28 - Terbiasa Sendiri

1.1K 308 128
                                    


Bella mengusap air mata yang tanpa sadar turun membasahi pipi. Hatinya sungguh nyeri saat ia melihat beberapa ibu hamil yang kontrol ke dokter kandungan ditemani oleh suaminya. Sementara dia, hari ini datang bersama Ibu Karmyla dan juga Ara.

Tadi subuh sebenarnya dia ingin bilang pada Alvin bahwa hari ini adalah jadwal cek up ke dokter dan ia ingin ditemani oleh suaminya itu. Namun ia tidak mau membuat Alvin malah batal pergi dan pekerjaannya jadi terbengkalai. Lagipula dia juga masih punya Bu Karmyla atau Mamah yang sejak kemarin menawarkan diri untuk mengantar Bella ke dokter.

"Kok malah nangis?" Tanya Mamah merangkul bahu Bella, "kangen ya sama A Alvin?"

Bella menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, Mah. Kelilipan aja."

Mamah tidak berkata apa-apa lagi. Beliau kemudian menyibukkan dirinya dengan mengajak Ara mengobrol. Beliau tahu kalau Bella baru saja menangis karena pasti merasa sedih tidak diantar kontrol ke dokter oleh suaminya. Sepenuhnya Mamah pun mengerti bagaimana rasanya ditinggal jauh oleh suami karena kebetulan Papanya Ara pun bekerja di luar pulau Jawa. Pulangnya paling cepat hanya 2 bulan sekali.

Selesai berkonsultasi dengan dokter, rasa sendu dalam diri Bella perlahan berkurang. Perempuan itu cukup terhibur dengan pernyataan dokter yang mengatakan bahwa bayi di dalam perutnya sangat sehat. Bella juga diminta untuk tidak banyak pikiran, lebih rajin lagi makan makanan sehat, dan tidak kecapekan.

****

"Apa ini, Mo?"

Isyana Rachelia yang malam itu kedatangan tamu tampak mengerutkan kening melihat Monica yang menyodorkan amplop ke arahnya.

"Ini ada sedikit buat bantu biaya rumah sakit Audy, Na."

"Gak perlu ngerepotin gini, Mo. Ya ampun, aku jadi gak enak ih."

"Gak papa, Nana. Ini juga bukan dari aku doang kok. Dari Alvin juga."

Apaa?
Isyana tidak bisa menahan diri dari keterkejutannya. Bagaimana bisa mantan kekasihnya itu memberi bantuan berupa uang padanya? Darimana Alvin tahu kalau Audy tengah sakit dan sesungguhnya Isyana membutuhkan bantuan?

"Kok bisa?" Tanya Isyana.

Monica duduk di samping gadis cantik itu lalu mulai menjelaskan bahwa dia dan Alvin tengah terlibat dalam sebuah project pekerjaan. Dia juga mengabari pada Isyana bahwa saat ini Alvin kelihatannya sukses sekali. Dia berubah menjadi lebih keren. Dan sepertinya, Monica berpikir bahwa Isyana akan jatuh cinta lagi pada Alvin kalau dia bertemu dengan pria itu.

"Aku bakal usahain ya biar kamu ketemu sama Alvin, Na." Kata Monica.

Isyana buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mau bertemu Alvin lagi. Sekarang pun, dia berniat untuk mengembalikan uang yang diberikan Alvin kepadanya. Sungguh dirinya merasa tidak enak. Mengingat hubungan mereka sudah selesai, yang berarti seharusnya tidak ada hal apapun lagi diantara mereka.

"Ihh naha ai kamu gak mau ketemu Alvin lagi, Na?" (Ih kenapa kamu)

"Aku mah udah gak ada urusan apa-apa lagi sama Alvin. Ngapain harus ketemuan lagi?"

"Nanaaa, aku teh pengen kalian ketemuan teh biar saling jatuh cinta lagi."

Tidak perlu. Tanpa bertemu pun, Isyana masih tetap akan jatuh cinta pada Alvin. Dulu, kemarin, saat ini, bahkan mungkin besok dan seterusnya. Rasa cinta Isyana pada Alvin masih sama.

Akan tetapi, Isyana mengerti bahwa Alvin sudah beristri. Dan tidak akan mungkin mereka bisa bersatu lagi. Makanya dia lebih memilih memendam perasaan itu sendiri. Biar dia dan Tuhan yang tahu, betapa sayangnya Isyana pada Alvin.

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang