Letha selalu menanti saat di mana dia menjadi pengantin wanita, memakai gaun putih gading dan berjalan anggun di atas panggung dengan tepuk tangan tamu undangan sebagai sambutan. Ya, dia pernah merasakannya. Dan kini dia benci mendapati fakta kalau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen. Biar aku tambah semangat.
Tai sok kyut banget dah gue.
ⓝⓝⓝ
Letha berjalan setengah lari dari gang rumahnya menuju halte bus di pertigaan jalan, jarak rumahnya dan halte bus hanya 100 meter. Namun entah mengapa rasanya begitu jauh, sampai Letha sadar kalau bus yang seharusnya ia tumpangi telah pergi seberapa detik yang lalu.
Melihat itu, Letha sontak terkejut dan mempercepat langkahnya berusaha mengejar ketertinggalannya.
Sia-sia.
Karena nyatanya Letha malah ketinggalan bus dan terpaksa berjalan kaki. Oh ayolah, naik taksi itu mahal. Letha tidak punya uang sebanyak itu hanya untuk naik taksi menuju tempat interview.
Kalaupun ada, Jaehan lebih membutuhkannya. Karena setiap malam, anak itu selalu saja meminta sosis goreng. Tidak salah, masa pertumbuhannya sedang berlangsung. Letha juga tidak bisa menyalahkan nafsu makan Jaehan yang kadang di luar kendali. Letha pernah kelaparan karena tidak makan 2 hari. Dan Letha tidak ingin Jaehan juga ikut merasakan penderitaan yang pernah dirasakannya.
Tidak. Dan jangan pernah.
Letha akhirnya memutuskan untuk naik taksi menuju kantor yang akan mewawancarainya hari ini, sempat ia sedikit menyesal karena tidak bisa memberi Jaehan sosis goreng untuk makan malam. Tetapi Letha juga sadar kalau ini seperti pertaruhan, kalau Letha diterima kerja dengan memakai uang makan Jaehan. Maka secara tidak langsung Jaehan bisa makan sosis goreng setiap malam.
Paham?
Letha melemparkan pandangannya ke kanan dan kiri. Berusaha mencari di mana kiranya mobil berwarna kuning itu berada. Dan saat matanya mulai menangkap bayangan sebuah taksi, mulutnya terbuka selaras dengan suara yang keluar.
"Taksi!!!"
ⓝⓝⓝ
Letha berlari masuk ke dalam gedung seperti orang kesetanan. Sekilas mungkin bakal ada yang mengira kalau Letha sedang kebelet buang air besar, tak apa. Persetan dengan semua opinin publik. Yang penting Letha harus sampai di ruang interview tepat waktu.
Sesekali ibu satu anak itu melirik ke arah jam tangannya, sial! Kurang dari 5 menit lagi Letha akan terlambat. Dari yang Letha dengar, perusahaan ini sangat tidak mentolerir bilamana ada karyawan yang terlambat. Matilah dia kalau sampai terlambat bahkan sebelum menjadi karyawan.
Pintu lift terbuka, Letha segera membetulkan tata letak rambutnya juga seragam hitam putih yang kini sedang ia kenakan. Letha mulai memoles lipstik berwarna merah mate untuk pemanis di wajahnya.
Walau tanpa riasan saja sebenarnya wajah Letha sudah cantik.
"Maaf, tapi apa wawancaranya sudah dimulai?" Letha bertanya pada panitia di depan pintu masuk.