Letha selalu menanti saat di mana dia menjadi pengantin wanita, memakai gaun putih gading dan berjalan anggun di atas panggung dengan tepuk tangan tamu undangan sebagai sambutan. Ya, dia pernah merasakannya. Dan kini dia benci mendapati fakta kalau...
HAI MESKI TAU GAK ADA YANG NUNGGUIN TAPI HAI!!!!! WKWKWK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ⓝⓝⓝ
Kantor berjalan seperti biasanya, peluncuran majalah yang sempat membuat seisi kantor menjadi kelabakan berjalan dengan lancar. Meski memang betul bahwa kinerja Jaehyon tidak seganas sebelum ia bertemu dengan Letha, namun tetap saja pria itu masih bisa menunjukan performanya berjalan seperti biasanya, peluncuran majalah yang sempat membuat seisi kantor menjadi kelabakan berjalan dengan lancar.
Hari ini Letha merasa kalau ia diberi sedikit kelonggaran untuk bernapas dengan bebas, Letha sedang duduk santai sembari menyesap teh hangat rasa lemon dan kayu manis. Mini bar tidak pernah terasa begitu menyesakkan sebelum dia datang.
Letha tidak pernah menduga kalau Jaehyon bakal keluar ruangan untuk menyeduh kopi. Padahal selama Letha bekerja di sini, jarang adanya Jaehyon keluar ruangan. Kalau tidak untuk urusan bisnis, memantau kinerja semua divisi.
Dan bertemu Letha.
Bodohnya Letha malah diam, ia tidak memberikan salam atau sapaan pada atasannya itu. Dalam hati ia ingin, dalam hati juga dia tidak ingin. Ucapan Wonju-kakeknya Jaehyon tempo hari membuat hidup Letha terasa ditarik ke dalam cangkang ketakutan.
Ia tidak mau berinteraksi lebih dengan Jaehyon, ia takut. Letha takut, Letha takut kalau kejadian itu terulang lagi.
Kejadian di mana ada orang asing yang datang menghancurkan isi rumahnya hanya karena ingin mencari Jaehyon yang saat itu sudah pergi entah ke mana.
Baru saja Letha akan beranjak, tegukan terakhirnya tertahan karena ternyata pria di sampingnya ini malah bersuara.
"Kau tidak mau tahu kenapa?" Jaehyon bertanya dengan penuh nada harap.
Semenit, dan Letha menjawab.
"Tidak."
"Kau kenapa?" Jaehyon bertanya. Ia berniat untuk mengungkit tentang keputusan Letha mengakhiri hubungan mereka yang baru saja dimulai. Jaehyon hanya tidak mengerti kenapa Letha malah mengakhiri hubungan mereka yang masih berumur biji jagung. "Kenapa kau seperti itu tadi malam?"
"Aku duluan," kata Letha seolah Jaehyon bukan perkara penting baginya.
Ditahan. Langkah Letha ditahan oleh pegangan tangan yang cukup kencang dari Jaehyon.
"Aku bukan tipikal pria yang begitu saja menerima kenyataan tanpa tahu penyebabnya." Jaehyon berkata tegas. Sekarang sisi sebenarnya dari Jung Jaehyon keluar, pria yang arogan, tegas, seenaknya dan dingin. "Katakan padaku alasan yang logis, dan jika bisa kuterima. Kita bisa berpisah."
"Jae," kata Letha lemas. "Ini di kantor."
"No one candisturbus." Jaehyon membalas perkataan Letha.