amplop itu menjauh. "Ambil lagi aja sama kamu. Kalo Mbak Bella gak tahu, aku gak mau." Kata gadis itu.

"Na, pake aja." Perintah Alvin.

"Tapi Mbak Bella nggak tahu, kan? Nggak usah, Vin."

Alvin akhirnya memutuskan untuk berdusta, "Bella tahu. Dia titip salam juga buat kamu dan Audy."

Isyana diam sejenak.

Kalau ditolak, dia bingung harus mencari pinjaman kemana lagi. Kalau diterima, dia takut kalau ternyata Alvin justru berbohong kepadanya. Dia harus bagaimana? Uang ini harus segera dibayarkan ke rumah sakit.

"Na." Tegur Alvin, meraih tangan Isyana yang menganggur di atas paha gadis cantik itu.

"Aku jadi gak enak sama Mbak Bella." Bisik Isyana.

Dia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Alvin. Namun pria itu menahannya dengan cara meremas tangan Isyana dan mengeratkan pegangannya.

"Gak papa, pake aja Na. Bella gak papa kok."

"Tapi nanti aku kembaliin uangnya ya. Mungkin aku cicil. Gak papa kan?"

"Gak usah, Syana. Pake aja. Uang itu punya kamu. Buat kamu dari aku dan Bella." Kata Alvin meyakinkan sekali lagi.

"Pokoknya uang ini bakal aku kembaliin ke kalian, Vin. Makasih sebelumnya ya." Kata Isyana akhirnya.

Dia menerima amplop yang diberikan Alvin kepadanya. Kemudian memberikan senyum manis yang begitu lebar pertanda bahwa dia merasa lega karena biaya operasi Audy bisa terbayar.

"Makasih banyak." Katanya lagi.

Detik itu juga Alvin menyadari, bahwa senyum lebar Isyana mengembalikan segala memori kisah kasih asmaranya selama masa SMA dulu.

****

Pukul 11 malam, Bunda terbangun karena mendadak ingin minum air putih. Beliau keluar dari kamar dan tampak mengetutkan kening saat melihat pintu kamar sang menantu yang tak tertutup sempurna. Lampunya juga masih menyala.

Pelan-pelan, beliau mengetuk sebentar sebelum membuka pintu kamar Bella.

"Bella." Panggilnya.

Bunda panik tak terkira saat mendapati suhu tubuh menantunya yang tak seperti biasa. Ini pasti gara-gara tadi sore Bella keluar rumah dan panas-panasan.

"Mbak, pusing?" Tanya Bunda.

Bella yang berbaring seraya memejamkan mata itu hanya mengangguk pelan. Kepalanya pusing sekali. Tenggorokannya tidak enak dan rasanya seluruh tubuh Bella sakit.

"Ke dokter yuk?" Ajak Bunda.

"Gak usah, Bun. Bella cuma kecapekan aja." Kata perempuan itu.

Tadi sore setelah pulang dari bank dia memang langsung beristirahat karena mendadak kepalanya pusing. Dia pikir itu hanya efek kepanasan dan akan segera sembuh setelah dirinya istirahat sebentar. Tapi lama kelamaan rasa pusing itu tak kunjung hilang. Malah semakin menjadi-jadi.

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang