7 - Menjauh

2.1K 481 213
                                    


Sudah dua minggu berlalu sejak insiden ciuman di apartemen Bella. Selama itu pula lah Alvin dan Bella tidak pernah bertemu lagi. Bella juga sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya di Nolabel, padahal Alvin sudah hampir setiap hari stay disana hanya untuk bertemu Bella.

Untuk apa Alvin bertemu Bella?

Dia sendiri juga tidak tahu kenapa. Setelah dia dengan bodohnya mencium Bella dan menyentuh dadanya, tiba-tiba perasaan dalam diri Alvin kepada Bella berubah. Alvin menarik kata-kata yang pernah mengatakan bahwa ia tidak akan pernah tertarik pada Bella.

Waktu itu setelah Bella masuk ke dalam kamar dengan wajah merona menahan malu, Alvin mengejar dan terus mengetuk pintu kamar Bella. Dia terus berkata bahwa dirinya minta maaf. Sungguh, Alvin merasa bersalah dan menyesal telah melakukan hal tersebut kepada Bella. Entah setan dalam diri Alvin yang mana yang membisiki untuk melakukan kegiatan enak itu pada Bella. Terlalu banyak setan dalam diri Alvin.

Malam itu, karena Bella yang tak kunjung membuka pintu kamarnya, Alvin akhirnya menyerah dan dia berbaring di atas sofa sambil terus membayangkan hal yang tadi ia lakukan. Apa-apaan, sih dia? Kenapa bisa-bisanya Alvin melakukan hal itu pada Bella? Pada Isyana yang merupakan kekasihnya saja dia tidak berani, dia tidak pernah memiliki niat dan keinginan untuk mencium Isyana. Tapi, kenapa pada Bella dia malah kelepasan?

Keesokan paginya, Alvin terbangun dan mendapati pintu kamar Bella terbuka. Ada suara ribut juga dari dapur. Makanya ia buru-buru beranjak ke dapur. Dia mendapati Bella tengah menuangkan air dari dispenser ke gelas besar. Sepertinya dia tengah membuat sesuatu.

"Bell." Panggil Alvin.

Bella yang pagi itu keluar kamar dengan pakaian yang lebih panjang, menoleh sedikit. "Ya?"

"Hmm.." Alvin menggaruk tengkuknya, "maaf soal yang semalem."

"Hah?"

Kembali, kedua pipi Bella merona malu. Apalagi saat Alvin mendekat dan berdiri di sampingnya. Lutut Bella melemas. Dia suka bau keringat Alvin di pagi hari. Dia suka melihat rambut khas bangun tidur Alvin.

"Aku malu." Bisik Bella menangkup kedua pipinya.

Mendapati itu, Alvin terkekeh gemas. "Kenapa mesti malu?"

Bella menggeleng.

Yang tadi malam itu, sebetulnya dia tidak akan kabur ke kamar kalau Alvin tidak menatapnya dengan penuh damba. Dia salah tingkah karena dia juga menginginkannya dan sangat menyukai sentuhan tangan dan bibir Alvin.

"Maafin aku soal semalem, Bell. Aku nyesel."

Oh, jadi Alvin menyesali apa yang ia perbuat semalam? Padahal Bella menerimanya dan tidak sampai kepikiran untuk menampar atau menendang pria tidak sopan itu. Ya, tidak sopan. Berani-beraninya dia mencium Bella, perempuan yang bukan pacarnya.

Pacar.

Hal itu membuat Bella tersadar bahwa Alvin sudah punya perempuan lain dan Bella bukanlah siapa-siapa untuk Alvin. Sejak saat itu, Bella mulai menjaga jarak. Dia merasa berdosa karena telah menginginkan pria yang sudah punya kekasih. Betapa tidak tahu dirinya dia.

Dalam waktu dua minggu ini Bella tidak berkunjung ke Nolabel bermaksud untuk menghindari Alvin. Dia juga selalu banyak alasan kalau Oji atau Ikhsan bertanya kapan Bella akan datang ke Cikutra. Pokoknya, dia tidak mau bertemu Alvin lagi. Entahlah, dia mau marah atau mungkin kecewa karena Alvin menyesali apa yang ia lakukan.

Duh, Bella. Harusnya sadar diri saja. Mana mungkin Alvin sengaja menciumnya karena pria itu tertarik pada Bella. Tidak. Tidak akan pernah terjadi.

****

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang