36 - Membongkar Rahasia

2.6K 439 272
                                    

⚠️⚠️⚠️
Mengandung kata-kata kasar. Silahkan ambil posisi paling nyaman, dan jangan lupa tinggalkan komen ehehehee

****

Muhammad Baihaqi Fakhrurrozi atau yang lebih akrab disapa Oji, menjadi orang yang paling menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan Alvin hari ini. Di hari ke 5 pekerjaan mereka, Alvin mendadak jadi pendiam. Dia lesu, dan lingkar hitam di sekitar matanya menjadi tanda yang begitu jelas bahwa ada sesuatu yang tengah menimpa Alvin.

Belum lagi, tadi malam Alvin juga tidak pulang ke Cikutra. Tahu-tahu, setelah subuh dia ada di halaman depan. Numpang mandi sebentar, lalu segera bersiap untuk berangkat ke Batununggal.

Sebenarnya Oji ingin sekali menegur Alvin yang juga berkali-kali tidak fokus. Diajak mengobrol kadang tidak nyambung. Diajak bercanda dia hanya tertawa garing. Sebagai teman yang baik, tentu Oji ingin tahu apa masalah Alvin. Mungkin saja dia bisa membantu meringankannya.

Hari ini merupakan hari terakhir mereka bekerja, oleh karena itu ketika pemotretan berakhir pada pukul 4 sore, seluruh kru yang bertugas melakukan foto bersama dan memanjatkan rasa syukur dan terimakasih untuk kelancaran proyek selama 5 hari ini. Alvin bahkan diminta berfoto berdua oleh Monica. Membuat Oji dan Icam tersenyum sinis melihat bagaimana wajah penuh binar Monica saat dia berdiri di samping Alvin.

"Mudah-mudahan kita bisa kerja bareng lagi ya, Vin." Kata Monica.

Alvin mengangguk dengan ramah kala itu.

Oji dan Icam mengira bahwa Alvin tidak akan pulang bersama karena biasanya Alvin selalu buru-buru pergi. Tapi kali ini, pria itu bahkan meminta Oji dan Icam agar menunggu dirinya yang masih merapikan properti. Aneh sekali, kan?

"Maneh asa beda, Vin. Naha?" (Perasaan kamu keliatan beda. Kenapa?) Tanya Oji ketika mereka tengah di perjalanan.

Alvin tertawa garing, "haha, beda kumaha?"

Dari jawaban Alvin saja, Oji dan Icam sudah menyimpulkan bahwa Alvin tengah menyembunyikan sesuatu. Dan mereka harap, sesuatu itu tidak berhubungan dengan seseorang yang tengah mengandung anaknya Alvin.

"Ah beda we. Maneh teh kunaon?" (Kamh kenapa) Sekali lagi, Oji bertanya.

Alvin mengusap seluruh wajahnya dengan tangan kiri. Dia berpikir dalam hati, hebat juga Oji bisa mengetahui bahwa ada sesuatu yang aneh yang menyebabkan dirinya bersikap beda.

"Ah biasa aja urang mah," jawab Alvin pada akhirnya.

Dia tidak mungkin bilang pada Oji sekarang. Bisa-bisa Oji menghajarnya dan mobil mereka akan kecelakaan. Bahaya.

"Ai maneh mau balik ke Tangerang dulu gak, Vin? Kasian atuh Mbak Bella sendiri. Kangen meren maneh ge hayang eta." (Kalo kamu, mungkin kamu juga pengen itu) Goda Icam jahil.

Lagi-lagi, Alvin terkekeh garing, "lagi hamil atuh istri aing teh."

Berbicara tentang Bella, untuk kesekian kalinya Alvin selalu lupa untuk membalas pesan perempuan yang berstatus sebagai istrinya itu. Nanti saja lah, kalau sudah sampai di Cikutra. Dia juga mau meminta izin untuk menginap dulu di Cikutra sampai hari minggu, baru setelah itu dia akan pulang ke Tangerang.

Sesampainya di studio Nolabel, Alvin mendapati ponselnya dalam keadaan mati. Kehabisan baterai. Buru-buru pria itu mengisi daya sementara dia ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan diri.

Semua orang tampak sibuk. Di balik perasaannya yang tengah berkecamuk di dalam hatinya, Alvin merasa sendiri. Dia butuh teman untuk mencurahkan isi hatinya yang tengah bimbang ini, tapi siapa? Bahkan Oji yang merupakan teman dekatnya pun kini sibuk dengan ponsel. Mungkin tengah mengabari kekasihnya. Sedangkan Dimas yang merupakan orang terpercaya Alvin, sudah beberapa hari ini tidak Alvin temui karena dia sibuk. Jarang ke Nolabel.

[3] Kim - kthxbjh (Lokal Ver) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang